Minggu, 26 Juni 2016

Seluruh Potensi Nagari Harus Diberdayakan

PAUD Azzahrah Ma’arif Hadir di Lubuk Ipuh

Pariaman--Sekretaris Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatu Ulama (PW LPMNU) Sumatra Barat, Drs. Amiruddin Tuanku Majolelo menyambut baik kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Azzahrah Ma’arif di Kemuning, Korong Lubuk Ipuh, Kenagari Kuraitaji, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman. Kehadiran PAUD tersebut dapat memacu peningkatan kecerdasaran anak-anak pra sekolah dasar, yang selama ini masih belum menjadi kebutuhan oleh orangtua anak itu sendiri.
    Dalam pertemuan dengan orangtua murid PAUD tersebut, Kamis (3/5) lalu, Amiruddin menyebutkan pentingnya PAUD dalam pertumbuhan dan perkembangan kecerdasaran anak. “PW LP Ma’arif Sumbar sendiri terus mendorong masyarakat untuk mendirikan PAUD, guna meningkatkan kecerdasan generasi mendatang,” kata Amiruddin didampingi Ketua Bidang Data dan Informasi Bagindo Armaidi Tanjung.
    "Tiga bulan lalu salah seorang dari warga Lubuk Ipuh datang dan menyatakan keinginan untuk membuka PAUD dikampung ini. Setelah mendapatkan informasi, dan langkah-langkah yang akan dilakukan, maka dimulailah proses belajar mengajar. Menurut sejumlah orangtua, perubahan karateristik anak yang dididik di PAUD ini cukup memberi arti tersendiri, sehingga mampu menopang untuk masuk SD nantinya dengan yang lebih bagus lagi," kata Amiruddin politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Padang Pariaman ini.
    Sejumlah orangtuapun merasakan betul, betapa pentingnya anak-anak digemleng dalam dunia PAUD dimaksud. “Alhamdulillah banyak perubahan. Pagi-pagi sudah minta mandi untuk berangkat ke sekolah. Minta dibantu untuk membuat PR, mewarnai gambar dan sebagainya. Sebelum berangkat ke PAUD, salaman sama orangtua. Anak-anak sudah berani bergaul dengan teman-temannya. Bisa mengenali huruf, angka dan huruf hijaiyah. Sebelumnya mereka tidak tahu,” demikian antara lain ungkapan rangtua anak asuh PAUD tersebut.
    Menanggapi pengalaman orangtua anak PAUD, Armaidi Tanjung menyatakan, kehadiran PAUD ini sudah memberikan manfaat bagi anak-anak dan masyarakat. Hal ini tentunya harus diteruskan, sehingga terus berkembang dengan dinamikanya.
    “PAUD ini memberi kesan dan pengalaman religius, berakhlak dan bermoral kepada anak-anak pra SD. Pengalaman itu sampai mereka menemui ajal, mungkin akan selalu terekam di memori otaknya. Untuk itu, anak-anak perlu diberikan pengalaman yang baik dan berakhlak. Jangan biarkan anak-anak hanya ”diajarkan” oleh tivi yang kebanyakan tayangannya kurang mendidik, bahkan banyak tidak cocok dengan anak-anak kita,” kata Armaidi Tanjung.
    Sementara pengelola PAUD Rika Panduwinata mengaku proses belajar dimulai pad 26 Februari lalu. Awalnya jumlah murid 36 anak, namun yang bertahan hingga sekarang hanya 26 saja. “Tenaga pengasuh sebanyak 3 orang, Sri Rahayu, Lidia Trisnawati dan Rika sendiri. Sejak berdiri hingga saat ini memang tenaga pengasuh tidak menerima apa-apa. Yang penting kita coba berbuat semampunya,” kata Rika Panduwinata. (dam)

Seluruh Potensi Nagari Harus Diberdayakan

Sungai Limau--Firdaus, sang walinagari Kuranji Hilia, Kecamatan Sungai Limau, Padang Pariaman yang baru saja dilantik beberapa waktu lalu, langsung melakukan konsolidasi kepemimpinannya ditengah masyarakat setempat. Amanah masyarakat Kuranji Hilia yang telah diberikan kepadanya, merupakan beban dan tanggungjawab moral terhadap perbaikan nasib nagari enam tahun kedepan.
    "Kita telah melakukan langkah-langkah kongkrit, terhadap berbagai pihak yang terlibat dilembaga nagari. Sebut saja para niniak mamak, alim ulama yang tergabung di KAN, Bamus, generasi muda serta cadiak pandai. Hal itu dilakukan, mengingat kerja yang akan dilakukan harus sesuai dengan visi misi yang telah disampaikan ditengah masyarakat menjelang pemilihan dulunya," kata Firdaus Minggu (6/6) lalu.
    Memang, kata Firdaus, tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan harus ditempatkan pada posisinya dalam membangun nagari ini. Begitu juga pihak lainnya, juga harus punya warna tersendiri, dalam melihat arti penting perubahan yang lebih baik lagi kedepannya. "Artinya, dalam membangun nagari ini kita harus memberdayakan seluruh potensi yang ada. Hal ini sangat penting, mengingat Kuranji Hilia, punya banyak potensi yang harus dikembangkan. Baik potensi yang berada dikampung, apalagi masyarakat yang tengah berdomisili diperantauan sana," ungkap Firdaus lagi.
    "Disamping melakukan koordinasi pertama, kita juga langsung melakukan gontong royong bersama, membersihkan kantor walinagari, sebagai sarana utama dalam menggerakkan roda pemerintahan nagari dimasa mendatang. Sebab, kinerja yang baik sangat bergantung pada baik dan bersihnya tempat melakukan kerja dimaksud. Kita ingin, semua pejabat dan pegawai yang sedang bekerja dikantor ini merasa nyaman dan senang, sehingga berbagai persoalan masyarakat harus tuntas dan selesai dengan baik dan benar, tanpa adanya kesusahan yang dirasakan masyarakat terhadap pelayanan tersebut," kata Firdaus.
    Menurut Firdaus, keberhasilan pembangunan nagari enam tahun mendatang tidak bisa dilepaskan dari peranserta semua pihak. Apalagi pascagempa, banyak fasilitas umum seperti surau, balai pemuda dan lain sebagainya, yang mesti dibangun kembali. Untuk itulah, dalam setiap momen seluruh potensi nagari harus memiliki andil tersendiri.
    Dalam menghadai Pilkada 30 Juni, baik Pilkada gubernur maupun Pilkada bupati, Firdaus mengajak seluruh masyarakat Kuranji Hilia, untuk mampu memberikan yang terbaik, dalam menggunakan hak politiknya selaku warga masyarakat yang baik. "Jangan sampai ada yang tidak memilih, ketika kesempatan diberikan. Silakan pilih sesuai hati nurani. Kedua putra Sungai Limau yang maju jadi calo bupati, HM. Yusuf dan Yobana Samial, adalah potensi Sungai Limau yang sangat luar biasa. Berpandai-pandailah memposisikan diri, sehingga tidak menimbulkan kesan yang tak baik ditengah masyarakat, dari tim dan simpatisan yang ada dalam nagari dan kecamatan ini," ujar Firdaus. (dam)

Pengambilan Nomor Urut Diwarnai Interupsi
Dua Calon Walinagari Sungai Buluah Tidak Mengambil Nomor Urut

Batang Anai--Rapat pleno Badan Musyawarah (Bamus) Kenagarian Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman Sabtu (4/6) lalu yang menetapkan nomor urut calon walinagari setempat, sedikit alot dan diwarnai interupsi dari calon walinagari, dan sejumlah masyarakat yang hadir, mengingat adanya calon yang tidak setuju dengan keputusan panitia untuk melakukan hal itu. Pada rapat yang dipimpin langsung Ketua Bamus, Yonedi, S. Pd bersama Ketua KAN, Bahar Datuak Rajo Putiah dan ketua panitia Mulyadi dikantor walinagari setempat itu, akhirnya tiga dari lima calon langsung memilih kertas nomor yang disediakan panitia, sesuai pentujuk dan keputusan Bamus bersama panitia.
    Adapun ketiga calon yang mengambil nomor urut tersebut, Afrizal alias Eri Gunuang, yang berhasil mendapatkan nomor urut tiga. Usman Fond memperoleh nomor urut dua, dan Dasni Tanjung mendapat nomor urut satu. Sementara dua calon lainnya, Saharuddin tidak hadir. HK Datuak Tampang Hulu, tidak mau mengambil nomor undian, dengan alasan harus ada perbaikan sebelum dilanjutkan pengambilan nomor dimaksud, terhadap calon walinagari yang dianggap bermasalah.
    Memang awalnya sempat terjadi berbagai argumen dari HK. Datuak Tampang Hulu, yang juga calon incombent itu, bahwa dia bersama Saharuddin telah sepakat untuk tidak mengambil nomor urut, dengan alasan yang rusak alias calon yang bermasalah harus diperbaiki. Sementara, tiga calon walinagari, Eri Gunuang, Usman Fond dan Dasni Tanjung berpedoman kepada undangan yang telah dilayangkan panitia, terhadap seluruh calon bahwa agenda hari ini adalah melakukan pengambilan nomor urut. Semua calon harus patuh dan tunduk pada aturan Bamus dan keputusan panitia.
    Menurut Yonedi, Bahar dan Mulyadi selaku pimpinan sidang Bamus tersebut, panitia bersama Bamus telah memberikan tenggang waktu kepada seluruh calon yang merasa dirugikan, untuk segera memberikan rasa keberatan kepada panitia, lewat surat tertulis. Namun, hingga waktu yang ditentukan, tak seorangpun dari calon yang merasa keberatan terhadap seluruh calon yang juga telah di SK kan oleh Bupati Padang Pariaman tersebut. "Apapun alasannya, pengambilan nomor urut harus terlaksan dan tidak boleh lagi terundur. Ini menyangkut kerja panitia bersama Bamus, yang selama ini cukup terkendala hanya karena alasan, adanya seorang calon, Usman Fond yang terlibat dalam partai politik, tanpa mampu dihadirkan bukti-bukti otentik dari calon yang merasa dirugikan," tegas Yonedi.
    Usman Fond, sebagai calon yang merasa dipersoalkan oleh dua kandidat lainnya itu, saat rapat dimaksud dengan tegas mengatakan, bahwa dirinya saat pendaftaran calon walinagari hingga saat ini sedang tidak menjadi ketua partai. "Memang, dulu saya Ketua DPC PKB Padang Pariaman. Dua bulan menjelang dimulainya pendaftaran calon walinagari, SK kepengurusan saya di PKB telah habis masa berlakunya, dan PKB pun segera melakukan pergantian pengurus, lewat Muscab nantinya," kata Usman Fond.
    Baik Usman Fond, Eri Gunuang dan Dasni Tanjung, minta pada panitia untuk segera menggelar tahapan-tahapan pemilihan yang telah ditetapkan bersama. "Ini adalah agenda besar anak nagari. Apalagi keputusan bupati telah ada. Untuk mengubah SK bupati, ya bupati pula yang berhak. Namun, bagi calon yang merasa ada punya bukti, silakan saja lewat jalur hukum sambil berjalan. Dan kalau hukum yang memutuskan menjelang pemilihan, maka yang bersangkutan akan gugur dengan sendirinya," kata mereka. (dam)

Calon Walinagari Sungai Buluah
Dasni Tanjung Siap lakukan Perubahan

Batang Anai--Dasni Tanjung, satu dari lima calon Walinagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman siap untuk melakukan perubahan kearah yang jauh lebih baik lagi. Walinagari bukan lagi dilayani oleh masyarakat. Tetapi sepenuhnya melayani masyarakat dengan sesungguhnya. Tak ayal lagi, masyarakat adalah garda terdepan dalam berbagai pembangunan yang akan dilakukan nantinya, jika dipercaya masyarakat untuk memipin nagari yang cukup besar potensinya itu.
    Kepada Singgalang, Minggu (6/6) lalu di Batang Anai, Dasni Tanjung yang juga Kepala pasar Pasa Usang, sebagai pasar kebanggaan anak Nagari Sungai Buluah itu mengaku maju menjadi calon walinagari adalah desakan dari sejumlah tokoh masyarakat, generasi muda serta pihak lainnya, yang sangat ingin melihat perubahan di nagari tersebut. "Bagi saya pemilihan walinagari yang akan dilangsungkan JUli mendatang, adalah proses yang harus diikuti dalam memaknai sebuah kemajuan dan kebangkitan nagari yang jauh lebih baik lagi," katanya.
    Menurut Dasni Tanjung, tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan, adalah sumber kekuatan dalam membangun nagari yang sesungguhnya. "Semua lembaga nagari, tidak lagi sebagai simbol yang sama sekali tidak ada fungsinya. Melainkan mereka harus berjalan, sesuai peraturan, dan harus diberlakukan dengan aturan yang ada. Begitu juga transparansi dalam kepemimpinan dan pengelolaan aset dan keuangan nagari, merupakan cerminan keberhasilan yang harus diperlihatkan kepada semua pihak yang terlibat dalam nagari. Tak seorangpun anak nagari yang merasa haknya dikibiri oleh walinagari. Semua harus berjalan, sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku," kata Dasni Tanjung calon walinagari dengan nomor urut satu tersebut.
    "Bagi saya, maju kali ini adalah menyempurnakan pengabdian ditengah masyarakat. Bila dalam pemilihan nantinya belum membawa keberutungan, maka saat inilah terakhir saya maju, dan siap untuk tidak maju lagi pada masa-masa mendatang, mengingat usia yang tidak lagi mengizinkan. Saya siap untuk menerima apapun kondisi yang akan terjadi. Masyarakat Sungai Buluah telah cukup dewasa dalam soal pemilihan. Mereka telah banyak yang tahu tentang memilih yang terbaik dari baik. Sebab, kelima calon tersebut adalah putra-putra terbaik Sungai Bulauh yang merasa punya tanggungjawab moral untuk memajukan nagari ini," kata Dasni Tanjung.
    Dasni Tanjung melihat Sungai Buluah adalah nagari yang kaya akan potensi. Baik potensi alam, maupun potensi masyarakatnya. Namun, semua potensi demikian belum sepenuhnya tergarap secara maksimal. "Kedepan, ini harus kita gali dan lanjutkan kelestariannya, dalam melihat arti penting potensi itu sendiri. Untuk itulah, saya berangkat dan melangkah maju untuk suksesi kali ini, sepenuhnya untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan perubahan itu sendiri. Semua anak nagari tanpa kecuali, harus menikmati hasil pembangunan nagarinya sendiri. Nagari bukanlah milik sang walinagari. Melainkan milik semua masyarakat yang ada dalam nagari tersebut," ujar Dasni Tanjung. (dam)

19 Tahun Wafat Syekh Abdullah Aminuddin, Diwarnai Dengan Zikir dan Ziarah

Lubuk Pandan--Bulan Jumadil Akhir bagi alumni dan keluarga besar pondok pesantren (Ponpes) Madrasatul 'Ulum, Kenagarian Lubuk Panadan, Kecamatan 2 X 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman adalah bulan yang penuh dengan sakral. Pada bulan itulah 19 tahun yang silam sang pendiri Ponpes, Hadratus Syekh H. Abdullah Aminuddin menghembuskan nafas terakhirnya. Untuk itu, setiap momen bulan Jumadil Akhir, tepatnya 19 Jumadil Akhir selalu diperingati hari wafat tersebut.
    Jumat (3/6) malam lalu puluhan alumni dari berbagai daerah di Sumbar, serta Padang Pariaman tampak hadir dan memenuhi komplek Ponpes, guna mengikuti kegiatan dimaksud. Rangkaian kegiatan yang dimulai dengan zikir sekaligus ziarah bersama, guna kembali mengenang bersama jasa dan pengabdian yang pernah ditorehkan almarhum dulumnya. "Almarhum wafat pada 1996. Beliau hidup dan menganbdi dari 1908-1996, cukup punya kharisma ditengah masyarakat Lubuk Pandan dan Padang Pariaman," kata H. Marzuki Tuanku Nan Basa, sang pimpinan Ponpes.
    Menurutnya, kegiatan sakral ini merupakan agenda tahunan yang selalu diadakan setiap kali momen hari wafat beliau. "Bagi keluarga besar Madrasatul 'Ulum, beliau adalah sosok guru sekaligus ayah dari santri yang berdatangan dari belahan daerah yang ada di Minangkabau ini. Betapa banyak dulunya santri yang tidak sekedar belajar, tetapi juga hidup bersama beliau. Inilah contoh yang paling besar yang ditinggalkannya untuk generasi yang kini tengah melanjutkan apa yang menjadi perjuangannya, terhadap kemajuan Ponpes dimaksud," ujar Marzuki.
    Selesai kegiatan sakral berupa zikir dan ziarah, para alumni juga menyempatkan diri berdiskusi, terkait kemajuan yang harus dikembangkan di Madrasatul 'Ulum ini. Baik dari segi pola pendidikan, maupun kemajuan yang berhubungan dengan sarana prasarana Ponpes itu sendiri. "Kita ingin, alumni yang telah banyak berkiprah diberbagai latar belakang dunia usaha ini mampu jadi sumber kekuatan yang terus menopang kekuatan Ponpes kedepannya. Banyaknya santri yang belajar saat ini, tidak bisa dilepaskan dari peranserta alumni yang telah berkiprah ditengah masyarakat," ungkap Marzuki lagi.
    Marzuki ingin kebersamaan yang telah lama terbangun antara alumni dengan pihak Ponpes harus terus dibina, dalam melihat arti penting kemajuan pendidikan ala surau tersebut. "Apalagi, pascagempa, sejumlah bangunan Ponpes dan gobah almarhum pendiri, sedikit mengalami kerusakan. Untuk rehabilitasi tersebut, butuh kebersamaan dari alumni. Begitu juga, kesejahteraan guru yang mengajar, mutlak dilakukan secara bersama-sama," kata Marzuki. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar