Selasa, 24 Juli 2018

KUA Enam Lingkung Wakil Sumbar di Nasional Kerja Keras dengan Inovasi Membuahkan Hasil yang Luar Biasa

Enam Lingkung--Ketua Majelis Taklim Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Yudelmi menilai teladan satu yang diraih Kepala KUA Kasmir sudah sepantasnya, dan patut diraihnya dari berbagai inovasi yang dilahirkan di kecamatan itu selama ini. Keterbatasan fisik yang dimiliki Kasmir tak membuat dia berputus asa.
"Kasmir itu sosok Kepala KUA yang rendah hati, gigih dalam bekerja, sangat dekat dengan masyarakat. Dia tak kenal lelah. Sampai tengah malam kalau ada kegiatan bersama masyarakat, dia tetap nimbrung," kata Ciuniang, sapaan akrap Yudelmi pada Singgalang, Rabu (25/7) kermarin.
Sebagai Ketua Majelis Taklim yang sekaligus Bundo Kanduang Enam Lingkung, Ciuniang memang punya banyak kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan, dan itu selalu dapat dukungan dan suppor yang penuh dari Kepala KUA Enam Lingkung Kasmir. Begitu juga pembinaan terhadap qori dan qoriah dalam MTQ yang selalu jadi perhatian tersendiri oleh Kasmir.
Sampai-sampai, kata Ciuniang, Dirjen yang datang ke KUA Enam Lingkung pada saat penilaian beberapa waktu lalu menyebut kerja yang dilakukan Kasmir adalah hasil ide dari seorang S-3. Padahal, Kasmir yang punya keterbatasan kakinya yang sakit akibat kecelakaan itu berpendidikan S-2.
"Jadi, ditetapkannya Kasmir sebagai teladan satu oleh Kanwil Kemenag Sumatera Barat, dan selajutnya akan menuju nasional, adalah hal yang amat pantas. Pemkab Padang Pariaman harus memberikan reward terhadap keberhasilan ini," ungkapnya.
Ciuniang yang juga anggota Bamus Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Enam Lingkung itu menyebutkan, inovasi terlahir adalah untuk kemudahan masyarakat Enam Lingkung. Dan itu telah dinikmati oleh masyarakat. "Seperti program Layangpadu pada saat hadir di tengah masyarakat, masyarakat akan menerima sembilan dokumen sekaligus," katanya.
"Mulai dari KK perubahan, yang sebelumnya Catin tergabung dalam KK orangtuanya, kini punya KK tersendiri. Selanjutnya, KTP juga merubah status dari bujangan atau gadis ke kawin, akte kelahiran, BPJS, surat nikah dan sejumlah dokumen lainnya," sebut Ciuniang.
Khusus di Koto Tinggi, kata Ciuniang, baru saja dilakukan kerjasama dengan Puskesmas, terkait antisipasi penyakit AID dan HIV. "Jadi, setiap pasangan yang akan melangsungkan perkawinan, harus ada dan terhindar dari penyakit demikian," ungkapnya. (501)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar