Sosialisasi Pilkada Serentak dengan Aksi Randai Pukau Ribuan Masyarakat Lubuk Alung
Lubuk Alung--Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Lubuk Alung, Padang Pariaman mengadakan acara menarik dalam sosialisasi Pilkada serentak kali ini. Yakni dengan menampilkan kesenian tradisional randai. Acara yang diadakan di Korong Balanti, Nagari Sikabu, Minggu (30/8) itu berhasil mengumpulkan dan memukau masyarakat yang menyaksikannya.
Tidak kurang dari seribu warga dan juga unsur niniak mamak, bundo kanduang dan pemuda memadati acara yang digelar di halaman kantor korong setempat, yang juga tidak begitu jauh dari lokasi pembanguan Main Stadion Sumatera Barat. Acara ini juga dihadiri Camat Lubuk Alung; Suhardi, Walinagari Lubuk Alung; Harry Subrata, dan Walinagari Sikabu Lubuk Alung; Hidayat, Panwascam dan stakeholder terkait.
Dari alur cerita randai yang dimainkan Sanggar Pusako Pulau Jantuang, mengangkat cerita "Sabai Nan Aluih". Dengan disisipi peyampaian dua orang tokoh jenaka yang berhasil mengimprovisasi cerita, yaitu ajakan kepada masyarakat untuk ikut memilih dan berperan aktif dalam Pilkada serentak yang akan datang. Dan juga membuat penonton yang hadir tertawa terpingkal-pingkal.
Ketua PPK Lubuk Alung, Landi Efendi mengimbau kepada masyarakat agar ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan Pilkada serentak yang akan datang, dan selalu menjaga ketertiban, serta tidak terpengaruh oleh hasutan yang menjelekkan salah satu calon pasangan yang akan maju tanggal 9 Desember itu.
Dia menambahkan, bahwa acara ini memang sudah diprogramkan oleh KPUD Padang Pariaman dengan menghadirkan kesenian tradisional, dalam mensosialisasikan Pilkada serentak ini. "Untuk di Lubuk Alung, kita memilih kesenian tradisional randai. Ada tujuan lain yang dicapai dalam acara ini. Selain sosialisasi Pilkada serantak kepada masyarakat umum, juga bertujuan melestarikan seni budaya tradisional Minang yang sudah mulai tergerus oleh zaman," kata Landi. (501)
P2KP Kota di Lubuk Alung
Kondisi Sanitasi dan Perilaku Tidak Sehat Masih Banyak Ditemui
Lubuk Alung--Sebagian besar masyarakat Indonesia berdomisili di perkotaan. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi untuk penanganan dan pencegahan timbulnya kawasan kumuh baru. Dalam arah kebijakan, tertuang strategi untuk menuju kawasan tanpa kumuh dengan melibatkan multi stakeholder dan multi sumber pendanaan.
Di antara strategi tersebut; menyiapkan landasan penyelenggaraan, membangun sistem informasi dan komunikasi perumahan dan permukiman kumuh nasional, membangun kelembagaan penanganan di pusat dan daerah, membangun dan memperkuat kapasitas Pemkab, membangun kesadaran masyarakat, serta memperkuat kapasitas dan peran masyarakat.
Asisten Koordinator Kota (Askorkot) P2KP Padang Pariaman, Maryati menyebutkan, paparan arah kebijakan harus menjelaskan struktur pelaksana dari program P2KP, yang melibatkan multi stakeholder, dengan penguatan peran pemerintah daerah, dan masyarakat. Dengan pelibatan secara penuh melalui tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat secara umum dijelaskan, bahwa prinsip penerapan program P2KP masih sama dengan PNPM; adanya transparansi, akuntabilitas, partisipatif dan keberlanjuta.
Team Leader P2KP KMW OC I Provinsi Sumatera Barat, yang disampaikan Afriadi, selaku TL untuk program P2KP menyampaikan, gambaran umum dan pengendalian program P2KP diawali dengan penyampaian kerangka pengendalian dan pengakhiran kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan, dan ppenyelesaian seluruh sisa pekerjaan yang terkait dengan PNPM. Dengan itu, lansung dilaksanakan siklus P2KP yang dimulai pada Juli 2015, dengan output penanganan prioritas kawasan kumuh, penyusunan PJM ILP (Baseline data dan profil kumuh), serta penyusunan dokumen RKP-KP.
Selain itu, kata dia, historical BLM PNPM dan upaya percepatan pencairan sisa BLM di DIPA 2015, yang mana untuk semua kabupaten/kota suda cair ke rekening LKM dan dalam proses pemanfaatan di lapangan. Untuk capaian kinerja LKM dari 369 LKM/BKM yang ada, 363 telah memiliki kinerja mandiri (98,4%) dan 3 LKM menuju madani (1,%). Capaian Key Performance Indikator (KPI) di semua kabupaten/kota tercapai, dan pada akhir sesi TL menyampaikan juga lokasi P2KP di Provinsi Sumatera Barat, yakni di 11 kabupaten/kota. "Lokasi PNPM Perkotaan dengan 3 lokasi sebagai prioritas; Kota Padang, Payakumbuh dan Solok. Kemudian dilanjutkan dengan materi gambaran pelaksanaan program P2KP dari latar belakang, tujuan, Output (keluaran), sampai metode ataupun langkah-langkah dalam penyusunan baseline data 100-0-100 prinsip-prinsip program.
Kabid P2LP Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Jasneli membuka fikiran dan kesadaran peserta, tentang kesehatan. Menurut dia, semua orang ingin sehat, tidak ada yang mau sakit kalau disuruh memilih. Dan ternyata, masalah kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan lingkungan/sanitasi, dan sikap perilaku mayarakat itu sendiri untuk hidup bersih dan sehat.
Katanya lagi, sanitasi lingkungan adalah suatu usaha/upaya untuk melenyapkan dan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan penyakit (bagian mata rantai penyakit). Di masyarakat, justru kondisi sanitasi lingkungan dan perilaku yang tidak baik atau sehat yang banyak ditemui. Merupakan faktor mata rantai penyakit di antaranya; BAB sembarangan atau tidak pada tempatnya, baik itu di sungai, kebun, kolam, WC terbang dan lain sebagainya, serta kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. (501)
Tiga Hari Hilang dari Rumah, Jawaher Ditemukan Dalam Keadaan Lemas
Kayutanam--Sejak Sabtu (29/8) sore, Jawaher dinyatakan hilang dari rumahnya di Padang Lapai, Nagari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Padang Pariaman. Ibu tua berusia sekitar 80 tahun itu dinyatakan hilang sekitar pukul 16.00, Sabtu tersebut. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD daerah itu setelah dapat informasi langsung meluncur ke tempat kejadian peristiwa.
Sebab, kata Amiruddin, Kepala BPBD Padang Pariaman, hal ini adalah bagian dari musibah yang harus ditangani secara bersama. Di Nagari Guguak, memang kerap kejadian serupa. Maklum, wilayah yang disebut ikue darek kapalo rantau ini banyak memiliki hutan dan lembah.
"Alhamdulillah, BPBD Padang Pariaman dengan TRC yang baru bersama masyarakat, serta Basarnas juga dibantu dari Brimob telah berhasil menemukan Jawaher, Selasa (1/9) sekitar pukul 09.00 WIB, dalam kondisi sehat. Namun, sedikit lemah. Mungkin kurang makan atau minum selama menghilang," kata Amiruddin.
Menurut Amiruddin, usai ditemukannya Jawaher yang juga ibu mertua dari Zaldi, mantan Walinagari Guguak yang saat ini jadi anggota DPRD Padang Pariaman dari PPP ini, langsung dilarikan ke Puskesmas Kayutanam untuk dirawat.
Katanya lagi, usai dirawat, BPBD Padang Pariaman secara bersama-sama telah menyerahkan Jawaher kepada keluarganya. "Kita ingatkan pada keluarganya, bahwa Jawaher telah termasuk Lansia yang harus dijaga dan dirawat tiap hari oleh anak-anaknya. Jadikanlah kejadian ini sebagai pelajaran dimasa mendatang, agar tidak terulang kembali," ungkapnya. (501)
Korban Kembali Terjun Bebas ke Sungai
Rajang Lubuak Tango Belum Juga Diganti dengan Jembatan Permanen
Padang Sago--Untuk kesekian kalinya Rajang Lubuak Tango memakan korban, setelah beberapa waktu lalu pengendara roda dua terjun bebas masuk Sungai Batang Mangoi, yang dilintasi jembatan gantung tersebut. Untung bagi pengendara itu, dia masih dalam kondisi hidup setelah diselamatkan banyak orang yang melihat kejadian demikian.
Walinagari Koto Baru, Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman, H. Zulhendrayani kepada Singgalang menyebutkan jembatan gantung yang menghubungkan Nagari Koto Baru dengan Nagari Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak itu telah lama dibangun. Lantai papannya memang telah sering di gonta-ganti, karena lapuk dimakan hujan dan panas setiap harinya.
"Kejadian beberapa waktu lalu, adalah seorang bapak tua berusia sekitar 98 tahun yang diboncengi dengan sepeda motor. Mungkin karena goyangan jembatan gantung yang kian kencang, sehingga menghilangkan keseimbangan pembawa dan penumpang motor. Ketinggian jembatan dari permukaan sungai mencapai lima meter," kata Zulhendrayani yang juga Sekretaris Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Kabupaten Padang Pariaman ini.
Jembatan gantung atau rajang Lubuak Tango, kata Zulhendrayani, sudah sangat lama jadi keluhan masyarakat. Ranjang yang dibangun sejak puluhan tahun yang silam itu merupakan pembangunan swadaya bersama, yang tiap sebentar harus diperbaharui lantainya.
"Lantai rajang yang terbuat dari papan memang mudah lapuk. Sebab, tiap hari kena hujan dan panas. Keinginan masyarakat untuk menjadikan rajang itu jadi jembatan permanen, sudah sangat lama. Namun, hingga saat ini belum bisa terwujud. Kami masih berharap, Pemkab Padang Pariaman bisa memberikan yang terbaik, sesuai keinginan masyarakat tersebut," harap Zulhendrayani.
Zulhendrayani menyebutkan, pihaknya telah membicarakan persoalan jembatan gantung itu langsung dengan Bupati Ali Mukhni. "Alhamdulillah, proposal pembangunan jembatan permanen ganti ranjang ini telah sampai di tangan John Kenedy Azis, anggota DPR RI Partai Golkar asal Sumbar II yang juga warga Padang Pariaman. Kita berharap, keinginan itu bisa terwujud lewat anggaran pusat," ungkap Zulhendrayani. (501)
Simpang Menuju IKK Parit Malintang Butuh Traffic Ligh
Parit Malintang--Jalur Padang - Bukittinggi semakin sibuk. Semakin banyaknya kendaraan di jalan nasional itu jelas semakin tinggi pula angka kecelakaan. Apalagi, sejak Ibukota Padang Pariaman pindah dari Kota Pariaman ke Parit Malintang, semakin menambah angka kesibukan di jalur demikkian.
Ada dua persimpangan yang agaknya butuh rambu-rambu lalulintas; tarffic ligh, yakni di Simpang Parit Malintang, dan Simpang Pasa Dama. Sebab, jalur ini merupakan bola gantung ibarat orang main bola. Pengemudi serasa di jalan tol saja, sehingga di dua simpang ini acap terjadi kecelakaan, karena ciginnya pengguna jalan.
H. Syamsuardi, Walinagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung, Padang Pariaman mengakui banyaknya kecelakaan di dua simpang tersebut. "Memang, di dua simpang itu telah di pasang lampu kuning, sebagai tanda aba-aban agar pengguna jalan berhati-hati, karena ada simpang yang setiap saat sibuk dengan kendaraan yang keluar masuk," kata Syamsuardi.
"Kita berharap, adanya perhatian dari Pemkab Padang Pariaman dan Pemrov Sumatera Barat untuk memasang traffic ligh di dua persimpangan itu. Ini dimaksudkan, agar semua pengguna jalan, baik yang lurus arah Padang - Bukittinggi, maupun yang berbelok ke kanan menuju Kantor Bupati Padang Pariaman. Dua simpang ini merupakan jalan utama menuju IKK daerah ini," ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Padang Pariaman Budi Utama menyebutkan, bahwa di persimpangan itu telah dipasang lampu kuning agar semua penguna jalan raya berhati-hati. "Kita usahakan untuk pemasangan traffic ligh. Namun, tentu harus dilakukan kajian yang mendalam sebelum dilakukan pemasangan," kata dia. (501)
Di Sintuak Toboh Gadang
Indang Tigo Jerong Ikut Memotivasi Masyarakat untuk Ikut Pilkada Serentak
Sintuak--Lain kampung lain pula kegiatannya. Di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman Indang Tigo Jerong yang ditampilkan untuk menarik masyarakat mengikuti sosialisasi Pilkada serentak 9 Desember mendatang.
Indang Tigo Jerong pimpinan Pian Raja Indang itu ditampilkan, Sabtu malam lalu di depan kantor camat setempat. Di samping dihadiri ratusan masyarakat di dua nagari yang ada di kecamatan itu, indang yang menjadi ciri khas kesenian rang Piaman itu juga disaksikan dua orang anggota KPU Padang Pariaman; Zulhijasmar dan Zulnaidi, Camat Sintuak Toboh Gadang, Defriatos.
Mirza Harmadi, Kasubag Perencanaan Camat Sintuak Toboh Gadang kepada Singgalang, menilai kesenian tradisional indang memang cocok untuk sosialisasi ini. "Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat luar biasa. Tentu, harapan kita masyarakat Sintuak Toboh Gadang bisa menjadikan Pilkada sebagai ajang pesta demokrasi lokal yang harus diikuti dengan baik dan benar," kata Mirza Harmadi.
Bersama seluruh anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sintuak Toboh Gadang, Mirza Harmadi ingin Pilkada serentak itu membuahkan hasil yang maksimal, sesuai keinginan masyarakat itu sendiri. "Kita berharap, antusias masyarakat yang menyaksikan indang saat ini, begitu pula antusiasnya datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) nantinya untuk memberikan hak suaranya, sebagai warga masyarakat yang baik," harapnya. (501)
P2KP Kota di Lubuk Alung Inginkan
Sampah yang Menggunung Tiap Hari Butuh Pembuangan Representatif
Lubuk Alung--Kebijakan Pemkab Padang Pariaman untuk mendorong atau memicu masyarakat mau buang air di tempatnya (sanitasi layak), dan memiliki kebiasaan hidup sehat, mencegah penularan bibit penyakit, sangat diperlukan.
City Changer Provinsi Sumatera Barat Sepris Yonaldi, selain sebagai staf pengajar di Universitas Eka Sakti juga seorang aktivis penggerak lingkungan, dengan focus utama menciptakan kondisi lingkungan perkotaan sebagai kawasan permukiman dan hunian yang nyaman. Dia menyampaiakan, persoalan permukiman saat ini masih adanya masalah di bidang air minum, kawasan kumuh dan sanitasi layak yang tidak dapat dinikmati oleh semua masyarakat.
Secara umum, City Changer memiliki tujuan yang sama dengan fasilitator dalam pencegahan dan penanganan kumuh. Mereka juga concern dengan pencapaian target 100-0-100, dan memperkuat peran Indonesia di dunia internasional di bidang permukiman.
Untuk mewujudkan perubahan kualitas pemukiman ke arah yang lebih baik, kata dia diperlukan kerjasama semua pihak. Mulai dari masyarakat, relawan perubahan, Pemda dan kelompok peduli untuk bersama menyatukan diri, potensi, ide-ide kreatif dan inovatif menuju perubahan yang mendukung terciptanya kawasan pemukiman yang layak dan nyaman sebagai hunian.
Kepala Satker PIP-P2KP Kabupaten Padang Pariaman, Joni Anwar menilai, Dinas Pekerjaan Umum juga ikut berperan dalam pendampingan program pemberdayaan masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam hal program Program Peningkatan Kualitas Pemukiman (P2KP). Dinas PU sendiri telah ada pengurus inti Satker PIP yang selama ini berperan penting dalam terlaksananya program.
Di antaranya, kata dia, sinergi program yang nantinya bisa saling mendukung, adalah program sanitasi dengan membangun MCK di nagari-nagari, program Sanitasi Masyarakat (Sanimas), dan program Pamsimas yang bergerak di bidang air minum, dan tentunya program yang ada ini diharapkan dapat saling bersinergi untuk percepatan pencapaian target 100-0-100 di Kabupaten Padang Pariaman, khususnya di Kecamatan Lubuk Alung.
Asnawir Purnama, anggota LKM dan Penggiat Masyarakat melihat pengelolaan sampah di Lubuk Alung belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagai pasar besar dan ramai tiap hari, sampah yang menggunung tiap hari harus ada tempat pembuangan yang representatif, dan sebagai masyarakat yang tergabung dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga mandiri, pihaknya merasa miris dengan sampah yang dibuang sembarangan tempat. "Kami memiliki keterbatasan untuk menjangkau semua masyarakat agar memiliki kesadaran untuk mengelola sampah rumah tangga dengan baik," katanya.
Asisten Koordinator Kota (Askorkot) P2KP Padang Pariaman, Maryati segera melakukan pembahasan untuk menjadikan masalah air minum, kawasan kumuh dan sanitasi termasuk persampahan sebagai program kegiatan utama di daerah ini. "Saat ini, Dinas Kesehatan membangun MCK 500 unit, tersebar di semua kecamatan dan 1.000 unit tahun depan," katanya. "Untuk persampahan memang masih sebatas kampanye, agar memisahkan sampah basah/organic dan sampah kering. Untuk pengelolaan sampah terpadu memang belum ada. Kita harapkan, dengan berkumpulnya semua stakeholder, dalam hal ini SKPD terkait nantinya akan dapat menetapkan kebijakan di bidang pengelolaan sampah, selanjutnya terus di implementasikan sampai ke tingkat mayarakat," harapnya.
Kata Maryati, dari onggokkan sampah yang menggunung akan berkembangnya bibit penyakit. Hal ini terjadi di banyak tempat, khususnya lokasi yang dekat dengan pasar, seperti Lubuk Alung. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar