Selasa, 21 November 2017

Kader PMII Harus Siapkan Diri Jadi Pemimpin

Kader PMII Harus Siapkan Diri Jadi Pemimpin

Pariaman--Mahasiswa yang aktif dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus menyiapkan dirinya untuk jadi pemimpin kelak di tengah masyarakat. Melalui organisasi, mahasiswa yang aktif tidak hanya berhasil dalam bidang akademik semata, namun juga berhasil menempa dirinya dengan jiwa kepemimpinan.
Hal itu diungkapkan Pendiri PMII Kota Pariaman Armaidi Tanjung, Kamis (16/11) sore, pada pertemuan pengurus dan kader Komisariat PMII STIE Sumatera Barat di kampusnya jalan By Pass Kota Pariaman.
Pertemuan dihadiri sejumlah mantan aktifis PMII, seperti mantan Ketua Umum Komisariat PMII STIE Sumbar Iqbal, mantan Sekretaris PMII Kota Pariaman Zeki Aliwardana,  mantan Ketua PMII Padang Pariaman, Nasbi Putra Sahdil, mantan pengurus PMII Tanah Datar, Arif Rahman Putra Tanjung, dan pengurus Komisariat PMII STIE Sumbar.
Menurut Armaidi Tanjung, banyak tokoh nasional saat ini yang lahir dari aktifis kampus. Semasa berstatus mahasiswa di perguruan tinggi, mereka aktif melakukan berbagai kegiatan selain menjalani kuliah.
"Untuk itu, mahasiswa yang sudah bergabung dengan PMII di Kota Pariaman ini agar terus meningkatkan kreatifitas dan wawasan dalam melihat berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa," kata Armaidi.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PMII Kota Pariaman, Zeki Aliwardana menyebutkan, dengan adanya pemekaran nagari di Kabupaten Padang Pariaman beberapa waktu lalu, ternyata banyak perangkatnya yang diisi oleh alumni STIE Sumbar. "Jumlah nagari di Padang Pariaman yang meningkat menjadi 103 nagari, tentu membutuhkan tenaga-tenaga muda yang sedang dan sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Termasuk alumni dari STIE Sumbar ini dari pantauan di lapangan, cukup banyak yang menjadi perangkat nagari," kata Zeki Aliwardana.
Menjawab pertanyaan salah seorang mahasiswa, Zeki Aliwardana menyebutkan, untuk bisa tampil menjadi pemimpin ke depan tentu harus memiliki nilai lebih atau layak "dijual" di tengah masyarakat. Mereka yang tidak memiliki nilai lebih daripada yang lain, tidak akan sulit  menjadi seorang pemimpin.
"Selain itu, komunikasi yang tepat dan sesuai standar, juga sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin ke depan. Tanpa komunikasi yang baik dan tepat sasaran, maka pemimpin tersebut akan gagal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai seorang pemimpin," kata Zeki Aliwardana menambahkan. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar