Minggu, 14 Mei 2017

Mendes PDTT RI Letakan Batu Pertama Embung Toboh Gadang

Mendes PDTT RI Letakan Batu Pertama Embung Toboh Gadang

Padang Pariaman--Sempat dikabarkan batal, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT RI), Eko Putro Sandjojo tetap jadi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Padang Pariaman. Kedatangannya, Sabtu (13/5), molor lebih empat jam dari jadwal semula pukul 08.30 WIB.
    Kedatangan Menteri Eko Putro Sandjojo yang didampingi Ketua DPW PKB Sumbar, H. Febby Datuak Bangso Nan Putiah disambut Bupati Ali Mukhni yang merupakan Ketua DPW PAN Sumbar di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Setelah menjamu makan siang, langsung menuju lokasi kegiatan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan Embung Nagari (Desa – red) Toboh Gadang dan Nagari Toboh Gadang Timur, Kecamatan Sintuk Toboh Gadang (Sintoga).
    Setelah penyambutan dengan kesenian tradisional, acara pun dimulai. Dalam sambutan selamat datang, Bupati Ali Mukhni melaporkan, embung yang berlokasi di Dusun Sungai Abu, Korong Tabek Gadang, ini mulai dibangun tahun 1912. Namun, terbengkalai dan tidak terawat sehingga penuh semak-belukar. Ia pun meminta bantuan Mendes PDTT RI untuk kelanjutan pembangunan embung sebesar Rp3 miliar itu. Embung itu juga didesain untuk sarana olahraga air dan objek wisata.
    Embung atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan atau aliran anak sungai serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait.
    Menanggapi permintaan bupati, Menteri Eko Putro Sandjojo spontan merespon dengan menyatakan membantu sebesar Rp1,5 miliar. "Sisanya satu setengah miliar lagi jadi tanggungjawab Pak Bupati mencarikan," ujarnya. Mendengar hal itu, Bupati Ali Mukhni terlihat berdiri sembari tersenyum dan bertepuk tangan.
    Pada kesempatan itu Menteri Eko Putro menyatakan, tahun ini Kemendes PDTT mengusung program prioritas berupa program pengembangan Produk Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Pengembangan produk-produk tersebut dikembangkan dengan berbasis teknologi dan inovasi.
    Ia pun mencontohkan beberapa daerah yang sudah bisa fokus untuk mengembangkan produk unggulannya, antara lain di Gorontalo dengan produksi jagungnya atau Dompu yang bisa lepas dari status daerah tertinggal.
    "Desa yang belum fokus akan kita kasih insentif, kita kasih bibit, pupuk dan sarana pertanian gratis,” katanya lagi.
    Eko melanjutkan, selain menetapkan produk unggulan, desa juga didorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Menurutnya, dana desa melalui BUMDes dapat menjadi stimulus pembangunan di daerah.
     “BUMDes itu dibikin supaya dana desa suatu saat bukan menjadi sumber utama pembangunan desa. Sumber utamanya yakni desa mempunyai sarana ekonomi sendiri yang bisa membuat desa itu mandiri secara finansial dan membuka lapangan kerja,” tambahnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar