Kamis, 02 Februari 2017

Pasar Lubuk Alung Segera Dibenahi dan Dikembalikan Keasalnya

Ketua KAN Suharman Datuak Pado Basa
Pasar Lubuk Alung Segera Dibenahi dan Dikembalikan Keasalnya

Lubuk Alung--Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Alung, Padang Pariaman, Suharman Datuak Pado Basa melihat semrautnya pasar Lubuk Alung, lantaran adanya kesalahan saat penetapan seorang kepala pasar dulunya, yang dilakukan oleh walinagari setempat, tanpa adanya rekomendasi dari niniak mamak, selaku pihak yang berkopenten dalam pasar demikian.
    "Memang, dengan kondisi yang ada saat ini pasar Lubuk Alung sepenuhnya menjadi tanggungjawab kepala pasar. Kita cukup banyak menerima keluhan dan masukan dari berbagai pihak, tentang kondisi pasar yang terkesan tidak dibereskan dengan baik dan benar itu. Padahal, semua pengguna pasar, seperti pedagang yang selalu membayar kewajibannya terhadap pasar. Sementara, kebersihan pasarpun tidak datur dengan sedemikian rupa," kata dia pada Singgalang, Minggu (14/8) di Lubuk Alung.
    Datuak Pado Basa menilai, sudah saatya pasar yang terkesan centang parenang itu dibenahi. Saluran air harus ada. Sampah tidak boleh lagi dibiarkan berlama-lama. Sebab, disamping mengundang bau yang tak sedap, juga akan mendatangkan penyakit bagi masyarakat yang tinggal dilingkungan pasar itu sendiri. "Kita merasa prihatin, ketika musim hujan, suasana dalam pasar bagaikan kubangan kerbau, akibat tidak adanya saluran air yang pas untuk pembuangan air. Kondisi ini pula yang akhir-akhir ini binatang melata, seperti ular misalnya mulai keluar dari dalam pasar itu sendiri," kata Datuak Pado Basa.
    Menurut dia, pada 1992 silam pasar Lubuk Alung ini pernah juara tingkat Sumatra Barat dibidang kebersihan pasar. "Saat itu, saya disamping Ketua KAN, juga menjabat sebagai Ketua Komisi pasar Lubuk Alung. Setelah itu, hingga kini tidak ada lagi Lubuk Alung meraih prestasi apapun. Agaknya, untuk mengembalikan kejayaan Lubuk Alung dimaksud, semua ketentuan yang berlaku dulunya, harus dikembalikan keasalnya," tegas Datuak Pado Basa.
    "Dengan prestasi itu pula, Bupati Padang Pariaman Nasrul Syahrun kala itu mau meminjamkan mobil untuk mengangkut sampah yang ada di pasar. Sangat disayangkan, mobil tersebut tidak terawat dengan baik, sehingga penanganan sampah juga menjadi terkendala. Sehabis lebaran ini, semua itu harus dibenahi kembali. Termasuk juga soal manajemen pasarnya," sebutnya.
    Katanya lagi, semua niniak mamak Lubuk Alung, terutama yang tergabung didalam kepengurusan KAN telah mengambil keputusan, bahwa sehabis lebaran, pasar Lubuk Alung harus kembali seperti sedia kala, yakni pasarnya  niniak mamak. Artinya, siapapun yang akan menjadi kepala pasar itu nantinya, harus ada rekomendasi dari KAN, selaku pihak yang punya otoritas dalam masalah demikian. (dam)
--------------------------------------------------------------------

Surau Gadang Mudiak Padang yang Terlupakan

Tandikek--Bagi masyarakat Kenagarian Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman kebesaran Surau Gadang Mudiak Padang, tidak bisa dilupakan begitu saja. Meskipun bangunan tua tersebut telah mengalami kerusakan sejak gempa dan longsor 2009 lalu, dan hingga kini masih belum diperbaik, tetap saja masjid nagari itu menjadi idaman setiap malamnya dalam menyemarakkan suasan Ramadhan.
    Seperti diketahui, Masjid Raya Mudiak Padang, nama lain dari Surau Gadang demikian, dibangun sejak 1718 M. Masjid itu punya sejarah yang tinggi, dibangun diatas tanah yang mempunyai lokasi empat korong, yakni Korog Pulau Aie, Lubuk Aro, Lareh Nan Panjang dan Korong Galoro. Dan setiap kali kegiatan dilakukan dalam masjid tersebut, semua komponen yang ada dalam empat korong itu harus hadir. Kalau seandainya kurang kehadiran masyarakat demikian, maka keputusan tidak dapat ditetapkan.
    Menurut Rivai Marlaut, semua masyarakat, terutama perempuan lanjut usia, pada umumnya lebih memilih Surau Gadang itu untuk Shalat Tarwih. Bahkan, sejak awal Ramadhan, banyak kaum perempuan itu yang tinggal dalam masjid tersebut, lantaran melaksanakan shalat berjamaah selama 40 hari. Mereka merasa senang, dan nyaman di masjid yang dibangun dengan swadaya dulunya itu.
    "Kita ingin, masjid yang punya nilai sejarah panjang itu direhab, namun tetap memakai ciri khasnya. Apalagi, masjid itu termasuk cagar budaya, yang mesti dilestarikan dengan baik dan benar. Kalau kita lihat kayu yang dipakai untuk bangunan masjid tersebut, tidak satupun yang disambung. Artinya, semuanya pas, baik kayu yang digunakan untuk meletakkan seng, maupun kayu besar yang dipakai untuk tonggak macu didalam masjid. Aneh tapi nyata. Itulah kesan, kalau kita lihat dari dekat," kata Rivai pada Singgalang, Minggu (14/8) di Tandikek.
    Disamping masjid, kata Rivai, sebagai bangunan tua yang menjadi aset nagari, dalam masjid itu juga tersimpan dengan baik sebuah meriam peninggalan VOC. Meriam tersebut dibunyikan dua kali dalam setahun. Pertama, ketika mau akan melaksanakan puasa, dan terakhir saat melepas puasa, atau saat merayakan Idul Fitri. Meriam itu berbunyi, setelah meriam yang ada di Ambung Kapur, Kenagarian Sungai Sariak berbunyi. Itulah tradisi lama, yang diikuti hingga saat ini.
    "Fungsi meriam adalah sebagai media ditengah masyarakat, untuk memberitahukan bahwa besok harus puasa atau besok harus Shalat Idul Fitri. Bagi masyarakat yang tinggal dipuncak bukit yang paling ujung Nagari Tandikek sekalipun, tidak punya alasan untuk tidak berpuasa. Sebab, mereka mendengar langsung berita itu, lewat bunyian meriam," ungkap mantan Walikorong Pulau Aie itu.
    Rivai Marlaut melihat sejak dulu hingga kini, belum ada terputus Shalat Tarwih di masjid tersebut. Nah, ini artinya kecintaan masyarakat terhadap berkah dari peninggalan yang tua-tua dulunya, masih sangat tinggi. "Untuk itu, hendaknya Pemkab Padang Pariaman bisa melihat hal itu sebagai sebuah aset yang mesti disemarakkan terus. Ya, tentunya masjid itu butuh renovasi dan rehabilitasi, dengan kekuatan dana yang tidak sedikit. Kita selaku masyarakat, bersama dengan semua komponen masyarakat yang tergabung dalam empat korong tersebut telah berupaya semaksimal mungkin, menemui semua yang patut ditemui, untuk kembali membangun masjid tersebut. Namun, upaya demikian belum membuahkan hasil," ujarnya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar