Minggu, 02 September 2018

Cimpua Pasa Duyan dan Sungai Ibua Butuh Perbaikan Jalan

VII Koto--Masyarakat Sungai Ibua, Nagari Sungai Sariak dan Cimpua Pasa Duyan, Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman masih merasa tinggal di kampung tertinggal dan tersuruk. Bertahun-tahun lamanya masyarakat di dua korong dalam dua nagari itu mendambakan adanya perbaikan infrastruktur jalan, tetapi tak juga ada tanda-tanda untuk itu dari pemerintah.
"Kalau musim penghujan saat ini, Korong Cimpua Pasa Duyan punah oleh derasnya air yang turun dari arah Sungai Ibua. Jalan yang buruk ini bagaikan Sungai Batang Mangoi saja," kata Feri, pemuda Cimpua Pasa Duyan.
Feri bersama pemuda lainnya dan Walinagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Agus Salim Rasyid menilai, sebagai kampung yang berada di bagian bawah, sedangkan Sungai Ibua terletak di ketinggian, ini sangat menyulitkan mengatur air hujan yang datang amat kencangnya. "Puluhan hektare sawah di kiri dan kanan jalan penuh oleh lumpur, karena jalan belum beraspal," ungkapnya, Minggu (2/9).
"Empat gorong-gorong yang dulu untuk menyalurkan air, sekarang kondisinya sudah tertimbun. Tak ayal lagi, air yang deras tak lagi bisa dikendalikan dengan baik," sebutnya. Sepanjang Cimpua Pasa Duyan, jalannya memang hanya aspal lama yang sudah terkelupas. Aspal habis, tinggal lagi tanah yang jadi lumpur ketika hujan turun yang langsung diantarkannya ke sawah-sawah yang terletak di paling bawah.
Yang lebih parah itu, kata dia, di Sungai Ibua. Mulai di Simpang Tiga, sekitar sekilo ke kanan arah Toboh Ketek, Kecamatan Enam Lingkung, dan sekitar sekilo pula ke kiri arah Pasar Sungai Sariak, kondisi jalannya amat sangat memprihatinkan. Jalan tanah yang penuh dengan gelombang. Kalau mobil sedan jangan coba-coba ke sana. Akan cepat punahnya.
Menurut dia, sudahlah jalan tanah tak beraspal, akan dengan sangat mudah muncul lobang. Apalagi tiap sebentar truk pengangkut tanah yang dijual masyarakat Sungai Ibua tiap sebentar lalu-lalang, membawa tanah buat batubata yang dibuat di nagari lain. "Sekarang, tungku batubata yang ada di Sungai Ibua kebanyakan tak beroperasi. Masyarakat pemilik tanah lebih cenderung menjualnya ke pengusaha batubata yang ada di Kota Pariaman," ungkapnya.
Feri mengaku, kalau soal janji masyarakat Cimpua Pasa Duyan dan Sungai Ibua telah kenyang. Setiap kali ada kunjungan bupati selalu memberi harapan, akan ada perbaikan jalan. Begitu juga saat kunjungan anggota dewan, dan pejabat lainnya. Masyarakat sepertinya tak butuh janji. Yang diinginkan adalah realisasinya.
"Jalan yang bagus akan mampu mempercepat lacu pertumbuhan ekonomi masyarakat," ulas dia. Di samping kaya akan sumber tanah buat batubata, Sungai Ibua juga terkenal dengan pengelola bibit ikan dari berbagai jenis yang banyak dicari orang luar. Kemudian, katanya, jalan Cimpua Pasa Duyan dan Sungai Ibua merupakan lintasan antar kecamatan yang mesti diperbaiki.
Katanya, masyarakat Sungai Sariak secara umum yang ingin ke Enam Lingkung, Ibu Kota Kabupaten (IKK) di Parit Malintang akan cepat sampainya bila melewati Sungai Ibua. Begitu juga masyarakat Cimpua Pasa Duyan yang hendak ke Pasar Sungai Sariak akan dekat lewat Sungai Ibua. Nah, sekarang Cimpua Pasa Duyan dan Sungai Ibua butuh jalan. Mohon dipertimbangkan oleh pemerintah permohonan ini, agar kemajuan masyarakat di dua korong ini semakin terlihat. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar