Senin, 01 Mei 2017

Selama 31 Hari TMMD Wajah Nagari Koto Dalam Telah Berubah

Selama 31 Hari TMMD Wajah Nagari Koto Dalam Telah Berubah

Padang Sago--Kegiatan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) di Koto Dalam berakhir. Minggu (30/4) penyelesaian semua agenda yang telah ditetapkannya. Namun, secara resmi, TMMD yang ke-98 itu baru akan ditutup pada Kamis (4/5) depan. Satu hal yang paling berkesan selama kegiatan itu, adalah tumbuhnya kembali rasa memiliki dan kebersamaan, serta rasa gotong royong di tengah masyarakat itu sendiri.
    "Gotong royong merupakan budaya kita orang kampung sejak dulunya. Nah, lewat TMMD, budaya yang mulai hilang akibat pengaruh budaya luar, mulai bangkit kembali," kata Alfa Edison, mantan Walinagari Koto Dalam pada Singgalang.
    Dengan TMMD ini pula, kata Alfa Edison, setidaknya telah membuka keterisoliran Nagari Koto Dalam. Sebab, ada kegiatan pembukaan jalan dari Rukam ke Buluah Apo sepanjang 1,4 kilometer, dari Rukam ke Guguak, Nagari Lurah Ampalu sepanjang 1 kilometer.
    Selanjutnya, dari Rukam ke Pauah Manih sepanjang 500 meter. "Kemudian dari Buluah Apo ke Sungai Pua Tanjung Mutus sepanjang 2 kilometer. Jalan yang dilanjutkan pembangunannya lewat TMMD ini harus diaspal hotmik. Kalau tidak, dua tahun kedepan akan hancur kembali," ujar Alfa Edison yang saat ini jadi anggota DPRD Padang Pariaman itu.
    Alfa Edison bersama Walinagari Koto Dalam, Joe Aplinanda melihat, di samping pembukaan dan kelanjutan pembangunan jalan yang dilakukan secara gotong royong TNI bersama masyarakat itu, juga telah selesai pembangunan dua unit surau, yakni Surau Pekuburan dan Surau Pinti, satu unit laga-laga tempat membudayakan kesenian dan tradisi di tengah masyarakat Koto Dalam.
    "Empat buah jembatan, dan 12 gorong-gorong juga telah diwujudkan lewat momen TMMD demikian," ungkap mereka. Menurutnya, TMMD yang di lakukan selama 31 hari di tambah pra TMMD selama 21, telah merubah wajah Nagari Koto Dalam Selatan dan Koto Dalam Barat. Sebab, semua kegiatan terfokus di dua nagari yang merupakan pemekaran dari nagari induknya, Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago.
    Kata Alfa Edison lagi, selama kegiatan berlangsung para TNI yang berasal dari rakyat itu berbaur dengan masyarakat Koto Dalam. Baik malam hari, apalagi di siang hari. "Acara wirid pengajian yang dilakukan setiap pekan di masjid dan surau selalu diikuti oleh TNI. Ini tentunya sebuah nilai yang luar biasa yang di tanamkan di tengah masyarakat," ungkapnya.
    Pasca TMMD ini, lanjut Alfa Edison, tidak ada lagi masyarakat dan anak sekolah yang melewati sungai. Melainkan mereka sudah berjalan di atas jembatan. Akses masyarakat semakin cepat, hubungan antar masyarakat korong dalam nagari ini juga semakin lancar.
    "Untuk Kecamatan Padang Sago, ini momen setelah TMMD pada 1994 di Nagari Batukalang. Sudah puluhan tahun lamanya tak diadakan. Dan Alhamdulillah, kini masyarakat Koto Dalam tidak lagi merasa terkurung dalam hutan belantara," kata dia.
    Dia ingin, rajutan tali silaturrahim selama TMMD antara masyarakat Koto Dalam dan TNI, serta jembatan hati yang telah terbangun hendaknya tidak terputus sampai di sini. Ada kelanjutannya. Sebab, walau bagaimanapun, kegiatan selama itu belum sepenuhnya menjadikan Koto Dalam maju seperti nagari lainnya di Padang Pariaman.
    "Tinggal lagi melanjutkan pembangunannya, mana jalan yang telah dibuka. Pemkab Padang Pariaman harus melakukan hal demikian, agar jangan peninggalan TMMD ini hilang terbuang sia-sia," sebutnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar