Senin, 31 Desember 2018

Batajau Seni Dirancang untuk Melahirkan Karya Pentas Internasional

VII Koto--Minimnya iven kesenian di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman menyebabkan ketiadaan ruang tampil yang cukup bagi berbagai bentuk kreatifitas seni di kedua kawasan yang termasuk dalam wilayah kultural Piaman ini. Keadaan yang sudah berlarut ini, coba dipecah oleh para seniman dengan menggelar iven bersama bertajuk; Batajau Seni.
Untuk gelaran pertama, iven ini diselenggarakan, Minggu (30/12) malam di pelataran parkir GOR Sungai Sariak, Nagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak. Sanadi, koordinator kegiatan ini mengatakan, Batajau Seni adalah bentuk kegiatan yang bersifat independen dari dan oleh para seniman untuk masyarakat secara umum. “Ada 18 sanggar yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tentunya, acara ini terselenggara dengan baik berkat dukungan yang besar dari seluruh kawan-kawan pengelola dan penggerak sanggar seni se Padang Pariaman,” katanya.
Pada saat kegiatan, digelar tiga mata acara, yakni pertunjukan kesenian, orasi budaya dan diskusi kesenian. Wendy, selaku stage manager mengatakan, kegiatan pertunjukan difokuskan pada karya-karya inovasi dan karya tradisi yang hampir punah. “Karya inovasi adalah karya seni pertunjukan yang bentuknya baru, namun tetap berakar dari karya tradisional asli Piaman. Sementara, karya tradisi hampir punah adalah karya yang benar-benar telah langka dan tidak punya ruang tampil lagi di masyarakat,” katanya.
Karya inovasi yang tampil menurutnya terdiri dari musik dan tari. “Karya  tradisi yang tampil adalah Tari Lasuang dan Silek Sunua,” katanya. Menurut Wendy, kegiatan Batajau akan digelar secara rutin empat bulan sekali. “Karya tradisi yang ditampilkan pada Batajau depan, akan direspon dalam bentuk karya inovasi pada Batajau berikutnya,” katanya.
Fadhli, salah seorang inisiator kegiatan menjelaskan, Batajau Seni berlangsung dua tahap. “Tahap pertama adalah Batajau yang digelar empat bulan sekali. Kemudian, setelah tiga kali penyelenggaraan, akan digelar Batajau Akbar. Dalam Batajau Akbar ini kita tidak hanya akan menghadirkan pertunjukan tetapi juga ekspo selama seminggu penuh untuk mengetengahkan masing-masing sanggar yang ada di Piaman,” sebutnya.
Batajau, mengambil spirit dari kegiatan Batajau yang memang sudah lestari dalam budaya Piaman. “Batajau ini biasanya digelar oleh kalangan perguruan silek atau penggiat tradisi tambua tasa. Nah, spirit guyub dan gotong royong ini yang kita ambil. Sementara itu, kata Batajau sendiri juga kita jadikan sebagai akronim dari bursa pertunjukan, jasa dan usaha seni,” katanya. Sesuai dengan kepanjangn tersebut, maka Batajau Seni pada akhirnya adalah sebuah bursa besar tempat masyarakat dapat melihat spesifikasi jasa seni pertunjukan yang dapat mereka pakai dalam berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, acara formal, acara kepemudaan dan lain sebagainya.
“Untuk karya-karya inovasi, bursa ini bertujuan untuk menarik minat para penggerak festival. Sehingga sebagai calon ‘pembeli’ mereka dapat melihat bentuk karya yang mana yang akan mereka hadirkan dalam festival yang mereka gelar. Meski festivalnya di tahun depan, dalam Batajau mereka dapat membuat kontrak dengan pengkarya sejak tahun ini,” katanya.
Akademisi ISI Padang Panjang yang juga seorang peneliti seni Piaman, Dr. Asril Muchtar menilai kegiatan Batajau ini sebagai sebuah inovasi luar biasa yang penting bagi pengembangan seni di masa depan. “Selama ini sanggar-sanggar banyak tampil di ajang alek nagari. Ini tentu penting diteruskan karena di alek nagari lah seni-seni tradisi di lestarikan. Namun, mereka juga butuh ruang untuk menampilkan karya baru yang berakar dari tradisi juga. Di sinilah Batajau akan memainkan peran,” sebutnya.
Asril optimis, Batajau Seni akan menjadi ajang yang membuka gerbang kesempatan bagi para seniman Piaman untuk eksis di berbagai iven besar, baik nasional maupun internasional. "Melihat semangat yang ada, jika Batajau Seni terus menerus digelar, kita tinggal menunggu suatu saat seniman Piaman akan tampil di ajang-ajang besar seperti festival-festival luar negeri,” katanya.
Walinagari Lareh Nan Panjang Sungai Sariak, H. Agus Salim Rasyid menyebutkan, Batajau Seni harus mampu membangkitkan kembali nilai-nilai kesenian urang awak. "Sanggar Durga sebagai tuan rumah, yang merupakan satu-satunya sanggar yang ada di nagari ini diharpkan bisa jadi penggerak hal demikian," kata dia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar