Rabu, 29 Juni 2016

Akibat Memaksakan Kehendak, Banyak Hasilnya Terbuang Begitu Saja

Kinerja Pemkab Padang Pariaman
Akibat Memaksakan Kehendak, Banyak Hasilnya Terbuang Begitu Saja

Lubuk Alung--Pilkada padang Pariaman sudah tidak lama lagi. Kini seluruh calon bupati/wakil bupati tengah menyampaikan mimpi dan harapannya diseluruh pelosok kampung dan nagari. Disamping sang calon terjun langsung ketengah masyarakat, yang tidak kalah serunya, KPU setempat selaku pihak yang menyelenggarakan Pilkada, juga menggelar debat kandidat yang menghadirkan seluruh calon yang berhadapan langsung dengan panelis yang ahli dibidang persoalan isu yang sedang diangkat.
    Pertanyaan, apakah mimpi yang telah banyak disampaikan seluruh kandidat itu mampu diwujudkan dengan baik dan benar, terutama yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan kurang lebih 400 ribu lebih masyarakat Padang Pariaman. "Bicara soal kesejahteraan, tidak bisa dilepaskan dari pasar sebagai sentra ekonomi. Kita semua tahu, nyaris seluruh pasar yang ada didaerah ini, tidak berkembang sebagaimana layaknya sebuah sentra ekonomi daerah. Apalagi sejak Kota Pariaman menyatakan berdiri sendiri, otomatis pasar kabupaten tidak ada lagi," kata Dr. Ir. Irwandi Sulin Datuak Gadang, M. Si, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung, Padang Pariaman kemarin di Lubuk Alung.
    Irwandi Sulin yang juga Sekretaris forum orangtua mahasiswa IPB Bogor ini melihat sungguh sangat dilematis, upaya Pemkab Padang Pariaman untuk membangun sebuah pasar hanya mimpi lewat 9 kawasan strategis. Buktinya, dua sentra pasar yang dibangun swasta, pasar Duku, Kecamatan Batang Anai oleh PT Gramindra dan pasar Raya Lubuk Alung oleh PT Adikarya bersama KSU Anak Nagari, tidak berjalan dengan baik lantaran kurangnya perhatian dan dukungan maksimal dari Pemkab Padang Pariaman itu sendiri.
    "Bupati mendatang yang terpilih secara demokratis, lewat momen Pilkada 30 Juni harus menyadari bahwa sentra ekonomi adalah titik tolak, bertumbuhnya ekonomi masyarakat dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Sebab, pasar mampu memutar keuangan masyarakat dalam bentuk transaksi jual beli, dan menarik banyak orang berkumpul dan bertransaksi di pasar dimaksud," kata Irwandi Sulin yang didampingi Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lubuk Alung, Drs. Ruswan Tanjung itu.
    Bahkan, lanjut Irwandi Sulin, secara eksplisit hal itu akan menumbuhkan sarana ekonomi lain, seperti transportasi misalnya. "Seyogyanya bupati mendatang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi baru, sehingga uang yang beredar di Padang Pariaman tidak berpindah ketempat lain. Dengan kondisi PAD daerah ini yang hanya Rp16 miliar harus disadari, bahwa kemampuan kita untuk mendukung ekonomi masyarakat diluar APBD, hanya Rp1.000 perhari dan perkapita. Apa yang dapat dilakukan dengan uang yang hanya segitu ? Maka beban berat bupati kedepan beserta perangkat daerah, adalah mencari sektor pertumbuhan ekonomi baru bagi Padang Pariaman, sehingga dapat meningkatkan PAD tersebut," katanya.
    Menurutnya, banyak sektor yang dapat dilakukan. Menjual air dalam bentuk PDAM ke Kota Padang, dengan hanya mengambil Rp250 setiap meter kubiknya, maka keuntungan setiap bulannya akan mencapai miliaran rupiah. "Disamping itu, Pemkab harus mampu menarik investor swasta, seperti di sektor pengelola pertambangan, pariwisata, dan sektor pertumbuhan perumahan, khusus di batas kota, Batang Anai sana," ujarnya.
    "Kita berharap banyak pada bupati mendatang, harus mampu berpikir secara heterogen dalam mendorong  pertumbuhan ekonomi daerah. Dan tidak lagi menjadikan APBD sebagai tumpuan harapan untuk kesejahteraan masyarakat, melainkan mampu menggali lebih dari itu. Kemudian meletakkan pembangunan ekonomi pada titik sentra pertumbuhan daerah, bukan diletakan pada tempat-tempat sepi. Betapa TK/SD model internasional di Limpato yang jelas-jelas tempat sepi, sama sekali tidak termanfaatkan dengan baik alias tidak dipakai. Hal ini boleh dikatakan sebuah pemborosan yang nyata dilakukan Pemkab. Kedepan, bupati bersama DPRD harus berani mencarikan pembangunan yang terintegrasi, lewat metode multi year, dapat digunakan lebih cepat, lebih bermanfaat dan langsung dirasakan masyarakat banyak," ungkap Irwandi Sulin.
    Irwandi Sulin mengajak bupati mendatang, untuk tidak lagi memaksakan kehendaknya, dalam menciptakan titik pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Sejarah membuktikan, setiap kali titik pembangunan yang dipaksakan alias tidak didukung dengan nilai-nilai kebersamaan, hasilnya sia-sia belaka. Peranserta tokoh masyarakat, swasta, Pemkab kedepan sebaiknya lebih terbuka, sehingga dana yang dianggarkan bermanfaat bagi banyak orang yang masih hidup dengan garis kemiskinan dan ketertinggalan. (dam)
-------------------------------------------------------------------------------------          

Debat Kandidat Ala KPU
Penempatan Ibu Kabupaten di Parit Malintang Masih Dipertanyakan

Pariaman--Sebuah pemandangan yang sangat luar biasa, Sabtu (19/6) malam ketika berlansungnya debat kandidat bupati yang diadakan KPU setempat di gedung Saiyo sakato Pemkab setempat. Betapa tidak, disamping terjadi sedikit alot dan menegangkan diatara massa pendukung masing-masing kandidat, akibat peran yang dimainkan calon yang mereka jagokan, juga ada kesejukan, ketika dua dari enam calon bupati, yakni Ambia B Boestam dan Yobana Samial ketika sama-sama memberikan dukungan, dan saling berangkulan saat visi misinya yang berhubungan dengan nuansa Islami di Padang Pariaman.
    Yang namanya massa, memang susah diatur ketika kandidatnya memberikan jurus yang sangat bersentuhan dengan substansi dari visi misi yang bersangkutan. Apalagi selama debat berlangsung dibawah panelis, Dr. Badrul Mustafa Kamal dan Yuslim, S.H, M.H pakar hukum Unand yang sengaja didatangkan dari praktisi masalah yang tengah diperdebatkan malam itu, tampak kebanyakan kandidat masih saling serang-menyerang, ketika persoalan pananganan gempa, pemindahan ibu kabupaten ke Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung. Ambia B Boestam dalam visi misinya yang telah disebar ditengah masyarakat, memang sengaja akan memindahkan ibu kabupaten kelokasi lain, akibat tidak cocoknya lokasi itu untuk sebuah ibu kabupaten.
    Ali Mukhni, calon bupati dengan nomor urut satu menanyakan langsung kepada Ambia B Boestam, apa dasar hukum dan pemikirannya untuk memindahkan ibu kabupaten yang telah diproses dengan sangat matang, dilakukan oleh pihak yang berkopeten, tanpa adanya intervensi dari Pemkab sebelumnya. Menurut Ali Mukhni, calon bupati yang berpasangan dengan Damsuar itu, penetapan ibu kabupaten dulunya, setelah melakukan kajian bersama seluruh masyarakat Padang Pariaman. Dengan santainya, Ambia B Boestam sang politisi ulung dari PAN itu menjawab dengan jantan dan bertanggungjawab. "Pemindahan ibu kabupaten yang telah saya buat dalam visi misi, merupakan tanggungjawab moral yang harus saya tegakkan, ketika memimpin daerah ini. Dasar demikian, setelah melihat dan datang langsung bersama tim tentang kondisi ibu kabupaten tersebut. Betapa sangat tidak cocok, akibat labilnya tanah, ratusan sawah masyarakat terbuang sia-sia, tanpa ada kejelasan sama sekali," katanya.
    Calon bupati lainya, HM. Yusuf juga tidak kalah serunya menyerang calon bupati incombent, Ali Mukhni dan Sudirman Gani tentang penetapan ibu kabupaten dimaksud. M. Yusuf dan Ambia B Boestam juga punya pandangan yang sama perihal kesalahan besar yang dilakukan Pemkab, dalam melihat arti penting sebuah daerah untuk ibu kabupaten yang representatif. Cuman, M. Yusuf tidak menyebutkan akan memindahkan ibu kabupaten yang telah ditetapkan lewat proses peraturan pemerintah tersebut.
    Yang lebih menyejukkan itu, calon bupati dengan nomor urut lima, Yobana Samial. "Siapa yang akan jadi Bupati Padang Pariaman mendatang telah tersurat di luah mahfudz sana. Kita hanya berusaha dan berikhtiar. Tak heran, ketika calon bupati lain diberi kesempatan untuk bertanya pada kandidat lain, Yobana Samial malah banyak memberikan masukan, dan ingin menitipkan gagasan besarnya kepada bupati terpilih pada 30 Juni. Saya masih melihat sejumlah baliho ditengah masyarakat, banyak yang dirobek. Ini merupakan sebuah dinamika, yang perlu menjadi catatan bagi kita selaku calon bupati," katanya dengan penuh senyum khasnya. (dam)
----------------------------------------------------------------------

Wirya Fansuri Terancam  Di-PAW-Kan
Kemelut KPU Padang Pariaman Terus Berlanjut

Pariaman--Anggota KPU Provinsi Sumatra Barat, Drs. HM. Mufti Syarfie melihat proses terhadap mantan Ketua KPU Padang Pariaman, Wirya Fansuri telah ditangani langsung oleh Badan Kehormatan (BK) KPU itu sendiri. Tinggal lagi melakukan proses Pergantian Antar Waktu (PAW) terhadap yang bersangkutan, akibat berbagai hal yang terjadi di KPU daerah itu, yang berhubungan dengan Wirya Fansuri dimaksud.
    Kepada Singgalang, Sabtu (19/6) malam Mufti Syarfie di Pariaman menyebutkan hal itu, ketika menyikapi problem KPU Padang Pariaman yang hingga kini masih belum menemukan titik terang, mengenai kekosongan seorang anggota. "Sesuai petunjuk dan mekanisme yang berlaku, BK KPU telah melakukan tugasnya terhadap persoalan Wirya Fansuri. Kita tunggu saja nanti. Apa yang akan dilakukan BK, terhadap anggota KPU itu," katanya singkat.
    Divisi hukum KPU Padang Pariaman, Vifner, S.H mengakui telah menerima kabar tentang PAW Wirya Fansuri tersebut. "Tetapi prosesnya tidak sekarang. Sebab, tahapan Pilkada tengah berlangsung saat ini. Sangat tidak mungkin hal itu terjadi, ditengah peristiwa besar yang sedang kita gelar. Mungkin hal itu setelah usai Pilkada," katanya.
    Sementara, Ketua KPU Suhatri Bur, S.E, M.M ketika dihubungi mengaku belum menerima informasi tentang hal itu. "Memang persoalan KPU Padang Pariaman yang telah terjadi selama ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab KPU Provinsi. Sesuai dengan undang-undang nomor 22 tahun 2008 tentang pelaksanaan Pemilu. Secara administrasi, kita telah berikan berbagai upaya untuk memperbaiki hal itu semua. Soal PAW atau tidak, memang telah menjadi kewenangan dari KPU Sumbar, sesuai apa yang diamanatkan undang-undang tersebut," katanya.
    Wirya Fansuri dalam menjawab Singgalang, Minggu kemarin mengaku belum pernah menerima teguran dari BK KPU tersebut, tentang kesalahan apa yang dia lakukan selama ini. Dan lagi proses yang disampaikan KPU Sumbar itu, sama sekali belum ada, bahkan sesuai ketentuan ketika polemik itu terjadi, tentu BK telah bekerja menangani persoalan demikian, sebelum menjatuhkan sebuah kebijakan.
    Menurut Wirya Fansuri, proses PAW anggota KPU itu dalam Tatib KPU Padang Pariaman nomor 01 hanya bila terjadi dengan dua hal. Pertama mengundurkan diri dan yang kedua meninggal dunia. "Hingga kini saya masih diberi kesempatan untuk hidup, dan belum pernah mengundurkan diri. Mengenai ketidak hadiran saya setiap kali momen yang diadakan KPU, itu hanya mengingat kepentingan yang jauh lebih besar lagi di daerah tersebut," katanya. (dam)
------------------------------------------------------------------------------------

Menangkan Pilkada
Masyarakat Ketaping Dukung Yobana-Ril

Ketaping--Pelaksanaan Pilkada 30 Juni, hanya tinggal hitungan hari. Dukungan terhadap pasangan H. Yobana Samial, S.H-Dasril, S. Pd, M.M terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat di seantero Padang Pariaman ini. Sabtu (19/6) malam, di kediaman anggota Komisi I DPRD setempat, Drs. Rosman, Korong Batang Sariak, Kenagarian Ketaping, Kecamatan Batang Anai seluruh lapisan masyarakat Ketaping, mulai dari niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, tokoh masyarakat, generasi muda dan bundo kanduang secara resmi menyatakan dukungannya untuk siap memenangkan pasangan calon bupati yang dipopulerkan dengan Yobana-Ril, terbukti lebih peduli itu.
    Lebih dari 150 orang masyarakat tampak memadati rumah Ketua DPD Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) Padang Pariaman itu. Mereka semua sangat sepakat, untuk memenangkan pasangan dengan nomor urut lima tersebut. Hal itu mereka lakukan, setelah melihat berbagai perkembangan terhadap semua kandidat calon bupati/wakil bupati yang dinilai paling layak dapat dukungan penuh dari masyarakat. Untuklah dukungan itu dititipkan lewat wakil masyarakat Ketaping yang ada di dewan terhormat, Rosman. Mereka sangat ingin, Ketaping sejak adanya seorang anggota dewan tersebut, telah mulai berubah dari berbagai aspek pembangunan, yang tentunya dengan kepedulian seorang Rosman terhadap kampung halamannya, terus berlanjut, lewat bupati/wakil bupati lima tahun mendatang.
    H. Sudirman Datuak Bandaro Perak, salah seorang anggota Bamus Ketaping bersama Ja'far Tuanku Sidi yang juga anggota Bamus memberikan apresiasi dan berharap banyak agar Yobana Samial betul-betul menang dan meraih simpati banyak orang nantinya. "Komitmen untuk memenangkan Yobana-Ril ini terus digalang, menjelang dilangsungkanya Pilkada tersebut. Kita mengajak dan menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, yang telah mempunyai hak pilih, untuk bersama-sama melihat kepentingan yang jauh lebih besar lagi, dibawah pimpinan Yobana-Ril itu, yang juga telah didukung penuh oleh pimpinan Syathariya Padang Pariaman, H. Zubir Tuanku Kuniang, H. Ashabal Khairi Tuanku Mudo, H. Anas Tuanku Sinaro," katanya.
    Sementara Rosman menyampaikan terima kasih atas dukungan ini. "Artinya, pembangunan yang telah kita lakukan, sejak saya menjadi anggota dewan, harus terus dilanjutkan dengan baik, lewat momen Pilkada. Saya ingin dukungan ini menjadi kenyataan pada Pilkada nanti. Sebab, kebangkitan daerah pascagempa, memang harus dipimpin oleh bupati yang betul-betul punya kepedulian dan kemapuan yang telah teruji. Kita semua tahu, bahwa pasangan yang tengah kita jagokan ini, meletakan kepeduliannya diatas segala-galanya. Baginya, hidup harus bermanfaat untuk banyak orang yang saat ini masih membutuhkan bantaun banyak pihak dimaksud," katan Rosman sang vokalis DPRD Padang Pariaman ini.
    Disamping dukungan moral yang telah diberikan masyarakat Ketaping itu, Rosman juga minta kepada seluruh jajaran PPRN, mulai dari DPD di tingkat kabupaten hingga pengurus Ranting ditingkat nagari, untuk bersama-sama bahu membahu dalam memenangkan Yobana-Ril ini. "Pilihan demikian sudah sangat tepat, dan tidak diragukan lagi, apa dan bagaimana Padang Pariaman ini kedepannya, dibawah kepemimpinan Yobana-Ril nantinya," ujar Rosman. (dam)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar