Rabu, 17 Oktober 2018

Pemasangan Pagar Lapangan Sungai Abang Nyaris Menimbulkan Cakak Banyak

Lubuk Alung--Polemik lapangan sepakbola Sungai Abang Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman belum menemui titik terang. Rencana pemasangan pagar lapangan oleh pihak yang membeli atas suruhan Amir Hosen Datuak Mudo yang telah menjual lapangan itu, Kamis (18/10) kemarin dapat tantangan dari masyarakat.
Nyaris terjadi cakak banyak antara masyarakat Lubuk Alung dan Toboh Gadang. Tenaga yang akan memasang pagar lapangan itu, sengaja di datangkan dari Toboh Gadang, nagari sebelah yang bedekatan dengan Lubuk Alung. Pagar yang terbuat dari almunium itu telah disusun rapi di sekeliling lapangan, sejak Rabu malam.
Puluhan polisi dari Polres Padang Pariaman dan Polsek Lubuk Alung untung cepat datang, sehingga aksi adu mulut yang sempat main tangan sejumlah oknum masyarakat itu tak berbuntut panjang. Dua pemuda Lubuk Alung yang sempat mengeluarkan darah hidungnya akibat kena sambar tangan lawannya dilarikan ke Puskesmas dekat lapangan itu.
"Mereka minta mediasi dulu dengan masyarakat ini. Jadi pemasangan ditangguhkan," kata Datuak Mudo menjawab Singgalang. Tanah lapangan ini, katanya, telah dia jual kepada masyarakat Sungai Abang juga, yang akan dijadikan tempat usaha perdagangan.
Kalau mediasi untuk menghentikan pemasangan pagar ini, tambah Datuak Mudo, dia tidak mau. Semuanya sudah jelas. "Saya sendiri yang menjual. Tak ada lagi persoalan. Jadi apa maunya masyarakat yang melarangan ini, saya bingung pula," ungkapnya.
Sementara, Harry Amsar, tokoh masyarakat Sungai Abang yang dari pagi melarang orang-orang memasang pagar itu menjelaskan, kalau lapangan itu bukan sekedar kebanggaan Sungai Abang. Tetapi Lubuk Alung secara keseluruhan. "Ini marwah kita. Tempat banyak aktivitas olahraga anak muda dan seluruh sekolah yang ada. Tak bisa dilakukan pemagaran secara sepihak saja," sebutnya.
Puncak keramaian masyarakat Lubuk Alung di Sungai Abang itu membuat arus transportasi macet di jalur Padang Bukittinggi. Suara-suara perlawanan dan pencegahan saling membahana, membucahkan suasa, dan membuat masyarakat bertambah ramai mendatangi lapangan demikian. Negosiasi sementara, agar terjadi keamanan yang stabil antara Harry Amsar dan Datuak Mudo atas fasilitasi kepolisian, akhirnya pagar yang ada di sekeliling lapangan terpaksa diangkut ke laur lapangan. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar