Rabu, 29 Juni 2016
Masyarakat Ulakan Ingin Rajang Dibangun Secepatnya
-Akses Jalan Satu-Satunya Itu Telah Diputus
Masyarakat Ulakan Ingin Rajang Dibangun Secepatnya
Ulakan--Pembangunan kembali jembatan gantung alias rajang yang menghubungkan Korong Kampuang Galapuang dengan Korong Tanjuang Medan, Kenagarian Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman kembali mengalami kendala yang cukup serius. Gotong royong yang dimulai kedua masyarakat setempat Minggu (11/4) lalu, akhirnya tidak jadi berlanjut, lantaran pihak Pemkab Padang Pariaman, dalam masalah ini Dinas PU setempat, minta untuk dihentikan, lantaran anggaran pembangunan kembali rajang itu telah masuk kedalam APBD tahun ini.
Martin, salah seorang tokoh masyarakat Kampuang Galapuang bersama walikorong setempat, Ali Tukar serta Walikorong Tanjuang Medan, Zaidin kepada Singgalang Selasa (13/4) mengaku perbaikan rajang dimaksud dilakukan, mengingat telah banyaknya korban yang berjatuhan di rajang tersebut. "Nyaris setiap hari ada saja yang jatuh ke sungai. Kalau tidak orangnya, ya kendaraannya. Jadi saatnya rajang tersebut direnovasi total," katanya.
Dan lagi, lanjut Martin yang didampingi Ketua Asosiasi Beras Tani (ABT) Padang Pariaman, Ali Nurdin M. Nur rajang itu satu-satunya rajang yang menghubungkan Kampuang Galapuang dengan Tanjuang Medan. "Kini, dengan adanya penghentian yang tidak jelas kapan dimulai pembangunannya oleh pemerintah, masyarakat jadi bingung, mau lewat kemana untuk pergi dan keluar dari Kampuang Galapuang tersebut," kata Martin.
Menurut Martin, pembangunan kembali rajang tersebut telah banyak melalui proses yang tidak jelas. Awalnya, bakal dikucurkan dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) kecamatan, dengan model bangunan permanen. Namun, hingga kini tidak jadi juga dilakukan, entah dimana kendalanya. Lalu masuk lagi informasi bahwa Pemkab, lewas Dinas PU juga telah menganggarkan bangunan kembali rajang dimaksud. Tapi kapan dimuali, juga tidak ada kejelasan yang pasti dari Pemkab itu sendiri.
"Mengingat kebutuhan terhadap rajang dimaksud merupakan kebutuhan yang sangat vital, dan tidak ada kejelasan dari pihak pemerintah, baik ditingkat nagari, kecamatan dan kabupaten sendiri, maka langkah yang diambil bersama masyarakat, adalah merombak langsung rajang itu, dengan sumber dana swadaya dari masyarakat kedua korong itu, termasuk juga sumbangan dari para pedagang dan donatur yang dianggap peduli terhadap perbaikan rajang tersebut. Total sumbangan yang berhasil dipungut mencapai Rp10 juta, yang telah dibelikan kepada sejumlah bahan, seperti pohon batang kelapa, paku, baut dan lain sebagainya," ujar Martin lagi.
Sumbangan demikian, kata Martin, hingga kini terus mengalir, mengingat masyarakat sangat menginginkan bangunan kembali rajang itu dilakukan sesegera mungkin. "Kita ingin kejelasan dari Pemkab, kalau memang bangunan itu telah dianggarkan. Kita minta semua pihak, baik Pemkab, maupun anggota dewan mau melihat keadaan yang sebenarnya terjadi, ketika rajang ini tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya," ujar Martin.
Sementara Ketua DPRD Padang Pariaman, Eri Zulfian, S. Pt minta pada Pemkab, dalam masalah ini Dinas PU agar secepatnya mengambil tindakan, sehingga masyarakat tidak terganggu. "Dengan telah dimulainya pembangunan hal itu oleh masyarakat, sementara tidak ada kelanjutannya, maka sangat mengganggu stabilitas perekonomian masyarakat itu sendiri. Kita tahu, kos yang dikeluarkan akibat beralihnya jalan ketempat lain, menuju Kapuang Galapuang, cukup besar, dan tentunya sangat menyusahkan masyarakat banyak. Ini tidak boleh terjadi," katanya.
Eri Zulfian yang juga calon Wakil Bupati Padang Pariaman itu menilai sudah saatnya Pemkab berfikir secara cepat, tegas, sehingga pembangunan berjalan dengan baik kembali. "Jalan dan jembatan merupakan akses yang sangat menentukan sumber perekonomian masyarakat. Kalau hal itu telah terganggu, maka seluruh sektor ekonomi dikampung itu tentu menjadi terganggu pula," ujar Eri Zulfian lagi. (dam)
ABT Padang Pariaman Jawab Masa Depan Petani
Pariaman--Sejak dilantiknya kepengurusan Asosiasi Beras Tani (ABT) Padang Pariaman beberapa waktu lalu, hingga kini konsolidasi organisasi yang dilakukan ABT dikalangan kelompok tani terus terjadi. Tak ayal lagi keberadaan ABT diharapkan nantinya mampu menjawab tantangan masa depan beras yang dihasilkan oleh petani yang ada di daerah itu. ABT agaknya sangat tidak ingin, beras yang begitu bermutu yang keluar di daerah ini, justru daerah lain yang menikmatinya.
Ketua ABT Padang Pariaman, Ali Nurdin M. Nur kepada Singgalang, Selasa (13/4) melihat antusias kelompok tani yang ada untuk membesarkan ABT ini cukup tinggi. Hal itu terlihat, sejumlah kelompok telah tergabung dalam ABT, untuk bersama-sama menopang kekuatan ini, dalam meningkatkan hasil panen para petani nantinya, terutama masalah beras. "Kita ingin masalah pertanian, sebagai sumber yang cukup potensi di daerah ini, kedepannya menjadi perhatian tersendiri oleh pemerintah mendatang," katanya.
"Potensi petani yang dianggap besar di Padang Pariaman, agaknya hingga kini belum menjadi perhatiann yang maksimal oleh pemerintah, dalam melihat arti penting hasil pertanian yang berkualitas tinggi. Nah, momen untuk menangkap itu telah kita tancapkan, lewat seminar sehari belum lama ini, terhadap seluruh kekuatan petani yang ada di daerah ini. Hasilnya, mereka sama-sama memiliki komitmen tinggi, bahwa hasil pertanian Padang Pariaman harus tampil kedepan, menjawab tantangan pangan daerah, bahkan pangan negara yang sangat kita cintai ini," katanya.
Untuk mengembangkan organisasi dimaksud, lanjut Ali Nurdin, disetiap zona telah ditempatkan koordinatornya. Padang Pariaman yang dibagi menjadi empat zona itu, juga ditetapkan empat koordinator ABT, yang langsung bersentuhan dengan para petani dikampung tersebut. "Koordinator tersebut dalam melakukan tugas-tugasnya juga mengacu pada aturan yang telah disepakati bersama dalam ABT kabupaten. Disamping bekerjasam dengan Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP3KP) Padang Pariaman, ABT juga bergandengan dengan Dinas Pertanian, hingga ketingkat kecamatan," ujarnya. (dam)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar