Kamis, 16 Juni 2016

Rencana Mencari Kambing Aqikah Berujuang ke Kantor Polisi

Di Parit Malintang
Pusat Pemerintahan Padang Pariaman Akan Difungsikan

Pariaman--Menyadari kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas disebabkan sumber daya alam, Bupati Ali Mukhni banyak melakukan terobosan, melakukan loby dan meyakinkan pemerintah atasan, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
    "Berkat usaha dan kerja keras ini, kita berhasil memperoleh sejumlah mega proyek pembangunan yang didanai melalui APBN, antara lain; pembangunan jalan lingkar Duku-Lubuk Alung-IKK-Sicincin yang juga
nantinya akan diintegrasikan dengan jalan tol Padang – Pekanbaru,   pembangunan embarkasi haji Sumatra Barat di Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, pembangunan pelabuhan kapal laut dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran di Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis," kata dia.
    Proyek selanjutnya, adalah melanjutkan pembangunan Irigasi Anai II, pembangunan jalan raya pantai barat, dari BIM – Ketaping – Ulakan – Pariaman, rencana pembangunan madrasah bertaraf internasional di Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, pembangunan jalan kereta api Duku – BIM, melanjutkan pembangunan kantor bupati di Parit Malintang serta
sarana pendukung lainnya, pembenahan objek wisata Malibaou Anai dengan finishing pembangunan Waterboom, melanjutkan pembangunan Masjid dan kawasan wisata religius makam Syech Burhanuddin.
    Untuk itu semua, Bupati Ali Mukhni menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat dan semua pihak terkait serta perantau, agar dapat mendukung serta membantu kelancaran pelaksanaan program pemerintah pusat di daerah ini.
    Menurut Ali Mukhni, dengan beralihnya sejumlah kegiatan ke kantor yang baru di Parit Malintang, menunjukkan bahwa ibu kota Kabupaten Padang Pariaman sudah siap untuk dipindahkan dan kantor
bupati sudah layak untuk difungsikan.
    "Tak dapat kita pungkiri, dimata Pemrov dan pusat, IKK
yang baru ini menyangkut harkat dan martabat Pemkab dan masyaraat serta perantau Padang Pariaman. Oleh karena itu, kita harapkan semua pihak dan masyarakat tetap komit mewujudkan Parit Malintang sebagai kawasan IKK yang baru dan mendukung kepindahan ini," harapnya.
    Ali Mukhni juga menyinggung keberhasilan Badan Amil Zakat (BAZ) Padang Pariaman. Dimana semenjak awal tahun 2012 BAZ Padang Pariaman telah melakukan pengelolaan zakat profesi dari kalangan PNS. "Alhamdulillah, sampai saat ini sudah terkumpul Rp2,5 miliyar dari
potensi Rp4 miliyar. Zakat Profesi ini sesuai syariat, sudah dan akan disalurkan kepada yang berhak yaitu asnaf yang 8 melalui 6 program;
Padang Pariaman sejahtera, makmur, peduli, cerdas, taqwa, dan Padang Pariaman sehat," katanya. (525)

Ikut Membangun Kampung, Perantau Tandikek Gelar Alek Nagari

Tandikek--Masyarakat Korong Sialang, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman baralek gadang sejak lebaran ini. Alek nagari namanya. Acara yang menampilkan sejumlah kesenian tradisional itu telah berlangsung 10 malam, dan ditambah lima malam lagi, karena dinilai beruntung.
    Rivai Marlaut, salah seorang panitia kegiatan kepada Singgalang, Minggu (2/9) menyebutkan alek nagari yang diadakan sekali semusim itu terlaksana atas prakarsa para perantau Nagari Tandikek dan Nagari Tandikek Utara, yang pulang kampung saat lebaran. Dan penambahan hari merupakan sumbangsih dari urang sumando Sialang itu sendiri, yang ingin ikut dalam membangun kampung urang rumahnya.
    Menurut dia, selama kegiatan acara kesenian ditampilkan secara bergantian. Mulai dari indang, saluang, dan orgen tunggal. Sedangkan disiang hari, kegiatan diisi dengan lomba layang-layang. "Alhamdulillah, semua dari hasil acara demikian digunakan untuk kebutuhan pembangunan sarana umum yang dibutuhkan di nagari dan korong," katanya.
    "Kita sangat bersyukur, para perantau yang pulang kampung memanfaatkan momen ini untuk ikut membangun kampung halaman, dengan melakukan alek nagari. Setiap malam selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat, terutama kalangan anak muda dari berbagai pelosok Padang Pariaman," ujar Rivai Marlaut.
    Dia ingin, lewat tampilan kesenian tradisional selama alek nagari itu mampu menumbuh-kembangkan kesenian yang memang telah lama dibuat oleh yang tua-tua dulunya. Hal ini sangat penting artinya, dalam melihat keutuhan kesenian Minang itu sendiri dikalangan anak muda zaman sekarang.
    Apalagi, katanya, kegiatan kesenian lama, seperti indang sudah sangat jarang sekali kehadirannya saat ini. Dulu, yang namanya indang, hampir setiap kampung punya kelompok indang. Tetapi sekarang sudah susah sekali mencari kelompok indang. Kalaupun ada, hanya sebagian kecil. (525)

Nyiur Melambai Tandikek Hasilkan 100 Kg Minyak Seminggu

Tandikek--Bermula dari pembinaan yang dilakukan UPTD Dinas Pertanian Kecamatan VII Koto Sungai Sariak terhadap sejumlah masyarakat di Korong Lareh Nan Panjang, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman akhirnya kelompok usaha Nyiur Melambai Tandikek berdiri dengan segala keterbatasan dan apa adanya. Pembinaan yang dilakukan khusus dibidang pengolahan kelapa yang begitu banyak dikampung itu, secara berangsur-angsur telah dirasakan manfaatnya oleh anggota kelompok yang berjumlah 17 orang tersebut.
    Ali Umar A Tuanku Kuniang, Ketua kelompok itu kepada Singgalang, Minggu (2/9) sangat bersyukur adanya pembinaan yang dilakukan pihak pertanian kecamatan terhadap masyarakat korban gempa dan longsor akhir 2009 silam itu. "Kita bekerja secara swadaya. Kini, gudang berukuran 10x6 meter telah berdiri dengan sangat sederhana. Namun, gudang itu belum ditempati, karena belum punya prasarana penunjang produksi minyak tanak tangan yang selama ini dibuat anggota kelompok secara tradisional," kata dia.
    Menurut Ali Umar, dari sebanyak itu anggota kelompoknya hanya mampu menghasilkan minyak tanak tangan sebanyak 200 botol atau 100 kilogram lebih setiap minggunya. Pembuatannya masih dengan cara konvensional. Belum ada tekhnologi mesin untuk mengolah kelapa yang sudah diparuk menjadi santan yang digunakannya.
    "Hasil produksi yang dilahirkan sejak kelompok ini hadir pada 2011 lalu, baru dimanfaatkan oleh urang awak dikampung. Seperti para penjual nasi yang ada di Tandikek, Sungai Sariak dan kampung lainnya. Sebenarnya, permintaan untuk dalam daerah saja belum bisa kita penuhi, lantaran keterbatasan sumber daya kelompok tersebut. Artinya, kita butuh mesin pengolah kelapa. Nah, dengan adanya mesin itu nantinya, semua akan dikerjakan didalam gudang. Mulai dari membuat dan memasarkan hasil produksi," katanya.
    Ia melihat, bahan baku kelapa yang ada di Lareh Nan Panjang dan kampung sekitarnya masih banyak, karena tanaman yang satu itu merupakan tanaman yang paling banyak tumbuh dan ditanam oleh orang tua-tua dulunya. Dan lagi, peremajaannya selalu dilakukan. Meskipun terjadi penebangan batang kelapa yang dilakukan banyak orang untuk membangun rumahnya kembali pascagempa, pemenuhan kebutuhan akan minyak tanak tangan tetap saja bisa ditampung.
    Ali Umar menilai, kalau pembuatan dilakukan dengan mesin, pihaknya akan mampu menghasilkan 200 kilogram sehari minyak goreng tersebut. Hal itu telah dikalkulasikan bersama anggota kelompok, dan setelah melihat produksi yang dilakukan oleh kelompok yang menggunakan mesin dimaksud. "Jadi, kesulitan yang kita alami saat ini, disamping kebutuhan prasarana mesin itu, juga pemasaran yang lebih luas. Artinya, butuh modal yang agak besar, dan pasar yang lebih luas, sehingga produksi meningkat pula," ungkapnya. (525)

Pembangunan Jembatan Dimulai, Masyarakat Gelar Alek Nagari

Padang Sago--Dengan dimulainya pembangunan jembatan yang menghubungkan Sungai Pua dengan Tanjuang Mutuih, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman, masyarakat setempat sangat bersyukur. Untuk itu, sejak 25 Agustus lalu, masyarakat setempat menggelar alek nagari. Direncanakan alek nagari yang menampilkan sejumlah kesenian tradisional itu berakhir pada Rabu malam besok.
    Alfa Edison, salah seorang panitia kepada Singgalang, Minggu (2/9) menyebutkan keinginan kedua masyarakat; Sungai Pua dan Tanjuang Mutuih terhadap jembatan permanen ini sudah sejak lama. Walau menunggu agak lama, masyarakat tetap senang, karena pembangunannya telah dimulai dan sedang berjalan.
    Menurut mantan Walinagari Koto Dalam ini, dengan adanya jembatan itu, nantinya anak sekolah, masyarakat yang keluar masuk tak perlu lagi membuka sepatu ataupun sandal, yang selama ini dilakukannya ketika menyeberangi sungai Batang Piaman itu.
    "Makanya, kita sengaja melakukan alek nagari. Menampilkan kesenian indang, tambua tassa yang disponsori oleh perantau Sungai Pua Tanjuang Mutuih itu sendiri. Alek nagari digelar di laga-laga Sungai Pua. Alhamdulillah, setiap malamnya selalu dapat sambutan luas dari berbagai masyarakat yang datang mengunjungi acara dimaksud," katanya.
    Katanya lagi, disamping mensyukuri atas dimulainya pembangunan jembatan, kegiatan alek nagari juga mensyukuri atas selesainya pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Korong Sungai Pua Tanjung Mutuih ini. Sebab, Pustu yang dihancurkan oleh kekuatan gempa akhir 2009 lalu, telah dibangun lagi oleh pihak asing, sehingga kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat kembali normal dan lancar.
    Dia menyebutkan, kesenian indang dan tambua tassa yang ditampilkan setiap malamnya merupakan kelompok kesenian yang ada di Padang Pariaman. Seperti indang Kuliek, Nagari Sungai Buluah, Indang Sikabu Lubuk Alung, indang Kampuang Pili, Nagari Kudu Gantiang dan kelompok indang lainnya. Hasil dari alek nagari ini, tentu akan digunakan buat kelancaran pembangunan sarana umum, seperti laga-laga, masjid dan pembangunan lainnya yang ada di Sungai Pua Tanjuang Mutuih. (525)

Rencana Mencari Kambing Aqikah Berujuang ke Kantor Polisi

Lubuk Alung--Muhammad Ali, 32, melapor ke Kapolsek Lubuk Alung, Padang Pariaman terkait atas perlakukan kasar yang dia dapatkan dari oknum anggota polisi Riki Candra, Kamis lalu di Singguliang. Dia melapor bersama saudaranya, Zanil.
    Kepada Singgalang, Muhammad Ali dan Zanil menceritakan kejadian awal yang dia alami di tanah pusakonya sendiri. "Kita mau mencari kambing buat aqikah anak Zanil yang baru pulang kampung dari Jakarta. Sesampai di Singguliang, rumah tua yang merupakan buatan orang tuanya zaman dulu telah diratakan dengan tanah. Nah, timbul pertanayaan ingin mengetahui persoalan yang sebenarnya dari Dermawati, orangtuanya Riki Candra," katanya.
    "Bukannya jawaban yang kami dapatkan, tetapi Dermawati malah memanggil anaknya yang anggota polisi itu. Datanglah dia. Setelah meletakkan motornya, lalu mengambil sebilah golok, mengancam Muhammad Ali, dan golok itu sempat melukai kepala Muhammad Ali. Dan setelah itu saya juga diancam pakai golok tersebut. Namun, kami berdua diam dan tidak memberikan perlawanan apapun. Dan kepala Muhammad Ali yang mengeluarkan darah, dikasih batu es oleh saudara Riki yang lainnya, sehingga kucuran darah pun berhenti," katanya.
    Menurut mereka, atas nama kaum Datuak Gindo Marajo yang mempunyai pusako itu sangat tidak terima perlakuan seperti ini. Sebab, keluarga Riki Candra merupakan orang yang dipayungi oleh kaum Datuak Gindo Marajo dan Labai Sinaro, dalam pasukuan Panyalai, Singguliang Lubuk Alung.
    Laporan dengan nomor polisi LP/150/VIII/2012 tertanggal 30 Agustus 2012, hingga saat ini belum ditanggapi oleh pihak Polsek itu sendiri. "Dengan kondisi apapun, kita tidak akan berdamai. Sebab, kasus yang membuat keluarga kami tersudutkan sudah pernah juga dilakukan sebelumnya. Kita juga telah melapor ke Kapolres Padang Pariaman, dan rencana juga akan mengadu ke Kapolda Sumatra Barat," ujar Zanil bersama Muhammad Ali dan Saldi Idris Labai Sinaro.
    Katanya lagi, Riki Candra telah menerima informasi yang salah dari orangtuanya sendiri, sehingga main ancam. Golok yang dia bawa itu sampai melukai. "Kita hanya ingin bertanya, karena tanpa sepengatahuan kami bersama, rumah gadang kaum Datuak Gindo Marajo yang merupakan pusako kami dipunahkan begitu saja. Tetapi, bukannya jawaban positif yang didapatkan, tetapi hampir saja nyawa kami melayang. Rencana mengaqikahkan anakpun belum kesamapaian hingga hari ini," sebut Zanil lagi.
    Kapolsek Lubuk Alung, Roy Noor saat dihubungi tak memberikan jawaban apapun. Sedangkan Kapolres Padang Pariaman, AKBP Amirjan melalui Kasat Reskrim, R. Sihombing kepada Singgalang belum menerima laporan demikian. "Kemarin saya tak masuk kantor, dan lagi laporan dari anggota belum masuk," katanya singkat. (525)

Untuk Pelayanan Kesehatan Gratis
Sejumlah Anggota Dewan Menggagas Ranperda Hak Inisiatif

Pariaman--Setelah menolak Ranperda tentang retribusi pelayanan kesehatan di Pukesmas pada Juli lalu, sekarang DPRD Padang Pariaman mengajukan Ranperda inisiatif. Kali ini tentang pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas. Informasi itu diungkapkan Yohanes Wempi, salah seorang anggota dewan setempat. Ranperda inisiatif ini diusulkan oleh beberapa orang inisiator anggota DPRD. Mereka adalah para wakil rakyat dari berbagai fraksi; Januar Bakri dan Basir (Demokrat), Iskandar Bustami dan Yohanes Wempi (PKS), Masrizal (Fraksi Bersatu) Jalius Budhi (Fraksi Bintang Hanura).
    Legislator muda kelahiran Pakandangan itu menyebutkan, Ranperda ini menargetkan seluruh masyarakat Padang Pariaman dibebaskan biaya pelayanan kesehatan di Puskesmas. Dimana pelayanan gratis sudah menjadi tanggungjawab pemerintahaan daerah. Para inisiator mempertimbangkan beberapa hal dalam penyusunan Ranperda ini. "Untuk menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945, penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar gratis bagi masyarakat perlu dilakukan secara terpadu, terintegrasi, sinergi dan holistik pada semua Puskesmas daerah ini," kata Yohanes Wempi.
    Menurutnya, sebagai pedoman dan acuan untuk digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, retribusi, pengawasan dan pembinaan serta monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas di Padang Pariaman, berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang pelayanan kesehatan gratis pada semua Puskesmas yang ada di daerah itu.
    Yohanes mengatakan, Ranperda pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis ini bertujuan untuk meningkatkan akses guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh pelosok Padang Pariaman, meningkatkanya kualitas, mutu dan pemerataan pelayanan, meringankan beban masyarakat dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.
    "Disamping itu, Ranperda ini juga memberikan kesempatan kepada pihak swasta memberikan bantuan pelayanan kesehatan, yang selama ini tidak pernah terjadi. Sebab, pelayanan kesehatan gratis ini bisa mencapai pelosok daerah yang tidak bisa dijangkau oleh Puskesmas, seperti Asam Pulau, Anduriang, Sialang, Tandikek dan kampung tersuruk lainnya. Dengan demikian, ada jaminan seluruh kawasan untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal," kata dia.
    Katanya lagi, Ranperda tersebut telah dimasukkan kedalam tahapan pembahasan di DPRD. Targetnya bisa dibahas pada bulan depan, sehingga visi misi Bupati Padang Pariaman dalam RPJMD bisa direalisasikan. Màsyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gratis bisa terwujud. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar