Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni terus
berupaya mengganti nama Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi
Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin.
“Saya akan terus memperjuangkannya
hingga tetes darah penghabisan,” katanya dalam dialog usai mengikuti wirid di
Aula Kantor Bupati – Parit Malintang, Jumat (21/12) lalu..
Ali Mukhni mengaku sering mendapat
sorotan publik terkait upaya tersebut. “Kepada mereka saya tegaskan, siapa lagi
yang akan mengangkat nama-nama Wali Allah kalau bukan kita? Syekh Burhanuddin
itu adalah orang yang berjasa mengembangkan ajaran Islam di Minangkabau, bahkan
hingga ke Malaysia,” ujarnya.
Dengan menjadikannya sebagai pengganti
nama BIM, lanjut dia, syiar Islam akan terus bergaung di Ranah Minang. Kru
pesawat terbang akan menyebut namanya. “Beberapa saat lagi kita akan mendarat
di Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin di Padang Pariaman,” katanya.
“Para penumpang pesawat terbang tentu
akan bertanya-tanya tentang siapa – lalu mencari informasi mengenai sosok Syekh
Burhanuddin. Ini berarti kita telah berupaya untuk selalu menggaungkan syiar
Islam di Ranah Minang,” ujar bupati dua periode ini.
Menurut dia, tidak ada alasan menolak
usul penggantian nama BIM menjadi Bandar Udara Internasional Syekh Burhanuddin.
Sebab, semua orang Minangkabau itu beragama Islam, adat basandi syara’, syara’
basandi kitabullah.
Sosok Syekh Burhanuddin, ulas Ali
Mukhni, tidak hanya dikenal oleh masyarakat Sumatera Barat, tetapi namanya
harum hingga ke provinsi-provinsi dan negara tetangga.
“Saya memperoleh informasi, isi kotak
infak Masjid Agung Syekh Burhanuddin – Ulakan dari waktu ke waktu lebih banyak
berisi uang ringgit daripada rupiah. Hal ini menunjukkan banyak peziarah asal
Malaysia yang datang berziarah ke Makam Syekh Burhanuddin,” katanya lagi.
Dengan mengagungkan syiar-syiar Islam,
jelas Ali Mukhni, mudah-mudahan Sumatera Barat terhindar dari musibah seperti
gempa dahsyat dan tsunami. Sebab, apapun bentuk musibah – semuanya terjadi atas
kehendak Allah Yang Mahakuasa akibat perilaku negatif umat manusia.
Bandar Udara
Internasional yang saat ini bernama Minangkabau berlokasi di Nagari Kataping,
Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman – memiliki landasan pacu
sepanjang 3.000 meter, berada di atas lahan seluas 4,17 km2. Bandara ini mulai
dibangun tahun 2002 dan mulai dioperasikan hari Jumat 22 Juli 2005. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar