Minggu, 15 Juli 2018

24 Walinagari di VII Koto Lama Jalin Kebersamaan

VII Koto--Sebanyak 24 Walinagari di Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Patamuan dan Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman menjalin kebersamaan, lewat Forum Walinagari VII Koto lama. Aktif melakukan pertemuan sebulan sekali, guna mencari solusi dari berbagai hambatan dan kesulitan yang terjadi di tengah masyarakat nagarinya masing-masing.
"Ini pertemuan yang ketiga. Insya Allah, pada pertemuan bulan depan akan ada kepengurusan forum ini," kata Walinagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, H. Zulhendrayani, Kamis lalu saat pertemuan di Kantor Walinagari Koto Baru bersama 24 walinagari tersebut.
Zulhendrayani yang juga Ketua Forum Walinagari Kabupaten Padang pariaman itu menyampaikan, forum walinagari ini murni wadah yang akan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan. Tak ada dukung-mendukung, meskipun wadah ini terbentuk bersamaan dengan tahun politik. "Yang jelas, bagaimana kesulitan dalam mengelola anggaran nagari misalnya, bisa diatasi bersama. Termasuk juga persoalan dinamika di tengah masyarakat," kata dia.
Menurutnya, banyak di antara para calon anggota DPR, DPRD Provinsi Sumatera Barat serta calon anggota DPD RI yang menghubungi forum ini. "Bagi kita itu hal yang biasa. Yang jelas organisasi ini tidak akan memberikan dukungan secara organisatoris. Soal pilihan dalam politik nanti, itu terpulang pada person masing-masing walinagari. Sebagi walinagari, kita tentu wajib menyukseskan jalannya agenda nasional, berupa Pemilu yang di dalamnya ada Pileg dan Pilpres," sebutnya.
Sebab, kata Zulhendrayani, sebagian besar dari 24 walinagari itu merupakan orang baru dalam ranah kepemimpinan di nagari. Tentu butuh bimbingan dan masukan. Nah, inilah fungsi dari forum walinagari itu. "Sebagai orang baru, para walinagari ini kita harapan tidak membuat polemik dulu. Jalani apa alur yang ada bersama staf nagari," ungkapnya.
Menurut Zulhendrayani, para walinagari juga amat penting menjalin hubungan yang harmonis dengan semua lembaga nagari yang ada. Sebab, semua lembaga yang ada merupakan wadah penguat kerja walinagari di tengah masyarakatnya. "Yang jadi pengalaman selama ini, betapa walinagari banyak berbenturan dengan anggota Bamus-nya, dalam soal anggaran. Yang penting itu, bagaimana antara kedua lembaga ini (walinagari dan Bamus) sama-sama paham aturan," kata Zulhendrayani. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar