Meskipun Telah Pindah Kantor, Mobilitas Urusan Tetap di Dua Tempat
Pariaman--Meskipun Kantor Bupati Padang Pariaman telah resmi pindah dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, namun belum semua aktivitas Pemkab bisa dilakukan di ibukota kabupaten (IKK) itu. Hal itu dikarenakan belum semuanya jajaran pemerintah yang pindah, dan terpaksalah mobilitas urusan berada pada dua tempat, Pariaman dan Parit Malintang.
Seperti diketahui, mulai 25 Oktober lalu Bupati, Wakil Bupati dan Sekretariat Daerah berkantor di gedung baru di Parit Malintang. Hal itu sesuai dengan ketersediaan ruangan pada satu unit gedung berlantai tiga itu. Sedangkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) seperti dinas, badan dan kantor masih melaksanakan aktivitas perkantoran di Kota Pariaman. Mengingat masih adanya ketersediaan ruangan kosong, Bappeda dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) juga bakal pindah ke Parit Malintang. Unit kerja lain konon sedang menyusun rencana mencari rumah kontrakan di sekitar Parit Malintang untuk berkantor.
Konsekuensi kepindahan bupati serta sekretariat daerah ke Parit Malintang, adalah terjadinya arus bolak-balik para pejabat dan staf antara kedua lokasi. Selain untuk berkoordinasi juga untuk mengantar atau menandatangani surat-menyurat. Namun, masalah yang terjadi terkait pelaksanaan wirid pengajian setiap Jumat pagi, serta senam massal setiap Rabu pagi.
Sebab, seluruh pejabat dan staf Pemkab Padang Pariaman diwajibkan menghadiri dan mengikuti wirid dan senam tersebut. Selesai wrid dan senam, seluruh pejabat dan staf harus kembali ke kantor masing-masing guna melaksanakan tugasnya. Masalahnya, jarak dari kantor bupati di Parit Malintang ke kantor mereka di Pariaman berkisar 25 kilometer. Bukan hanya jarak yang jauh, melainkan tidak adanya rute angkutan umum secara langsung. Untuk bepergian dari Pariaman ke Parit Malintang, minimal harus empat kali sambung angkutan umum dan sepeda motor ojek dengan ongkos bisa mencapai Rp15.000 sekali jalan. Disisi lain, mayoritas staf Pemkab tidak memiliki kendaraan sendiri.
Alhasil, setelah beberapa kali pelaksanaan wirid dan senam banyak pejabat dan staf yang berkantor di Pariaman yang tidak hadir. Kalaupun hadir, kembali ke Pariaman umumnya sudah lewat jam sepuluh. Akibatnya, pelayanan administrasi publik jadi terlantar. Menyikapi hal itu, sejumlah pejabat dan staf Pemkab mengemukakan harapannya agar Bupati Ali Mukhni mengeluarkan kebijakan pelaksanaan wirid dan senam di dua tempat, yakni di IKK Parit Malintan, dan di Kota Pariaman, kantor yang lama.
"Kalau upacara bendera gabungan tap Senin pertama setiap bulan atau upacara peringatan hari-hari besar nasional tidak apalah dilaksanakan di Kantor Bupati Paritmalintang," kata mereka.
Sekdakab Padang Pariaman Mawardi Samah dapat memahami aspirasi dimaksud, dan berjanji akan membicarakannya dengan Bupati Ali Mukhni, agar bisa berjalan dengan baik, sesuai keinginan para pegawai itu. (525)
Pihak Kantor Camat Sudah Bisa Mulai Membagikan e-KTP
Pariaman--Selama libur panjang empat hari, Kamis hingga Minggu (15-18/11) jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Padang Pariaman tetap bekerja. Dipimpin langsung Kadisdukcapil, Muhammad Fadhly, tim dinas itu turun ke seluruh kantor camat.
"Kita sepakat memanfaatkan libur, guna memasang peralatan tambahan untuk pengambilan e-KTP bagi masyarakat yaitu smartcard reader. Pemasangan smartcard reader diharapkan selesai cepat. Hingga Kamis kemarin, sudah enam kantor camat yang telah dipasangi peralatan itu," kata dia.
Fadhly sendiri memastikan, bahwa alat pengecek sinkronisasi antara e-KTP yang akan dibagikan dengan orang yang akan menerima, sudah dapat digunakan dengan baik. Keenam kecamatan itu adalah Sungai Limau, Batang Gasan, Lubuk Alung, 2 X 11 Enam Lingkung, Ulakan Tapakis dan Nan Sabaris. Sebanyak 150.343 keping e-KTP, telah diterima oleh 17 kecamatan di Padang Pariaman. Jumlah ini telah mencapai 65 persen atau 230.602 orang dari total penduduk wajib KTP yang telah melakukan perekaman data sejak April hingga Oktober lalu.
Dia menyebutkan, pemasangan smartcard reader pada 17 kantor camat diharapkan rampung dalam minggu ini. Hal ini dilakukan sehubungan dengan rencana yang telah ditetapkan semula oleh Disdukcapil, bahwa e-KTP akan dibagikan kepada masyarakat pada minggu ke-empat November ini. Meskipun demikian, kecamatan yang telah terlebih dahulu dipasang peralatan pengambilan e-KTP telah dapat memulai aktivitas pembagian, mulai dari pengaturan pemanggilan penduduk dan pengelompokkan masyarakat yang akan dipanggil. Ini dimaksudkan agar pembagian e-KTP dapat dilaksanakan secara teratur.
Untuk ketertiban distribusi, kata Fadhly, masing-masing kantor camat mempersiapkan undangan untuk masyarakat yang akan disampaikan melalui walinagari. Disamping itu, juga melakukan penyortiran keping e-KTP agar terpilah menurut keluarga dalam satu wilayah korong atau kampung. "Ini perlu dilakukan, agar distribusi e-KTP bisa dilakukan bersamaan, setidaknya dalam keluarga. Kita tidak ingin pengalaman di daerah lain, terjadi di Padang Pariaman ini, dimana suami atau isteri telah menerima panggilan untuk mengambil e-KTP, tetapi pasangan dan anggota keluarganya belum, bahkan hingga enam bulan berikutnya belum juga bisa," ungkapnya.
Mulai Senin (19/11), ketua tim kecamatan telah dapat berkoordinasi dengan Disdukcapil untuk pengambilan lembar undangan, dan pengaturan pengambilan e-KTP oleh masing-masing penduduk. (525)
Di Padang Pariaman
Kesadaran Masyarakat Mengurus IMB Sangat Tinggi
Pariaman--Izin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak hanya sarana untuk memungut retribusi bagi pemerintah. Tetapi hal itu sekaligus upaya dalam menata dan menertibkan bangunan. Di Kabupaten Padang Pariaman, kesadaran masyarakat dalam mengurus IMB ternyata sangat tinggi.
Pengakuan itu dikatakan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPM PPT) daerah itu Nurherlmi. Menurutnya, hingga akhir Oktober, realisasi IMB sudah mencapai 119 persen dari target Rp850 juta tahun 2012 ini atau Rp1,011 miliar. Hingga akhir Desember diperkirakan bisa mencapai Rp1,2 miliar.
Keberhasilan melampaui target pencapaian IMB ini, kata Nurhelmi, selain karena tingginya kesadaran masyarakat, juga berkat dukungan dan kerjasama yang baik dengan seluruh camat dan walinagari, beserta perangkat mereka. "Kita memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh camat dan walinagari beserta jajarannya. Dengan adanya IMB, kita dapat menata dan menertibkan bangunan. Disamping itu, juga memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD) sebagai sumber dana pembangunan itu sendiri," kata dia.
"Untuk tahun 2013 target perolehan PAD dari IMB sebesar Rp1 miliar. Angka ini meningkat bila dibandingkan dengan target tahun 2012 ini. Tetapi dibawah realisasi tahun ini. Pemerintah pusat melalui Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal RI menetapkan, mulai 2013 retribusi atas IMB bangunan milik pemerintah tidak boleh lagi dipungut," ujarnya. (525)
Meriahkan Tahun Baru Hijriyah Dengan Zikir Bersama dan Ziarah
Sungai Asam--Sebuah pemandangan yang patut dijadikan contoh bagi banyak orang terlihat, Jumat malam lalu. Dimana masyarakat dan santri pondok pesantren Madrasah Miftahul Istiqamah, Sungai Asam menggelar zikir bersama dalam memeriahkan tahun baru hijriyah 1434 H. Acara yang diadakan pihak pesantren bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Padang Pariaman itu, sebelum berzikir menampilkan qori terbaik nasional; Amiruddin untuk membaca kitab suci Alquran.
Disamping zikir bersama, acara lainnya adalah Shalawat Badar. Dimana shalawat itu dulunya dinyanyikan oleh kaum Anshar di Madinah dalam menyambut kaum Muhajirin dari Makkah yang berhijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad SAW. Shalawat Badar itu sungguh dilakukan dengan syahdu, dipandu oleh orang ahli dalam irama pula, sehingga membuat hadirin larut dalam kesyahduan tersebut.
"Hakikat dari pergantian tahun adalah mampunya kita memaknai serta mengambil hikmahnya, untuk perbaikan di tahun ini dalam melangkah kedepannya. Nabi Muhammad SAW rela, ikhlas sepenuh hati meninggalkan kampung halamnnya, demi sebuah perbaikan akhlakul kharimah, dan perkembangan umatnya setiba di Madinah," ujar pimpinan pesantren Musawir Tuanku Kuniang saat mengawali acara demikian.
Menurut dia, tahun baru hijriyah, adalah tahun baru umat Islam yang mesti diisi dengan langkah yang baik pula. Jangan sebaliknya, dalam penyambutan tahun baru masehi, justru banyak orang menghamburkan uang, membuat acara yang tidak karuan. "Sebagai umat Islam, kita harus meningkatkan ketaatan kita kepada Tuhan dari tahun-tahun sebelumnya. Dan jangan mundur jauh kebelakang, sehingga yang rugi umat itu sendiri," katanya.
Ketua PCNU Padang Pariaman Abdul Hadi Tuanku Rajo memberikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan acara demikian. "NU terus mendorong kegiatan positif ditengah masyarakat. Apalagi penyambutan sekaligus memeriahkan tahun baru ini dijadikan sebuah tradisi yang dilakukan secara berketerusan," katanya.
Usai acara, kegiatan dilanjutkan besoknya dengan tradisi ziarah tahunan oleh keluarga pesantren yang dimashurkan dengan Surau Cubadak itu. Mereka semua keluarga besar pesantren yang alumninya banyak tersebar di berbagai nagari di Padang Pariaman dan daerah lainnya di Sumbar itu, selalu melakukan ziarah ke makam guru mereka di lokasi pesantren itu. (525)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar