Sabtu, 12 Mei 2018

Wisuda 189 Sarjana, STIT SB Segera Jadi Institut

Padang Pariaman--Perhatian Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni terhadap kemajuan pendidikan di daerahnya terkesan sangat luar biasa. Ia bahkan tanpa ragu menyatatakan membantu pembangunan tambahan ruang kuliah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin (STIT SB) dan menjamin biaya tiga wisudawan terbaik melanjutkan pendidikan ke program magister.
    Pernyataan itu dikemukakan Bupati Ali Mukhni dalam acara wisuda 189 sarjana STIT SB di Pangeran Beach Hotel, Padang, Minggu (22/6). Acara yang dipimpin Ketua STIT SB Irdas Raja itu juga dihadiri Wakil Koordinator Perguruan Agama Islam Swasta (Kopertais) Sumbar Abdul Rahman.
    Ketiga wisudawan terbaik (cumlaude) yang akan dibantu Bupati Ali Mukhni melanjutkan ke program magister adalah Abdul Muthalib (IPK 3,67), Yudel Nilastia (IPK 3,66) dan Nola Oktovia (IPK 3,66). Suatu hal yang menarik, di antara 189 wisudawan terdapat wisudawati berusia 21 tahun, Rice Aprillina Adrianto SPdI yang lahir pada 4 April 1993.
    "Sebagai kepala daerah, saya sangat bangga dengan perkembangan STIT SB saat ini. Manajemennya sudah mulai teratur, peningkatan mutu tenaga dosen seluruhnya telah berpendidikan magister serta pengadaan perangkat teknologi informasi dan perpustakaan sudah sangat memadai," ujar Ali Mukhni selaku Pembina Yayasan Islamic Centre yang menaungi STIT SB.
    Ia pun menghimbau masyarakat Padang Pariaman agar memberikan dukungan penuh kepada Ketua STIT SB untuk kemajuan perguruan tinggi kebanggaan daerah ini. “Sebagai bupati, saya akan selalu menggalang dukungan moril dan materil untuk kemajuan STIT SB ini," cetusnya lagi.
    Karena hari ini STIT SB baru mempunyai satu program studi (prodi), Pendidikan Agama Islam, Bupati mendorong pimpinan STIT untuk menambah prodi lebih banyak. “Usahakan membuat proposal ke Kementerian Agama secepatnya, supaya STIT SB ini bisa menjadi Institut Agama Islam," pinta Ali Mukhni.
    Pada kesempatan itu, Wakil Kopertais Abdul Rahman menjelaskan, untuk meningkat jadi institut, STIT SB harus menambah minimal lima prodi lagi. Sebab, syarat untuk jadi institut sekurangnya harus memiliki tiga fakultas, masing-masing minimal terdiri dari dua prodi.
    "Di sisi lain, kami melihat STIT SB sudah sangat layak menjadi institut, terutama terkait pengembangan sarana dan prasarana kampus serta kemauan plus kesungguhan pimpinan perguruan tinggi ini untuk maju. Apalagi dukungan pemerintah daerah juga sangat besar," ujarnya.
    Sebelumnya, Ketua STIT SB Irdas Raja melaporkan, saat ini STIT SB memiliki 756 mahasiswa. Dengan diwisuda hari ini sebanyak 189 orang, tinggal 577 mahasiswa lagi. "Kita punya harapan untuk menerima mahasiswa baru tahun ini berkisar 200 hingga 300 orang," katanya.
    Menurutnya, STIT SB saat ini mempunyai fasilitas belajar 12 ruang serta beberapa ruang seminar dan perkantoran. Selain itu, juga sudah memiliki website dan sistem informasi komputer plus fasilitas perpustakaan yang sudah memadai.
    Menyangkut dengan peningkatan akreditasi dan perubahan lembaga menjadi institute, Irdas menyebutkan, pihaknya sudah menyerahkan borang ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), 7 November 2013.
    "Hari Jumat kemarin saya tanyakan langsung ke BAN PT, kapan dilakukan visitasi? Pihak BAN PT mengatakan, sekarang visitasi baru dilakukan bagi yang mendaftar akhir Agustus 2013. Menurut BAN PT, diperkirakan untuk STIT SB mungkin dilakukan sekitar Agustus sampai Oktober 2014 ini," paparnya.
    Berkaitan dengan penambahan prodi, jelas Irdas, pada bulan Februari 2014 sudah diajukan ke Kementerian Agama RI. "Menyangkut dengan target, tahun 2015 STIT SB sudah menjadi Institut Agama Islam (IAI) SB. Kalau hari ini kita baru mempunyai satu prodi dengan 12 orang dosen tetap, di tahun 2015 kita sudah mempunya 6 prodi dengan minimal 40 orang dosen tetap," urai Irdas.

    Melepas 238 mahasiswa kukerta

    Usai acara, kepada wartawan Irdas mengungkapkan, pihaknya akan melepas 238 mahasiswa guna melakukan kuliah kerja nyata (kukerta), Senin (23/6). Mereka akan mengabdi pada 16 kenagarian dalam 6 kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman selama 50 hari hingga 12 Agustus 2014.
    "Lebih istimewa disbanding kukerta tahun lalu, ke-238 mahasiswa kami beri bonus baju kaos lengan panjang plus spanduk kelompok. Pemberian bonus ini tanpa pungutan apa pun. Dengan kata lain, biaya kukerta tahun ini sama dengan tahun lalu," kata Irdas Raja yang didampingi Pembatu Ketua (Puket) II STIT SB, Erwin. (525)
-------------------------------------------------------------------

Perdana Program PATEN
Camat Lubuk Alung Dapat Seperangkat Komputer Dari Kemendagri

Lubuk Alung--Sesuai janji yang disampaikan Dirjen Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Agung Maulana saat launching program PATEN di Kantor Camat Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman beberapa waktu, bahwa ada bantuan seperangkat komputer untuk kesuksesan program demikian, Selasa kemarin, komputer itu diantar langsung ke kantor camat tersebut.
Camat Lubuk Alung Azminur kepada Singgalang menyebutkan, bahwa launching PATEN yang dilakukan sebulan yang lalu itu merupakan perdana, dan percontohan untuk Sumatera Barat. Seiring dengan itu, Pak Dirjen Agung Maulana menjanjikan bantuan seperangkat komputer.
"Alhamdulillah, komputer diantarkan Edi S Nasution, salah seorang Kabag di Dirjen PUM Kemendagri RI. Tentunya, bantuan ini sangat berati sekali dalam menunjang perangkat kerja pelayanan PATEN yang sudah lama dimulai itu," kata Azminur.
Menurut dia, PATEN merupakan pelayanan terpadu, dimana berbagai pihak yang berurusan tidak lagi butuh waktu lama. Cukup beberapa saat, semuanya selesai dengan baik. Ini merupakan yang perdana untuk Sumatera Barat, yang langsung dilaunching Dirjen PUM Kemendagri.
Kepada Kemendagri RI melalui Edi S Nasution, Azminur menyampaikan terima kasi banyak atas bantuan dimaksud. "Kok ketek talapak tangan, jo nyiru kami tampuang. Semoga bantuan ini akan menambah kecepatan pelayanan yang dilakukan buat masyarakat itu sendiri," harapnya. (525)
--------------------------------------------------------------

Modal Usaha Bagi 550 Orang
BAZ Padang Pariaman Bagikan Zakat Rp825 Juta

Parit Malintang--Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Padang Pariaman, Jumat besok kembali menggelontorkan anggaran sebanyak Rp825 juta, buat 550 orang. Uang zakat demikian sengaja dibagikan untuk penambah modal usaha bagi orang sebanyak itu, yang dalam kesehariannya memang berjualan kecil-kecilan di rumahnya.
Ketua BAZ Padang Pariaman Suhatri Bur kepada Singgalang, kemarin menyebutkan jumlah penerima zakat sebanyak itu tersebar di 17 kecematan. Ketentuannya, untuk Kecamatan Batang Anai, Lubuk Alung dan Sungai Limau masing-masingnya dapat jatah 40 orang. Sedangkan 14 kecamatan lainnya, masing-masing dapat jatah 30 orang.
"Setiap orang menerima Rp1,5juta. Mereka telah lulus ferivikasi administrasi dan faktual yang dilakukan BAZ dalam rentang waktu dua bulan belakangan. Dari ribuan proposal yang masuk saat itu, hanya 550 orang itulah yang dinyatakan pantas dan patut mendapatkan zakat," kata Suhatri Bur yang mantan Ketua KPU Padang Pariaman itu.
Menurut dia, mereka di ferivikasi di kecamatan, dan di faktualkan di nagari dan perorangannya. Mereka ada yang jualan kopi, goreng, ketupat dan usaha lainnya untuk kebutuhan hidupnya berumah tangga. Tentunya, warungnya tidak menyediakan judi dan permainan haram lainnya.
Suhatri Bur menyebutkan, pemberian zakat dilakukan pagi sampai siang di kantor Bupati Padang Pariaman lama, kota Pariaman. Ini dimaksudkan, karena sempitnya ruangan kantor BAZ yang terletak dipinggir jalan Padang-Bukittinggi, di Parit Malintang.
Kepada mereka yang dapat jatah tahun ini, Suhatri Bur menekankan pentingnya menjaga amanah demikian, untuk kemajuan usahanya. Apalagi itu uang zakat dari seluruh pegawai dilingkungan Pemkab Padang Pariaman. Kalau salah dalam menggunakan, tentu berakibat fatal. (525)
------------------------------------------------------------

Sepanjang Ramadhan Mushalla Iqra' Sediakan Menu Buka Puasa

Lubuak Pandan--Mentari mulai beranjak naik, sehingga panasnya semakin terasa. Abdul Majid baru saja selesai membasuh tikar yang kotor, karena habis dipakai malamnya untuk acara mendoa akhir tahun anak TPA/TPSA Mushalla Iqra' atau Surau Percontohan. Maklum, sebentar lagi puasa akan masuk, jadi semua anak-anak diliburkan untuk mengaji.
Abdul Majid langsung tinggal di surau yang dibangun kembali oleh seniman dan budayan pascagempa 2009 itu. Dia bersama istrinya Aik berasal dari Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Dia ditugaskan sebagai garin oleh budayan Taufik Ismail. Setiap bulan dia menerima honor yang cukup untuk menghidupi dia bersama istri dan seorang anaknya yang masih sekolah TK.
"Garin di sini dengan di Jawa sedikit berbeda. Di Jawa, garin ya kerja bakti saja. Kalau di sini saya rangkap jabatan. Ya membersihkan surau, tempat wudu', taman, kadang azan dan bisa pula jadi imam, bila muazin dan imamnya berhalangan hadir saat waktu shalat tiba," kata dia saat didatangi Singgalang, kemarin di surau yang terletak di Korong Kiambang, Nagari Lubuak Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung demikian.
Sejak surau itu dibangun kembali, mulai puasanya selalu ikut pemerintah. Artinya, memulai puasa kapan pemberitahuan di umumkan oleh Menteri Agama RI. "Puasa tahun lalu, kita menyediakan perbukaan puasa dari kurma, yang langsung dikirim Buk Atik, istrinya Pak Taufik Ismail. Untuk puasa tahun ini, kita juga menyediakan kolak, dan makanan lainnya," kata Abdul Majid.
"Kita sudah terima permintaan dari Buk Atik, bahwa sepanjang puasa kali ini kita sediakan makanan untuk buka puasa. Makanan ini sengaja disediakan, lantaran kita berada pas dipinggir jalan Padang-Bukittinggi, yang banyak menerima para musyafir," ungkapnya.
Menurut dia, seperti biasa tiap malam Mushalla Iqra' selalu mengadakan santapan rohani, yang penceramahnya bergiliran. Mereka ada yang ustad, tuanku atau guru agama di Padang Pariaman ini. Paling tidak, setiap penceramah dapat tiga kali giliran ceramah selama bulan puasa ini. Jadwalnya sudah oke, dan penceramahnya pun sudah di sesuaikan jadwalnya.
Surau yang cukup rancak itu memang membuat jamaah merasa sejuk. Halamannya penuh dengan taman, yang setip hari selalu dirawat oleh Abdul Majid. "Pokoknya, tiap shalat lima waktu selalu saja ada orang yang numpang shalat. Bahkan, tak jarang Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni dan sejumlah pejabat lainnya di Sumbar, acap berhenti dan shalat sambil istirahat di sini," sebutnya.
Sementara, lanjut Abdul Majid, tiap hari ada sekitar 50 an anak-anak TPA/TPSA yang ngaji. Mereka diajarkan oleh dua orang guru. Yang satu ngajar Iqra' dan Quran, dan seorang lagi khusus irama dan tajwid. Sejak hari ini, anak-anak sudah libur. Mereka kembali nanti untuk mengaji, sesuai mulai tahun ajaran baru sekolah.
Meskipun tak lagi mengaji, bagi anak-anak yang dekat rumahnya dari surau ini, tetap pula ikut shalat Tarawih tiap malamnya saat puasa. Sebab, mereka punya tugas dari sekolahnya, untuk mencatat ceramah Ramadhan. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar