Sabtu, 03 Juni 2017

KPN Padang Pariaman Masih Minus

-Yayasan Tribuana Catat Sejarah Baru
50 Anak PAUD Wisuda Bersama di Pantai Tiram

Ulakan--Sekitar 50 anak-anak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang tergabung di PAUD Tribuana, Korong Rimbo Karambia, Nagari Tapakis, PAUD Nurul Jannah, Maransi Ulakan dan PAUD Al-Amin, Kampung Ladang Ulakan, Padang Pariaman, Jumat (24/6) merasa senang dan gembira sekali. Betapa tidak, selama ini mereka hanya tahu dengan lingkungan sekolah mereka. Tapi kali ini mereka sengaja diwisuda di kawasan objek wisata Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis.
    Ketua Yayasan Tribuana yang menaungi PAUD tersebut, Taufik Hidayat kepada Singgalang, melihat hal itu terobosan baru yang dilakukannya, mengingat pembangunan karakter anak itu sendiri. "Sebelum anak ini masuk sekolah formal, sengaja kita kenalkan dengan alam lingkungan, agar kemampuannya bisa meningkat, sehingga bisa memudahkan ketika telah di SD nantinya," kata dia.
    Menurut Ketua Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Padang Pariaman ini, lewat wisuda di alam luas ini pihaknya ingin memberikan motivasi, terutama pada masyarakat luas, betapa pentingnya pendidikan PAUD demikian. "Alhamdulillah, akhir-akhir ini minat dan bakat orangtua untuk menyekolahkan anaknya pada PAUD mulai tumbuh dan berkembang dengan signifikan. Lulusan PAUD ini tidak lagi mesti masuk TK, tetapi langsung mendaftar ke SD. Sebab, mereka yang diwisuda berusia 6-7 tahun," kata Taufik Hidayat.
    Kini, lanjut Taufik Hidayat, sedang dibuat program baru, yakni program Iman dan Taqwa (Imtaq). Hal itu mutlak, mengingat pertumbuhan yang sedang terjadi pada diri anak itu sendiri. Semua guru-gurunya, sangat paham, apa yang mesti diberikan kepada anak tersebut. Bahkan, disamping itu PAUD ini juga memberikan pelatihan tertentu kepada anak yang dinilai punya potensi.
    Bersama seluruh guru yang mengajar di PAUD itu, Taufik Hidayat berharap adanya perhatian khusus dari Pemkab Padang Pariaman, terkait pengembangan PAUD demikian. Sebab, selama ini PAUD itu dikembangkan dengan swadaya masyarakat. "Kita tahu, berapalah kemampuan masyarakat kampung untuk terus membiayai lembaga yang sedang tumbuh dan berkembang dengan dinamikanya ini," ungkapnya.
    Sementara, Z. Marita yang mewakili Kepala UPTD Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Kecamatan Ulakan Tapakis menilai kreativitas pihak yayasan melakukan terobosan ini, patut dikembangkan terus. Hal yang semacam ini sangat besar manfaatnya, terutama terhadap pertumbuhan dari kemampuan daya serap anak itu sendiri.
    Dia mengaku senang, melihat program yang diajarkan dilingkungan PAUD Tribuana cukup mampu memberikan yang terbaik. "Pendidikan yang dikembangkan tidak lagi sekedar belajar sambil bermain. Tetapi banyak hal yang lebih. Adanya ketrampilan menulis, membaca, bahasa Inggris dan lain sebagainya, adalah sebuah jawaban yang tepat dalam memajukan masyarakat itu sendiri," ujarnya. (dam)
-----------------------------------------------------------------

-Di Kota Pariaman
Semua Tamat SD Harus Tertampung di SMP

Pariaman--Pemerhati masalah pendidikan di Kota Pariaman, Syamsuir berharap seluruh anak-anak tamatan Sekolah Dasar (SD) di kota itu, harus mampu melanjutkan ke SMP. Hal itu mutlak dilakukan, mengingat program wajib belajar sembilan tahun yang telah lama diluncurkan pemerintah.
    Artinya, kata Win Matahari, panggilan akrab salah seorang tokoh masyarakat Kota Tabuik itu, bagi anak-anak kurang mampu harus bisa dipasilitasi oleh Pemko dengan baik dan benar. "Tahun lalu, tak seorang pun anak tamat SD yang tidak melanjutkan ke SMP. Semua bisa ditampung. Hendaknya tahun ini hal itu juga bisa ditampung di seluruh SMP yang ada di Pariaman," kata dia pada Singgalang, Jumat (24/6) di Pariaman.
    Menurut dia, sebagai kota yang tengah berkembang dengan dinamikanya, mau tidak mau pendidikan warganya juga harus maju. Kemajuan masa depan sebuah daerah, erat kaitannya dengan tingkat pendidikan yang ada pada masyarakatnya. Dan ini juga sekaligus antisipasi, agar tidak ada orangtua yang merasa tidak mampu melanjutkan pendidikan wajib anak-anaknya.
    Win Matahari mengajak seluruh orangtua anak untuk bisa melihat masa depan anaknya sendiri secara bijaksana. Seberat apapun beban yang ditanggung dalam rumah tangga, yang namanya pendidikan anak jangan sampai terabaikan. Disamping itu, dia juga menghimbau kepada seluruh pelaksana SMP yang ada di kota itu, agar bisa memberikan yang terbaik, dalam masa penerimaan siswa baru tahun ini.
    Dia yakin, lewat kemajuan pendidikan itulah kemajuan Kota Pariaman bisa diraih dan diwujudkan. Baginya, program pemerintah yang telah lama dicanangkan itu, harus dikawal sebaik mungkin, agar tidak ada anak yang merasa tercecer dan terpinggirkan, akibat ketidak-mampuan orangtuanya dalam melanjutkan sekolah anaknya. (dam)
--------------------------------------------------------------------

-Terungkap Dalam RAT
KPN Padang Pariaman Masih Minus, Karena Beban Hutang

Pariaman--Rapat Anggota Tahunan (RAT) bukan saja momen sangat penting untuk meningkatkan silaturahmi antara pengurus dan anggota, tetapi juga forum untuk mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahun berjalan, dan menyusun program kerja baru yang akan datang.
    Wakil Bupati Padang Pariaman, H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah, menyebutkan hal itu Kamis (23/6) saat RAT Koperasi Pegawai Negeri (KPN) di Pariaman. Katanya lagi, peserta RAT hendaknya jangan banyak hadir ketika doorprize, tetapi aktif berpartisipasi sejak penyampaikan laporan pertanggunganjawaban pengurus, selanjutnya mengkoreksi dan mengkomfirmas sekaligus memberikan saran dan masukan untuk program ke depan.
    Sebagai contoh, kata dia, jumlah kekayaan bersih tahun buku 2009 sebesar Rp5,03 miliar lebih, tahun buku 2010 naik menjadi Rp5,42 miliar lebih. Kewajiban jangka panjang seperti hutang yang harus dibayar kepada bank donasi modal, tahun buku 2009 sebesar Rp12,48 miliar lebih, tahun buku 2010 berkurang menjadi Rp9,4 miliar lebih.
Tahun 2010 pengurus KPN berhasil pula memperoleh suntikan modal atau kredit dari PKP-RI sebesar Rp500 juta, dan dari PT BKE sebesar Rp300 juta.
    Menurut Damsuar, untuk memenuhi kebutuhan anggota, pada tahun buku lalu, sebanyak 618 anggota atau 51 persen lebih mendapat pelayanan kredit simpan pinjam, dengan jumlah dana sebesar Rp2,18 miliar lebih.
Sisa Hasil Usaha atau SHU, pada tahun buku 2010 sebelum dipotong pajak sebesar Rp27,25 juta lebih, dan itu menurun dibandingkan dengan tahun buku 2009 yang berjumlah Rp51 juta lebih, disebabkan naiknya beban administrasi dan umum serta beban organisasi.
    "Membangun koperasi merupakan suatu proses pembelajaran yang berkelanjutan dan berpeluang tinggi. Selaras dengan adanya pergantian generasi, pertambahan jumlah anggota masyarakat, dan perkembangan yang ada, membangun koperasi tidak bisa menjadi monopoli pemerintah. Untuk mengembangkan dan menumbuhkan koperasi, organisasi koperasi sendiri yang harus didorong untuk secara aktif membangun dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa pemerintah lepas tangan. Pemerintah tetap sangat diperlukan untuk menciptakan iklim kondusif yang dibutuhkan dan mendorong serta mengundang partisipasi positif pihak terkait dalam membangun koperasi," katanya.
    Namun, ujar Damsuar lagi, permasalahannya adalah bahwa pada satu sisi pembangunan koperasi tergantung pada partisipasi aktif berbagai pihak, terutama dari kalangan koperasi sendiri meliputi anggota, pengurus dan pengelola serta partisipasi aktif pihak terkait baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Pada sisi lain belum tentu terdapat pemahaman yang sama tentang tujuan, sasaran dan pengukuran serta kriteria penilaian hasilnya.
    Sementara Sekretaris KPN Padang Pariaman, Rasyid menyampaikan peningkatan perkembangan modal sendiri akibat dari simpanan anggota. Dari data 2010 jumlah anggota berkurang karena banyak yang masuk pensiun, tetapi simpanan wajib jadi bertambah.
    Menurut dia, saat ini KPN masih belum beruntung, karena banyaknya beban bunga yang harus dibayar pada bank. Untuk tahun ini, dapat diprediksi SHU kurang lebih Rp394 juta. Hal itu terjadi dengan berkurangnya beban hutang dimaksud. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar