Selasa, 19 Maret 2019

Mengidap Penyakit Virus Kucing Sejak Lahir Revajana Menerima Bantuan Sosial yang Jumlahnya Selalu Berkurang

Nan Sabaris--Ketika merasa senang, Revajana tampak menggoyang-goyangkan badannya. Dia tak pandai bicara. Untung ibunya Yuhelmi mengerti akan kebutuhan anak semata wayangnya. Sejak lahir ke dunia, Reva telah dicap oleh dokter mengidap penyakit virus kucing.
    Berusia 14 tahun, Reva juga tak pandai berjalan. Ada bahasa isyarat yang ditangkap oleh ibunya manakala dia lapar atau haus. Kalau dia lagi menggoyang badannya, air liurnya meleleh. Reva sudah lama ditinggal sang ayahnya, Zaiwal. Sekaligus meninggalkan ibu Reva.
    Sambil berjualan di Nagari Kapalo Koto, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman, Yuhelmi juga termasuk ibu yang tangguh. Di samping di sibukkan oleh anak yang tidak normal, tiap hari harus dikasih pempes, Yuhelmi juga menanggung beban merawat ibu kandungnya yang sudah berusia lanjut.
    Yuhelmi menceritakan, sejak 2006 lalu anaknya Reva menerima bantuan dari Dinas Sosial Kabupaten Padang Pariaman, yang jumlahnya Rp1,2 juta untuk empat bulan. Dalam setahun anak itu menerima tiga kali bayaran atau sekitar Rp3,6 juta. "Tapi, bantuan sebanyak itu mulusnya hanya sampai 2015," kata Yuhelmi, Minggu kemarin.
    "Dengan adanya bantuan dari Dinas Sosial itulah biaya hidup Reva ditanggung," ungkapnya. Sebab, kata dia lagi, kondisi penyakit yang dideritanya, sangat tidak memungkinkan ibunya untuk mencari penghidupan lain. Apalagi, pasokan biaya dari sang ayahnya tak lagi pernah mengalir sebagai tanggungjawab seorang yang punya anak.
    Menurut Yuhelmi, sejak 2016, bantuan yang biasanya diatar langsung oleh petugas Dinas Sosial yang bernama Zulhelmi, dialihkan dengan menerima lewat bank. Itupun petugas Dinas Sosial Zulhelmi yang mengambilkan. "Jumlahnya masih normal sampai 2017 atau selama setahun," ujarnya.
    Sedangkan mulai tahun 2018, lanjut Yuhelmi, pihaknya menerima untuk tahap satu Rp1 juta. Artinya, ada pengurangan Rp200 ribu jumlah yang diterimanya, bila dibandingkan dengan awal-awal menerima. Pengurangan terjadi lagi pada tahun itu, yakni pada tahap duanya hanya Rp500 ribu yang diterima. Dan tahap tiganya Rp340 ribu.
    Pengakuan Yuhelmi, dia bersama anaknya akan dimasukan ke dalam Program Keluarga Harapan (PKH). "Kata Bapak Zulhelmi yang biasa berurusan dengan masalah bantuan Dinas Sosial ini, pengurangan ini terjadi lantaran kebijakan Presiden Jokowi," kata Yuhelmi menirukan ucapan petugas Dinas Sosial tersebut.
    Yuhelmi sama sekali tak mengerti kenapa terjadi pengurangan bantuan demikian. "Dalam pikiran ambo, bantuan ko naik hendaknya jumlahnya. Ini malah berkurang," sebutnya.
    "Mungkin beginilah nasib orang bawah, miskin yang tak tahu banyak soal perjalanan pemerintahan," keluhnya. Dia berharap, pemerintah bisa transparan soal bantuan itu. Jangan mentang-mentang orang kecil, lalu diperlakukan seenaknya saja. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar