Dukungan Politik Berbuah Manis
Pariaman--Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, Heri Syahnil, S. Pd menilai studi banding yang dilakukan walinagari daerah ini ke Yogyakarta sama sekali tidak dianggarkan dalam APBD tahun ini. DPRD juga tidak tahu dari mana sumber dana yang diambilkan untuk perjalan walinagari sebanyak 46 walinagari yang tergabung dalam forum walinagari Padang Pariaman itu. Dan lagi, sebagai komisi yang membidangi pemerintahan, tentu komisi I harus tahu dari mana sumber dana demikian.
Kepada Singgalang, Sabtu (1/5) Heri Syahnil sang politisi PDI-P itu mendengar bahwa perjalanan walinagari tersebut, merupakan buah dari adanya dukungan tertulis yang telah disampaikan forum walinagari terhadap calon gubernur/wakil gubernur pasangan Irwan-MK, yang disampaikan beberapa waktu lalu. "Tapi secara pasti saya tidak tahu juga. Dari pembicaraan yang berkembang, itu merupakan hadiah sekaligus penghargaan dari bupati Muslim kasim, terhadap walinagari yang sangat siap memenangkannya saat Pilkada 30 Juni nanti," ujar Ucok panggilan akrap Heri Syahnil.
Sementara Ketua DPRD Eri Zulfian, S. Pt ketika ditanya, justru mengaku tidak tahu sama sekali persoalan tersebut. "Saya tidak tahu pasti, apa ada dianggarkan perjalanan walinagari demikian atau tidak. coba tanyakan pada Sekwan. Sebab, itu persoalan eksekutif," katanya.
Ketua forum walinagari Padang Pariaman, Mothia Azis kepada Singgalang mengaku tengah berada di Jakarta. "Kita baru kembali dari Bantul dan Pangandaran, Yogyakarta dalam rangka studi banding gempa. Sebab, penangan korban gempa yang tengah berlangsung di Padang Pariaman perlu dicari perbandingannya kedaerah yang pernah mengalami musibah yang sama," kata Mothia Azis, Walinagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung itu dibalik ponselnya.
"Studi banding yang dilakukan Sejak Rabu hingga Jumat (28-30/4) itu merupakan perjalanan yang dibiayai dari anggaran APBD Padang Pariaman. Tidak ada hubungannya dengan pernyataan sikap yang disampaikan terhadap kemenangan pasangan Irwan-MK. Kalau ada pihak-pihak yang beranggapan demikian, sah-sah saja. Tapi yang jelas, perjalanan yang juga diikuti Bagian Pemerintahan Nagari, Setdakab Padang Pariaman itu, sama sekali melakukan kerja, terkait penanganan gempa yang akan dilakukan diseluruh nagari yang ada di daerah ini," katanya.
Menurut Mothia Azis, walinagari merupakan sumber dari segala penanganan gempa. Walinagari bisa jadi sarang sasaran masyarakat, lantaran bersentuhan langsung dengan masyarakat itu sendiri. "Jadi studi banding yang difasilitasi Pemkab Padang Pariaman, yang memang memakan biaya yang tidak sedikit, jelas punya arti tersendiri, ketika menangani korban gempa nantinya. Baik rumah masyarakat yang rusak berat, ringan dan sedang, maupun penanganan pembangunan kembali fasilitas umum, seperti rumah ibadah dan sarana pendidikan," ujar Mothia Azis.
Diawal-awal, lanjut Mothia Azis, teman-teman walinagari telah memperkirakan perjalanan yang dilakukan itu bakal mengundang kejurigaan banyak pihak. "sekali lagi saya sampaikan, bahwa studi banding demikian tidak ada hubungannya dengan pernyataan sikap yang disampaikan tempo hari kepada pasangan Irwan-MK, yang akan memimpin Sumbar lima tahun mendatang," tegasnya.
Zulmahendra, salah seorang pemerhati masalah politik, sosial dan keagamaan di Padang Pariaman menilai perjalanan yang dilakukan walinagari tersebut sangat wajar dan tepat. "Saya melihat stubi banding yang dilakukan anggota dewan terhormat daerah ini kedaerah lain, terkait penangan gempa sama sekali tidak ada artinya. Buktinya, walinagari yang bersentuhan langsung dengan korban gempa harus melakukan studi banding pula," katanya Minggu kemarin di Pariaman.
Menurut Zulmahendra, sikap DPRD antara anggota dan pimpinan tersebut perlu dipertanyakan. "Masak anggota dewan mengaku tidak ada dianggarkan perjalan walinagari dalam APBD. Sementara, Ketua DRPD, Eri Zulfian justru mengaku tidak tahu-menahu sama sekali. Apa tidak membaca APBD anggota dewan terhormat itu. Artinya, pengawasan yang dilakukan anggota dewan terhadap eksekutif, sama sekali tidak ada artinya. Buktinya, perjalanan walinagari yang menghabiskan dana ratusan juta itu sama sekali tidak diketahui. Ironis memang," ungkap Zulmahendra. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar