Sabtu, 17 Juni 2017

Terungkap Dalam Musda PDPM Kota Pariaman Seorang Ketua Pemuda Muhammadiyah Harus Bisa Jadi Khatib

Terungkap Dalam Musda PDPM Kota Pariaman
Seorang Ketua Pemuda Muhammadiyah Harus Bisa Jadi Khatib

Pariaman--Musyawarah Daerah (Musda) ke-4 Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kota Pariaman, di aula Balai Kota setempat dihadiri masing-masing utusan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) se Kota Pariaman sebagai peserta, Ortom tingkat daerah sebagai peninjau.
    Hadir juga Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pariaman. Walikota Pariaman diwakili Asisten II Setdako Sukardi, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumatera Barat hadir bersama rombongan, di antaranya; Medi Hendra, Mairizal Afdhal dan Roni Hidayat.
    Ketua PDM Kota Pariaman Hasan Basri memberikan pencerahan, bahwa Pemuda Muhammadiyah adalah Ortom tertua dan dianggap paling dewasa. Muhammadiyah sangat berharap kepada Pemuda Muhammadiyah untuk bisa menjadi penerus Muhammadiyah, karena Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi kader dalam persyarikatan.
    Asisten II Setdako Pariaman Sukardi menyampaikan, bahwa Pemko dalam merealisasikan program-program kemasyarakatannya berharap banyak kepada organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah atau Pemuda Muhammadiyah secara khusus. "Muhammadiyah ataupun Pemuda Muhammadiyah adalah mitra Pemko untuk dapat berbuat lebih banyak kepada Masyarakat," kata dia.
    Medi Hendra, salah seorang pengurus PWPM Sumatera Barat menyampaikan, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Ketua Umum Saudara Dahnil Anzar Simanjuntak sangat menggembirakan Pemuda Muhammadiyah. Secara nasional, pergerakan yang sangat menginspirasi Pemuda Muhammadiyah di tingkat wilayah bahkan sampai ke tingkat daerah, tiga fokus program PWPM dan insya Allah bisa terwujud dalam periode ini.
    Menurutnya, yang tiga itu, adalah memurnikan sekaligus penguatan kader Muhammadiyah dengan Baitul Arqam Pemuda Muhammadiyah. Alhamdulillah sudah diawali dengan Baitul Arqam Madya tingkat wilayah dan kepada PDPM untuk dapat mengadakan pengkaderan tingkat daerah, yakni Baitul Arqam Dasar.
    Kemudian, kata Medi Hendra, apel Akbar Kokam se Sumatera Barat. Apel ini melibatkan potensi kader. PWPM Sumatera Barat sangat menganjurkan kepada seluruh pengurus Pemuda Muhammadiyah, mulai dari tingkat cabang sampai ke wilayah untuk memiliki seragam Kokam. Insya Allah dalam waktu dekat apel akbar 1.000 Kokam akan digelar di Padang.
    Yang ketiga, katanya lagi, adalah menertibkan periodesasi organisasi. Musda PDPM Kota Pariaman adalah Musda yang ke-12 yang dihadiri oleh PWPM Sumbar. Artinya, dari 19 kabupaten/kota di sumatera Barat, tinggal tujuh kabupaten/kota lagi yang belum Musda.
    "PWPM menargetkan tahun ini seluruh PDPM se Sumatera Barat sudah melaksanakan Musda, dan sudah memiliki kepengurusan baru untuk periodesasi berikutnya," ujar Medi Hendra.
    Terkait Musda yang sedang berlang, Medi Hendra berpesan bahwa Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang telah menyatakan gerakan amar ma'ruf nahi mungkar. Ada dua penekanan kepada peserta Musda untuk tidak salah pilih. Pertama di Muhammadiyah orang yang menjadi ketua itu tingkat keulamaanya harus jelas atau tingkat pemahaman keagamaannya terukur.
    "Ketua Pemuda Muhammadiyah harus mampu berdakwah. Jangan jadi Ketua Pemuda Muhammadiyah kalau tidak mampu jadi khatib, apalagi jadi pengurus Pemuda Muhammadiyah tidak shalat," tegasnya.
    Kemudian, lanjutnya, orang yang jadi Ketua Pemuda Muhammdiyah harus punya syahwat, punya keinginan yang kuat, memiliki jiwa pergerakan, ada keinginan yang kuat untuk menggerakan. "Muhammadiyah ini gerakan bukan diaman. Jadi ketua tapi tidak punya ide untuk membuat kegiatan, tidak mampu mengelola sebuah acara. Bagaimana bisa ber amar ma'ruf nahi mungkar kalau setelah pelantikan tidak ada kegiatan alias tidak berbuat apa-apa. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar