Sabtu, 01 September 2018

Mahasiswa STIT Syekh Burhanuddin Harus Sebarkan Wawasan Kebangsaan Empat Pilar

Pariaman--Wawasan kebangsaan negara Indonesia harus ditanamkan sejak dini terhadap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Pariaman. Hal ini penting dilakukan agar mahasiswa jangan sampai tidak memahami wawasan kebangsaan yang meliputi empat pilar, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian diungkapkan Ketua Yayasan Islamic Centre Syekh Burhanuddin (YICSY) Pariaman Martias Mahyuddin, Sabtu (1/9/2018) mengawal pelaksanaan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) STIT Syekh Burhanuddin. Pembukaan PBAK dilaksanakan Pgs. Ketua STIT SB M. Yusuf, dihadiri seluruh mahasiswa baru STIT tahun ajaran 2018/2019. PBAK berlangsung selama dua hari, hingga Minggu (2/9/2018).
Menurut Martias, empat pilar kebangsaan tersebut masing-masing adalah Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia, UUD 45 sebagai konstitusi negara Indonesia, NKRI bentuk negara Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika semboyan negara Indonesia. Mahasiswa harus terus menyebarkan dan mengajarkan wawasan kebangsaan tersebut ke tengah masyarakat.
“Para pendahulu bangsa ini sudah merumuskan empat pilar tersebut melalui pengkajian yang mendalam dan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Mahasiswa STIT jangan terkecoh dengan pihak tertentu yang ingin merongrong empat pilar tersebut,” kata Martias Mahyuddin, mantan Walikota Administratif Pariaman ini.
Dikatakan Martias, mahasiswa STIT juga harus memiliki wawasan kampus. Di mana wawasan kampus mencakup kampus yang berwawasan manajemen, kampus berbasis masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungannya, dan yayasan sebagai induk dari perguruan tinggi tersebut. “Sukses tidaknya sebuah perguruan tinggi, sangat ditentukan oleh ketiga hal tersebut. Kampus harus dikelola dengan manajemen yang baik, memperhatikan lingkungan dan dikelola oleh yayasan yang professional,” kata Martias.
Martias juga menegaskan, setiap mahasiswa baru yang masuk ke STIT harus berniat untuk meraih sukses. Sekali jadi mahasiswa STIT, tetap STIT. Jangan STIT dijadikan kampus transit. Belum tamat di STIT, keluar dan pindak ke kampus lain. “Hingga kini sudah sekitar 5.000 sarjana STIT bertebaran di tengah masyarakat. Mereka ada yang bekerja di KUA, Kementerian Agama, di instansi pemerintah, di pesantren, dan lain sebagainya,” ujar Martias.
Ketua Senat Mahasiswa STIT SB Rio Putra menyebutkan, jumlah mahasiswa baru yang mengikuti PBAK sebanyak 106 orang. Narasumber yang tampil Ketua yayasan, Ketua STIT, Ketua Prodi PAI dan Prodi PGRA. “Sedangkan dari Senat Mahasiswa STIT menjelaskan peran dan fungsi senat mahasiswa dalam menunjang proses perkuliahan,” kata Rio.
Rio Putra juga berharap peserta PBAK  bisa lebih kenal dengan kampus. Dalam perkuliahan nantinya,  mahasiswa tidak hanya menjalani kuliah di ruang kelas, namun juga  aktif di bidang kegiatan kemahasiswaan yang ada di lingkungan kampus STIT ini. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar