Minggu, 17 Maret 2019

13 Santri Yayasan Raudhatul Ilmi Jannah Ikuti Wisuda Hafidz Juz 30 Jadikan Masjid dan Quran sebagai Benteng Anak dari Pengarus yang Menyesatkan

Sintuak--Ketua Yayasan Raudhatul Ilmi Jannah Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Jasril Tuanku Bagindo menyebutkan, globalisasi cukup berdampak pada banyaknya lahir paham-paham agama yang dinilai menyesatkan. Melahirkan budaya dan tradisi yang tidak lagi sejalan dengan budaya yang dianut masyarakat sebelumnya.
Jasril mengatakan hal itu, Minggu (17/3) saat memberikan sambutan dalam wisuda hafidz Quran juz 30 di komplek Rumah Tahfidz yayasan tersebut, di Masjid Raya Sintuak. Yayasan yang berdiri 2018 itu melakukan wisuda perdana dengan peserta 13 santri dan santriwati. "Pergerakan rumah tahfidz ini merupakan bagian dari upaya kita untuk mentengi anak-anak dari pengaruh budaya luar," kata dia.
Untuk itu, katanya, di samping pendidikan hafidz Quran, rumah tahfidz juga melakukan kegiatan rutin, seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM), Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA), sanggar seni yang menitipberatkan pada kesenian urang awak, wirid bulanan untuk orangtua santri, wirid mingguan untuk umum, dan lain sebagainya.
"Mari kita jadikan Masjid Raya Sintuak ini sebagai pusat peradapan, di tengah kencangnya arus globalisasi yang menghantam masyarakat," ungkapnya.
Kasi Madrasah dan Pondok Pesantren Kemenag Padang Pariaman H. Firtrison Efendi menyebutkan, perlu adanya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur kemajuan MDTA dan rumah tahfidz ini. "Selama ini, jalannya kegiatan yang bersifat keagamaan, mayoritas berasal dari partisipasi masyatakat. Pemerintah terasa belum memberikan kontribusi maksimal," ujarnya.
Menurut Firtrison Efendi, Padang Pariaman yang amat luas ini baru punya 33 MDTA yang terdaftar. "Jumlah ini belum sesuai dengan sebaran masyarakat di korong dan nagari. Artinya masih kurang, karena berdiri atas kemauan masyarakat yang tidak atau belum didukung sepenuhnya oleh pemerintah," ungkapnya.
Walinagari dan Ketua KAN Sintuak, Anasril Nazar dan Eddy Rinaldi Datuak Rangkayo Basa menyampaikan terima kasihnya kepada yayasan yang telah ikut memajukan pendidikan anak nagari, khusus bidang keagamaan.
Kabag Hukum Setdakab Padang Pariaman Rifki MOnrizal yang mewakili Wabup Suhatri Bur Datuak Putiah memberikan apresiasi kepada Yayasan Raudhatul Ilmi Jannah yang baru berdiri telah mampu melahirkan wisudawan-wisudawati. "Jangan berhenti pada juz 30 ini. Ada 29 juz lagi yang harus dituntaskan," kata dia berpesan pada santri yang sedang wisuda.
Menurut Rifki MOnrizal, pergeseran budaya dan adat itu sebenarnya terjadi di rumah tangga masing-masing. "Dulu, kita merasakan saat makan malam bersama keluarga ini, orangtua bertanya mana PR, trus urusan mengaji. Sekarang, saat istirahat di rumah itu yang banyak dipegang itu HP pintar. Liat ini dan itu," katanya.
Sebagai tokoh masyarakat Sintuak, Rifki Monrizal merasa senang lantaran yayasan itu masih bertahan dengan budaya lama. Artinya, ada ekstra kurikuler, seperti main patok lele, sanggar kesenian kampung dan lain sebagainya. "Mari kita perkuat benteng ini sebagai upaya menyelamatkan anak nagari dari bahaya informasi," harapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar