Selasa, 02 Oktober 2018

Lewat Berbagai Kerajinan UPPKS Balah Aie Berdayakan Ekonomi Perempuan

Enam Lingkung--Sejumlah kerajinan tangan berupa asesoris dan pernak-pernik lain milik Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) masih tersimpan dalam etalase di rumah ketuanya, Arniyulis. Kelompok ini sudah lama tidak memproduksi, lantaran tak ada pesanan dari masyarakat atau dunia usaha.
UPPKS Korong Balah Aie, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman merupakan unit kelompok di bawah Koordinator Keluarga Berencana kecamatan, yang awalnya adalah pengembangan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). "Sesuai pesanana, kita akan produksi kerajinan yang bahanya dari pandan ini," kata Arniyulis saat di datangi di kediamannya, Selasa (2/10) kemarin.
"Soal pekerja, semuanya masyarakat Balah Aie yang telah lama dapat pelatihan membuat berbagai jenis kerajinan ini dari PNPM dulunya. Bahan bakunya berupa daun pandan juga banyak di kampung ini," ujar dia. Kerajinan seperti loundry segi enam, cermin motif kotak, tempat kue, alas panas atau tadah gelas, sandal hotel, tas perempuan, penyimpanan tembakau rokok, topi, dan lainnya umunya banyak dibawa kawan-kawan yang katanya ingin mempromosikan.
Namun, kata Arniyulis yang didampingi Koordinator KB Enam Lingkung Bakhrial Eri, ada juga yang dipasarkan ke berbagai hotel di KOta Padang dan Bukittinggi. Disayangkan, entah barang itu tak jalan atau bagaimana, uangnya tak kembali dari pengelola hotel tersebut kala itu. "Harganya tak mahal amat. Cukup terjangkau oleh semua masyarakat," sebutnya.
Korong Balah Aie adalah salah satu korong yang ada di Nagari Koto Tinggi. Untuk perbatasan korong, di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, di sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Dalam, Nagari Gadur, sebelah barat berbatasan dengan Batiah-Batiah dan sebelah timur berbatasan dengan Kampung Gati. Jika di bandingkan dengan tiga korong lainnya, maka Balah Aie termasuk korong yang sebagian besar pekerjaan warganya petani. Di Korong Balah Aie terdapat lima kampung yaitu, Lubuak Tanah, Tanjung Baringin, Jirat, Kubang Bungkuak dan Kampung Aro. Jumlah Kepala Keluarga dan penduduk terbanyak terdapat di Kampung Kubang Bungkuak.
Arniyulis membuat kerajinan itu di Kampuang Aro. Kampung kecil yang di dalamnya juga banyak diprodukse kerajinan makanan. Yang paling terkenal adalah "Lapek Kampuang Aro". Dalam produksi kerajinan, dia mengaku kesulitan untuk mendapatkan bahan pewarna. "Untuk pewarna ini yang paling tahan dan rancak itu, ya di Yogyakarta. Kita telah pernah ikut pelatihan di situ. Orang di sana pada memuji kita soal kreativitas dan ide yang banyak dalam melahirkan jenis kerajinan tersebut," ungkapnya.
Di bidang sarana prasarana, Korong Balah Aia sudah memiliki sedikit banyaknya yang bisa dimanfaatkan oleh warga. Di antaranya, prasarana peribadatan, prasarana olahraga, kesehatan. UPPKS Balah Aie ini termasuk kelompok yang aktif dan giat dalam memberdayakan warga masyarakat terutama kaum perempuan dalam menambah pemasukan rumah tangganya.
Untuk prasarana peribadatan, Korong Balah Aie memiliki satu masjid dan empat surau. Prasarana olahraga, hanya memiliki dua lapangan bulu tangkis. Kesehatan ada satu Posyandu, dan dua bidan desa. Arniyulis sendiri sudah lama berkecimpung di tengah masyarakat. "Dengan membuat berbagai kerajinan ini, para perempuan yang tidak bekerja bisa meringankan beban hidup keluarganya. Hanya saja, pasar kerajinan ini belum begitu tampak, sehingga memproduksi pada saat ada permintaan pasar," katanya.
Kondisi saat ini, kata Arniyulis, usaha UPPKS ini bagaikan karakok mamanjek batu, hidup segan mati tak mau. "Ya, masih jalan di tempat. Bisa dibuat banyak-banyak. Takutnya, sertiap yang datang berkunjung pada minta untuk promosi dalihnya. Makanya, barang saat ini tidak begitu banyak," ulasnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mengembangkan usahanya itu lewat berbagai iven promosi di dalam dan luar daerah. "UNtuk bahannya, hampir setiap kampung dalam Balah Aie ini ditumbuh tanaman pandan. Tak akan habis. Sebab, pada saat diambil juga diiringi dengan peremajaan kembali dengan tanaman baru," ujar Arniyulis. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar