Di Padang Pariaman
Penanganan Korban Gempa Mengundang Kontroversi
Pariaman--Pendistribusian bantuan terhadap korban gempa, baik yang korban gempa 2007 maupun yang 2009 terus menuai kontroversi ditengah masyarakat itu sendiri. Masyarakat korban gempa yang kebanyakan masyarakat awam selalu menjadi komoditi disebagian oknum yang bertugas dilapangan. Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan daerah gempa, kini tengah menuai masalah demikian. Hampir diseluruh nagari yang ada di daerah itu, penanganan korban bencana selalu menjadi buah bibir yang kurang elok.
Ketua Fraksi Bersatu DPRD Padang Pariaman, Masrizal melihat penanganan korban tersebut banyak yang kacau-balau. "Saya telah menerima laporan dari masyarakat, bahwa bantun gempa yang kini tengah disalurkan, baik yang rusak berat maupun yang rusak sedang, masih dilakukan pemotongan oleh oknum yang bertugas dilapangan. Di Kecamatan 2 X 11 kayutanam, pemotongan mencapai dari Rp400 hingga Rp500 ribu setiap korban," kata anggota Komisi III itu kemarin di Pariaman.
Menurut dia, perlu ada ketegasan dari Pemkab Padang Pariaman soal orang-orang yang bertugas dilapangan, alias tim fasilitasi gempa dimaksud. Begitu juga, bagi yang telah terlanjur melakukan pemotongan, agar sesegera mungkin untuk mengembalikan uang, yang memang hak masyarakat tersebut. "Sejak dari awal, DPRD telah mewanti-wanti hal demikian, agar tidak dilakukan terhadap korban, yang memang membutuhkan bantuan dimaksud. Apalagi dengan kondisi saat ini, sudahlah korban gempa, perekonomian juga terganggu, bantuan yang seharusnya ditambah, justru dipotong pula," tegas Masrizal.
"Dengan adanya peristiwa pemotongan yang hampir diseluruh nagari dan kecamatan itu, timbul pertanyaan, apakah tim fasilitator gempa yang diturunkan itu tidak digaji ? Belum lagi persoalan pendataan ulang yang dilakukan terhadap masyarakat korban, yang juga menimbulkan polemik. Sebab, banyak data yang simpang siur, entah data yang dulu yang salah, atau memang sengaja untuk mengurangi masyarakat korban gempa itu sendiri," tanya Masrizal.
Padahal, kata Wakil Ketua DPC PPP Padang Pariaman ini, pendataan yang dilakukan sewaktu awal kejadian telah melibatkan tim independen. Kenapa ada lagi pendataan ulang ? Banyak masyarakat yang diawal kejadian dulu rumahnya jelas rusak berat, kini malah berganti dengan status rusak sedang. Masyarakat yang memang tidak banyak yang tahu, tentu akan menerima saja. Ditambah lagi, masyarakat daerah ini tidak banyak yang mempersoalkan itu.
Kepada aparat penegak hukum, Masrizal minta untuk bisa memberikan tindakan tegas dalam masalah demikian. "Persoalan pemotongan hak masyarakat, penanganan gempa yang banyak menimbulkan keresahan ditengah masyarakat, sudah saatnya diluruskan dengan baik dan benar, agar masyarakat merasa senang. Kita tidak ingin ditengah persoalan ekonomi yang melilit masyarakat, apa yang menjadi haknya juga dikibiri," ungkap Masrizal. (dam)
PPP Padang Pariaman Bakal Muscab
Mengembalikan Kejayaan Partai Harus Prioritas
Pariaman--Kekalahan yang dialami DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Padang Pariaman secara berkesinambungan, baik waktu Pileg maupun saat Pilkada 30 Juni lalu, membuat banyak pihak, terutama warga partai berazaskan Islam itu berkaca diri, alias introspeksi untuk menata partai kembali. Apalagi, sejak Pemilu 2004 hingga kini, partai tersebut terus mengalami kemerosotan perolehan kursinya dilembaga dewan terhormat daerah itu.
Wakil Ketua DPC PPP Padang Pariaman, Masrizal melihat hal demikian sebagai cambuk yang cukup berat bagi kader dan simpatisan PPP itu sendiri. "Yang membuat PPP terus mengalami kekalahan bukan faktor eksternal, tetapi banyak disebabkan oleh internal PPP itu sendiri. Padahal, Pemilu 1999 PPP cukup mendapatkan tempat dihati masyarakat daerah ini. Buktinya, kita memperoleh sembilan kursi, yang sepanjang sejarah Pemilu di era reformasi, belum satupun partai yang mampu mencapai perolehan kursi sebanyak itu di Padang Pariaman," katanya kemarin di Pariaman.
Masrizal mengajak kepada seluruh kader PPP Padang Pariaman, untuk bisa memanfaatkan momen Muscab yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini, guna melihat kepentingan yang lebih besar lagi. Saatnya dihentikan ego sektoral dalam mengurusi partai ini. "Dengan kondisi yang dialami PPP saat ini, tidak perlu ada yang disalahkan. Melainkan bagaimana kita menata diri bersama kembali, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap PPP bisa dikembalikan dengan baik," ujarnya.
"Yang tidak kalah penting dari upaya konsolidasi partai dimaksud, adalah merajut kembali tali yang terputus dengan sesepuh partai, yang akhir-akhir ini tidak lagi menjadi perhatian oleh pengurus terdahulu. Apalagi di Padang Pariaman, banyak sesepuh PPP yang punya pemikiran nan tajam yang selama ini belum terakomodir dalam membesarkan partai. Sudah saatnya digalang kembali. Sesepuh partai merupakan orang yang membuat sejarah PPP itu ada, dan bisa kita nikmati saat ini. Mereka punya jasa yang tidak boleh ditinggalkan," sebut anggota Komisi III DPRD Padang Pariaman ini.
Tak ayal lagi, kata Masrizal, pemimpin PPP pasca Muscab nanti harus kader yang tahu persis soal partai ini. Punya talenta politik yang tajam, sehingga kehilangan kursi yang dialami selama ini, bisa dikembalikan pada Pemilu 2014 nanti. "Bagi saya, yang penting bukan siapa yang akan mengendalikan PPP dimasa mendatang. Tetapi yang lebih penting dari itu, apa yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kejayaan PPP itu sendiri," sebutnya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar