Sabtu, 29 Desember 2018

Pesantren Global Syekh Madinah Rahmatal Lil Alamin Kelola Perbedaan dalam Beragama

VII Koto--Nama besar Syekh Madinah kembali dibangkitkan. Ulama besar yang merupakan guru pertama Syekh Burhanuddin sebelum berangkat ke Aceh ini, agaknya terlupakan oleh banyak orang, terutama oleh penggiat ziarah. Melalui Yayasan Syekh Madinah, Buya Bagindo Junaidi ingin kembali adanya lembaga keagamaan yang menanamkan nilai-nilai Islam rahmatal lil alamin.
Bertempat di Toboh Kambie, Nagari Lareh Nan Panjang Barat, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman tempat Syekh Madinah bermakam, diadakanlah pelatihan tahfidz Quran untuk guru TPA dan MDTA se Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Jumat lalu. "Alhamdulillah, pelatihan bersama instruktur hebat, Ustad Jumaldi Akmal Al-Hafidz, pelatihan perdana ini diikuti 40 orang lebih guru TPA yang ada di kecamatan ini," kata Junaidi bersama pengurus yayasan lainnya, Maryunis.
Jangka panjangnya, kata Junaidi, pihaknya telah merancang sebuah lembaga pendidikan yang dia beri nama; Pesantren Global Syekh Madinah Rahmatal lil Alamin. "Surau Jambu yang merupakan surau kaum Suku Tanjung di Toboh Kambie ini, kita jadikan cikal bakal pesantren itu. Surau kayu tua yang sudah dibangun surau baru di sampingnya ini, telah melahirkan orang hebat. Salah satunya Doktor Nurhayati, yang kini jadi dosen di Unand Padang," ujar Junaidi bercerita.
Menurut Junaidi, di Surau Jambu tua inilah dulunya semasa kecil Nurhayati mengaji, dan kini telah jadi orang hebat. Sehingga oleh yang tua-tua, surau kayu ini tak boleh dibuka bangunanya. Biarlah jadi kenangan, dan sekaligus jadi saksi sejarah bagi surau yang telah menghadirkan orang pintar dan terkenal.
"Padang Pariaman punya yang namanya Syekh Burhanuddin di Ulakan. Sedangkan guru Syekh Burhanuddin itu letaknya di VII Koto Sungai Sariak, Tepatnya di Toboh Kambie, Badinah. Nah, di sini kita jadikan pusat hafidz Quran untuk kecamatan ini," ulas dia.
Terkait Pesantren Global yang telah jadi keputusan, dan dapat dukungan dari banyak pihak, Junaidi ingin pesantren itu nantinya menerima semua kalangan dari berbagai mazhab yang berkembang di Padang Pariaman dan Sumatera Barat. "Artinya, nilai-nilai Islam rahmatal lil alamin betul-betul bisa kita wujudkan di sini," ungkapnya.
Paling tidak, katanya, sebagai implementasi dari pelatihan hafidz Quran hari ini, para guru hafidz di kecamatan ini bisa berkumpul sekali sebulan di Toboh Kambie. "Setahap demi setahap, kebesaran Syekh Madinah kembali kita bangkitkan. Makam Syekh Madinah itu sendiri, telah kita rawat dan buatkan gubahnya dengan sederhana," sebutnya.
Tinggal lagi, katanya, keberadaan Pesantren Global Syekh Madinah itu sendiri. Badan hukum berupa akte yayasan telah ada. Para guru yang akan mengajar juga banyak. "Di sini nantinya kita kelola perbedaan dalam agama dengan baik. Perbedaan amaliah, perbedaan cara pandang, dan perbedaan keyakinan dalam beragama, kita satukan di pesantren ini. Insya Allah. Perbedaan kita jadikan sebagai kekuatan, bukan untuk perpecahan," harapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar