Rabu, 29 Juni 2016

Komite Sekolah Harus Membantu, Bukan Mintak Bantuan

Dibangun Dengan Biaya Rp18,6 Miliar
Kota Pariaman Segera Miliki Spor Centre

Pariaman--Kota Pariaman segera memiliki sarana olahraga yang representatif. Hal itu ditandai dengan telah dimulainya peletakan batu pertama pembangunan spor centre oleh Deputi IV Menegpora RI, Dr. RPM Junusul Hairy, MS Kamis (6/5) lalu. Prosesi peletakan batu pertama tersebut cukup mengundang banyak pihak, terutama pelaku olahraga di Kota Tabuik itu.
    Pembangunan spor centre itu cukup besar dan bakal menghabiskan dana sekitar Rp18,6 miliar. Dana yang sebanyak itu telah dirangkum dalam sebuah proposal yang telah lama dibuat Pemko setempat, dan telah diterima oleh Menegpora RI. Jadi, kedatangan Deputi IV tersebut, disamping melihat langsung lokasi yang akan dibangun spor centre, juga sekaligus menjawab kegelisahan masyarakat, yang selama ini selalu mempertanyakan pada Pemko, soal pembangunan sarana tersebut.
    Menurut Junusul Hairy, pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga selalu merespon apa yang menjadi kebutuhan dalam meningkatkan prestasi atlit didaerah. "Sebagai orang yang pernah lama di Sumbar, saya sangat mengerti dan tahu prestasi olahraga yang ada di Minangkabau ini. Memang, kemunduran olahraga yang terjadi atau tidak sesuai dengan aturan yang ada, disebabkan oleh kurangnya pembinaan yang dilakukan. Apalagi dukungan moral dari orangtua anak itu sendiri yang tidak ingin anaknya terlalu jauh memasuki dunia olahraga dimaksud," katanya.
    Kini, lanjut Junusul Hairy, para insan yang dianggap punya prestasi di dunia olahraga, cukup mendapatkan perhatian yang luar biasa. Ada pemberian rumah siap huni, terhadap atlit yang berhasil. "Pembina olahraga harus tahu betul, tentang apa yang seharusnya mereka lakukan, demi untuk meningkatkan prestasi olahraga dimaksud," ujarnya.
    Sementara Walikkota Pariaman, Drs. H. Mukhlis Rahman, M.M dalam siaran persnya yang disampaikan Kasubag Kemitraan Humas Setdako, Batrizal merasakan, bahwa kehadiran Deputi IV yang mewakili Menteri, cukup membawa arti tersendiri, dalam membangun spor centre ini kedepannya. Betapa tidak, daerah belum merasa sanggup melakukan pembangunan yang dibiayai dengan miliaran rupiah itu.
    "Tabuik Piaman pusaka budaya, mainan anak dalam nagari. Kota Pariaman amat terbuka, banyak peluang berinvestasi. Sulaman Nareh berlapis benang, disulam gadis sambil bercanda. Kami sepakat bangun gelanggang, demi memasyarakatnya olahraga," kata Wako Mukhlis dalam memulai sambutannya, yang disambut gelak dan tawa para tamu yang hadir saat itu.
    Menurut Wako Mukhlis, sejak terpisahnya Kota Pariaman dari induknya kabupaten Padang Pariaman, otomatis daerah ini memulai dari babak baru. Termasuk didalamnya sarana olahraga, meskipun terletak dalam kawasan kota, namun itu belum sepenuhnya diserahkan oleh Pemkab Padang Pariaman ke Pemko. "Namun demikian, kita tetap melakukan ikhtiar, bagaimana Kota Pariaman memiliki sarana olahraga yang bisa dibanggakan, dalam meningkatkan prestasi generasi kota yang mulai tumbuh dan berkembang dengan dinamikanya," kata Wako Mukhlis.
    "Kita berharap, kedatangan Deputi IV ini, mampu menjawab apa yang selama ini menjadi tuntutan insan olahraga di kota ini. Paling tidak, pembangunan sarana telah kita mulai. Untuk mewujudkan sarana ini, tentu butuh bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, termasuk masyarakat itu sendiri," ujar Wako Mukhlis.
    Wako Mukhlis melihat, kekuatan daerah baru mampu menyediakan anggaran sebanyak Rp3,8 miliar, dan pembangunan sarana untuk pengembangan olahraga lainnya, seperti lapangan tenis empat ban dengan standar nasional, lapangan basket dua unit, dalam spor centre yang akan dilengkapi tersebut. "Untuk itu butuh dana sekitar Rp14,8 miliar lagi, baru bisa semua tuntas dengan baik," katanya.
    Selanjutnya, Deputi IV Menegpora melakukan temu ramah dengan guru olahraga yang ada di Kota Pariaman. Pada pertemuan yang berlangsung sekitar 3 jam itu, cukup membawa arti tersendiri dikalangan guru olahraga, untuk meningkatkan prestasi olahraga dikalangan pelajar. Pertemuan yang berlangsung di gedung SMA 2 Kota Pariaman itu di pasilitasi Dinas Pendidikan dan Olahraga setempat. (dam)

Terungkap Dalam Wirid Bulanan Pemko Pariaman
Komite Sekolah Harus Membantu, Bukan Mintak Bantuan

Pariaman--Wirid bulanan yang dilakukan Pemko Pariaman Jumat kemarin di Surau Nurul Islam, Kelurahan Jalan Kereta Api, Kecamatan Pariaman Tengah yang menghadirkan penceramah kenamaan, Zainul Tuanku Datuk Sutan Sati dari Gasan Gadang, Padang Pariaman itu cukup mendapat sambutan antusias dari pejabat dan pegawai dilingkungan Kota Tabuik itu.
    Dalam siaran persnya Walikota Pariaman, Drs. H. Mukhlis Rahman, M.M yang disampaikan Kasubag Kemitraan Humas Setdako, Batrizal mengajak para pejabat untuk selalu memaknai apa yang telah disampaikan ustadz. Banyak pesan moral, yang harus diambil dalam ceramahnya, demi untuk perbaikan kehidupan dimasa yang akan datang. "Hikamh demikian, merupakan sebuah keharusan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt, serta loyalitas pada tanggungjawab sehari-hari dalam mengabdikan diri sebagai aparat negara," katanya.
    "Hati yang bersih akan menimbulkan kejujuran, akan berjalan dan berbuat dengan baik. Secara nasional UN yang baru saja dilaksanakan, hasil agak menurun. Untuk itu, butuh kerja keras dari Dinas Pendidikan dan Olahraga untuk melakukan evaluasi sesegera mungkin. Hal itu sangat penting, mengingat perbaikan dan peningkatan dimasa yang akan datang," kata Wako Mukhlis.
    Menurut Wako Mukhlis, setiap sekolah agar melakukan pembatasan nilai nem dalam menerima siswa baru. Hal itu dimaksud, agar tidak terjadi tumpang tindih penerimaan siswa baru dari satu sekolah terhadap sekolah lainnya. "Kemudian yang lepih parah itu, adanya orang yang ingin jadi Ketua Komite di setiap sekolah. Padahal, komite itu dibentuk untuk membantu pemerintah, bukan mintak bantuan sarana prasarana kepada pemerintah," ujar Wako Mukhlis.
    Sementara Zainul Tuanku Sutan Sati dalam ceramahnya banyak menyinggung, tentang pentingnya menyempurnakan amal ibadah dalam keseharian. Hal itu terkait hidup yang tengahdijalani hanya sementara. Hidup yang paling panjang dan lama itu adalah hidup di kampung akhirat. "Untuk itu butuh pembekalan yang banyak, yakni amal ibadah guna membentengi diri dari azab yang akan ditimpakan oleh Yang Maha Kuasa nantinya," katanya.
    Menurut Zainul, otak dalam artian, olah, teliti, analisa dan kesimpulan. "Itulah makna dari otak yang diberikan Tuhan kepada kita, dalam melihat arti penting kehidupan di akhirat nanti. Kita harus mampu mengolah, menganalisa, serta menyimpulkan apa yang terbaik untuk dilakukan, dan apa pula yang terburuk yang mesti dibuang jauh-jauh," katanya.(dam)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar