Ponpes Nurul Yaqin Jadi Rujukan Pesantren di Sumatera Barat
Pakandangan--Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman tetap konsisten dan komit dengan sistem pembelajaran yang menggunakan kitab-kitab para ulama terdahulu. Salah satunya kitab Tafsir Jalalein yang menjadi acuan pembelajaran. Dengan komitmen tersebut, Ponpes ini akan tetap menjadi penyangga Islam yang berpahamkan Ahlussunnah Waljamaah.
Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Idarussalam mengungkapkan hal itu pada Lustrum ke-XI dan pengukuhan gelar tuanku/ustazah, penyerahan ijazah Ma’had Ali, Aliyah, Tsanawiyah dan TPQ, Kamis lalu di halaman Rusunawa. Lustrum dihadiri Gubernur Sumbar diwakili Kabiro Binsos Jumaidi, Kakanwil Kementerian Agama Sumbar diwakil Kasi Pontren Yosef Chairul, Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, Pimpinan Ponpes Nurul Yaqin Syekh H. Ali Imran Hasan, Kepala Kemenag Kabupaten Padang Pariaman Masrican, alumni, pengurus, majelis guru, dan orangtua santri yang diwisuda.
Menurut Idarussaliam, sejak berdiri 1960, sistem pembelajaran dan kitab-kitab yang diajarkan tidak pernah berubah. Hanya peningkatan sarana prasarana dan fasilitas belajar yang terus ditingkatkan agar santri semakin berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
"Kemasan pembelajaran yang dilakukan Nurul Yaqin tentu harus sesuai dengan apa yang digandrungi masyarakat. Di era teknologi informasi ini, Nurul Yaqin perlu pula memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang pembelajarannya. Dengan konsisten pembelajaran tersebut, hingga kini Nurul Yaqin terus menjadi incaran orangtua untuk menyerahkan anaknya mondok," kata Idarussalam.
Beberapa tahun belakangan ini, jumlah peminat yang ingin mondok di Nurul Yaqin terus membludak sehingga banyak yang ditolak. 2015 lalu ada sekitar 150 orang calon santri yang tidak bisa tertampung. Sebagian mereka disebarkan ke cabang-cabang Nurul Yaqin yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
Tahun 2016 ini, gelombang pertama saja sudah mendaftar sebanyak 300 orang. Padahal yang akan diterima hanya 180 orang. Direncanakan akan dibuka lagi pendaftaran gelombang kedua. Dengan kondisi ruang belajar dan asrama yang ada sekarang, Nurul Yaqin tidak bisa menerima santri baru, kata Idarussalam yang juga Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Padang Pariaman ini.
Untuk itu, kata Idarussalam, melalui seorang donatur, pihaknya mengkebut pembangunan delapan lokal yang digunakan untuk menampung calon santri tersebut. Kini pondasi dan tiangnya sudah selesai. Diharapkan saat belajar santri baru dimulai, ruangan tersebut sudah bisa dimanfaatkan santri baru.
"Kita juga berharap donator lain yang bisa membantu pembangunan ruangan belajar dan asrama santri. Sehingga dapat menampung santri yang lebih banyak. Saat ini jumlah santri sudah mencapai 800 orang," kata Idarussalam.
Yosef Chairul menyebutkan, fungsi dan sistem pembelajaran pesantren ini memang harus tetap dipertahankan. Sebagaimana permintaan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, bahwa pesantren tetap konsisten menjaga sistem pembelajaran yang sudah diajarkan sejak awal.
Yosef Chairul mengakui, Pesantren Nurul Yaqin sudah menjadi rujukan di Sumatera Barat. Banyak perlombaan yang melibatkan pesantren, hampir 50 persen pesertanya berasal dari pesantren ini. Bahkan MTQ tingkat Provinsi Sumatera Barat, meski juaranya dari luar Kabupaten Padang Pariaman, tapi sang juara tersebut berasal dari santri pesantren ini.
Lustrum dengan tema; Mengembangkan Potensi Tuanku untuk Membangun Masyarakat yang Berakhlak Mulia, mewisuda 155 santri dari tingkat Ma'had Ali, Aliyah, Tsanawiyah dan TPQ. Sehari sebelumnya, dilaksanakan aqiqah serentak 30 santri atau pembantaian 30 ekor kambing. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar