Minggu, 16 Desember 2018

Akibat Jembatan Ambruk Sungai Patai Hingga Saat Ini Masih Merasa Terisolir

Kapalo Hilalang--Banjir bandang yang melanda sebagian daerah Kabupaten Padang Pariaman, Senin seminggu yang lalu hingga saat ini masih menyisakan cerita yang memilukan dari Korong Sungai Patai, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam.
Korong yang dihuni sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) ini langsung terisolir karena jembatan satu-satunya yang menjadi penghubung ke kampung itu luluh-lantak dihantam banjir yang datang menjelang Maghrib tersebut.
Daerah subur Sungai Patai yang terdapat lahan pertanian berupa sawah sekitar 60 hektar, dan ladang sekitar 100 hektar dengan hasil bumi berupa karet, sawit, coklat dan sayuran sejatinya hanya menggantungkan hubungan daratnya dengan jembatan satu-satunya ini.
Menurut Zulfahmi, salah seorang tokoh masyarakat setempat, sedikitnya ada 10 mobil dan 45 motor terkurung di kampung ini saat kejadian itu. Tidak ada akses jalan lain selain jembatan ini. Jembatan Sungai Patai namanya. Anak-anak sekolah yang ingin nenimba ilmu pun ikut terdampak. "Hari ini mereka pergi dan pulang sekolah harus menuruni tebing terjal dan melalui puing jembatan yang miring," kata dia, Senin kemarin.
Selain itu, kata dia lagi, surau dan TPA Nurul Ikhlas yang bangunannya masih berdiri kokoh sangat rawan rubuh. Hanya tersisa hitungan centimeter saja teras surau ini di bibir sungai yang terabrasi. "Kemana lagi kami mengadu. Belum hilang letih kami bergoro menyelamatkan jembatan ini pasca aie gadang pada 20 November lalu, kini semua itu sia-sia. Cuma surau dan TPA inilah yang selamat dan mengobat letih kami," sebutnya.
Korong Sungai Patai yang berseberangan langsung dengan gerbang megah Tarok City yang menjadi icon pembangunan kabupaten ini benar-benar ibarat ayam mati di lumbung padi. Mereka terisolir dengan lumpuhnya hubungan darat, tepat di hadapan megah dan wahnya gerbang Tarok City.
Bila saja pemimpin di kabupaten ini mampu dan bangga membangun areal Tarok City dengan mimpinya, setidaknya mampu jugalah mensejahterakan pemukiman-pemukiman di sekitarnya. Kini tantangan itu ada dan tepat di depan mata. Jembatan Sungai Patai adalah pembuktian sesungguhnya bahwa kabupaten ini tidaklah kabupaten yang sedang bermimpi indah dalam tangisan masyarakatnya.
Sejak dua hari lalu, kata Zulfahmi, datang alat berat, tanda akan ada perbaikan jembatan tersebut. Namun, pengerjaan belum lagi dimulai. "Kita berharap, perbaikan ini bisa secepatnya dilakukan, agar arus transportasi kembali normal," harapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar