Rabu, 03 Oktober 2018

Diklatsar Pencinta Alam Bagi Anak Muda Dimulai

Lubuk Alung--Becet oleh genangan air lapangan Sungai Abang Lubuk Alung akibat hujan tiap hari, tak membuat semangat anak pecinta alam patah semangat. Di tengah lapangan yang kurang bersahabat itu di tambah gerimis mulai turun, para pemuda dari berbagai daerah itu tetap hikmad mengikuti apel siaga, sekaligus serimonial pembukaan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Ilmu Kepecinta Alaman, Kamis kemarin.
Diklatsar yang diadakan Mitra Foundation Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman itu langsung dibuka Agung Wirya, Koordinator Sekber Sumatera Barat. "Diklatsar ini bertujuan untuk menambah ilmu pecinta alam. Apalagi, Diklatsar telah puluhan tahun tak diadakan. Terakhir kita mengadakan awal reformasi dulu 1999," kata Jasman Jay, Ketua Panitia Diklatsar.
"Selama tiga hari ke depan, seluruh peserta sebanyak 30 orang lebih akan fokus dan terpusat di Tong Blau, Nagari Kasang, Kecamatan Anai untuk mendalami ilmu ini," ungkapnya.
Menurut Jasman Jay, dalam kesuksesan acara demikian, pihaknya memungut biaya bagi peserta Rp100 ribu. "Lewat uang sebanyak itu, peserta nantinya dapat fasilitas berupa baju kaos lengan panjang, kacu/scraf, Diklat, sertifikat, peta, transportasi dan kosumsi selama acara. Sedangkan fasilitas materi kegiatan berupa filosofi pecinta alam dan manajemen organisasi, manajemen perjalanan, manajemen perlengkapan, perbekalan, navigasi darat, survival dan bozo, serta SAR dan PPGD," ungkapnya.
Pihaknya sengaja menggandeng sejumlah lembaga, seperti Himpunan Pecinta Alam Piaman Laweh (HPAPL) dan Sekber PA Sumbar. "Insya Allah, setelah pembukaan ini kita langsung menuju lokasi di Tong Blau.
Dia melihat, peserta yang ikut Diklatsar kali ini umumnya anak muda dari luar daerah. Sementara, kader muda dari Padang Pariaman dan Kota Pariaman sendiri masih kurang. Untuk itu, ke depan bagaimana anak muda daerah ini tertarik pula dengan kegiatan ini.
Jasman Jay menyebutkan, banyak hal yang bisa diberikan kepada pemerintah dan masyarakat lewat dunia pecinta alam. "Salah satunya, lewat dunia ini kita bisa membuka kawasan wisata baru, melihat potensi kampung yang belum tergarap, dan tentunya yang tak bisa kita hindari, adalah mensyukuri nikmat Yang Maha Kuasa terhadap indah dan luasnya alam ciptaan-Nya," katanya.
Katanya lagi, lewat ini pula para insan pecinta alam bisa mencegah praktek illegal logging terhadap hutan. Apalagi terhadap hutan lindung yang saat ini dikelola oleh nagari. Begitu juga soal keonaran yang kerap terjadi belakangan ini, yang dilakukan pihak lain, tetapi yang terkena itu anak-anak pecinta alam. Nah, tentunya hal demikian jadi pelajaran bersama, bahwa ilmu cinta alam mengajarkan kepada peserta untuk taat dan patut pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Dengan ini pula barangkali kita ingin menyelamatkan masyarakat dari bencana alam yang kerap terjadi. Padang Pariaman terkenal sebagai etalasenya bencana. Baik longsor, banjir, kebakaran serta bencana ancaman tsunami. Mari luruskan niat, agar tugas suci ini diridhoi Tuhan," harapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar