Minggu, 18 Juni 2017

Talaok Kabau Gadang Sintuak Kearifan Lokal yang Perlu Dilestarikan

Talaok Kabau Gadang Sintuak Kearifan Lokal yang Perlu Dilestarikan

Sintuak--Beragam cara yang dilakukan masyarakat dalam persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal. Selain dengan berbagai hal yang baru, baju baru, sepatu baru, atau perabot rumah baru. Berbeda dengan Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman yang menggelar kegiatan Talaok Kabau Gadang, yang menghadirkan ratusan ekor ternak kerbau untuk persiapan lebaran.
    Setidaknya ada 200-an ekor kerbau memadati Talaok Kabau Gadang, Nagari Sintuak, Kamis (15/6) lalu. Menurut Walinagari Sintuak Anasril Nazar, Talaok Kabau Gadang merupakan tempat berkumpulnya pedagang ternak kerbau yang berasal dari berbagai daerah. Para pedagang memamerkan ternak kerbaunya kepada masyarakat dan calon pembeli.
    "Calon pembelinya bukan dari kalangan individu, tetapi utusan masing-masing pengurus masjid, surau korong atau surau kaum yang ada di berbagai nagari di Kabupaten Padang Pariaman dan di luar Padang Pariaman. Di lokasi ini terjadi transaksi jual beli antara pedagang dengan utusan masjid dan surau tersebut," kata dia.
    Menurut Anasril Nazar, budaya dan tradisi yang ada di Nagari Sintuak, setiap jamaah masjid, surau korong dan surau kaum, membeli daging  kerbau bersama-sama yang difasilitasi pengurus dengan kesepakatan seluruh unsur yang ada di tempat masing-masing. Yaitu alim ulama, niniak mamak, cadiak pandai, bundo kanduang dan pemuda.
    "Pengurus masjid dan surau bermusyawarah pada patang 15 Ramadhan, untuk menentukan jumlah onggokkan (tumpukan) daging kerbau dan menentukan harga satu onggoknya. Musyawarah dihadiri pemuka masyarakat, baik kaum adat, kaum agama dan seluruh jemaah pembeli onggok daging," ujar Anasril Nazar.
    Panitia Pelaksana Zeki Aliwardana menyebutkan, Talaok Kabau Gadang sendiri merupakan tradisi yang sudah lama adanya di Sintuak ini. Tradisi yang merupakan kearifan lokal ini perlu dilestarikan. Setiap tahun kegiatan ini diadakan pada bulan Ramadhan.     "Dengan banyaknya kerbau yang datang, juga diselenggarakan perlombaan kerbau yang paling besar dengan kriteria tersendiri. Tim juri yang sudah berpengalaman menilai mana kerbau yang layak diberikan juara I, II dan III. Masing-masing pemenang diberikan tropy dan sejumlah uang," kata Zeki.
    Seorang pedagang ternak Zulkifli (46) menyebutkan,  pasar ternak Sintuak ini mulai dirintis sejak 2013 lalu. Ada 44 pedagang ternak yang setuju diadakannya pasar ternak. "Kami pun melapor kepada walikorong, walinagari dan camat. Alhamdulillah, hingga kini masih bisa jalan. Walaupun masih belum memiliki fasilitas pendukung layaknya pasar ternak," kata Zulkifli yang sudah menekuni profesi pedagang ternak selama 31 tahun atau sejak berusia 15 tahun itu.
    Setiap transaksi jual beli ternak, yang membutuhkan surat jual beli dikenai biaya Rp10.000 per transaksi. Sedangkan biaya tambangan ternak dikenai sebesar Rp15.000 per ekor.     Dari pengamatan di lokasi pasar ternak, selain dipadati ternak  kerbau, juga ratusan kendaraan roda dua yang parkir di sekitar pasar ternak ini. Tentu saja truk pembawa kerbau juga turut meramaikan parkir. Ramainya pengunjung di pasar ternak ini juga dimanfaatkan para pedagang. Seperti pedagang obat ramuan tradisional, perkakas senjata tajam seperti parang, pisau, sabik, belati dengan berbagai ukuran. Meksi di bulan puasa, ada juga yang berjualan makanan. Mungkin diperuntukan bagi orang yang tidak puasa di pasar ternak tersebut. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar