Peran PPKB
Ikut Memenangkan Pemilu 2014 Dengan Berbagai Aksi Ditengah Masyarakat Akar Rumput
Padang--Aktivis Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa (PPKB) berkomitmen untuk mensukseskan dan mengintegrasikan capaian program The Miilennium Development Goals (MDGs) 2015, sebagai bagian dari program nasional. Program pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan, antara lain menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan angka kematian anak, memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan membangun kemitraan global untuk pembangunan.
Untuk demikian, selama tiga hari, Jumat hingga Minggu (12-14/10) lalu DPW PPKB Provinsi Sumatra Barat mengikuti Seminar Lokakarya (Semiloka) peran serta aktivis perempuan dalam mencapai target program MDGs 2015 demikian, dan sekaligus Musyawarah Pimpinan (Muspim) PPKB se-Indonesia. Acara yang diadakan di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta itu diikuti tiga orang pengurus DPW PPKB Sumbar, sesuai undangan dari DPP PPKB itu sendiri. Mereka adalah, Pipit Faidal Fanum selaku Ketua I DPW PPKB Sumbar, Hartati Hariani (Sekretaris) dan Mariana (anggota). Acara itu dibuka langsung oleh Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, dan ditutup oleh Ketua Umum DPP PPKB, Hj. Anna Mu'awanah.
Selama kegiatan tersebut, peserta dari kaum perempuan itu mendapatkan materi antara lain, peran lembaga pembiayaan ekspor Indonesia dalam mendukung kinerja UKM dan koperasi berorientasi ekspor. Selanjutnya, adalah capaian dari MDGs yang masih belum maksimal, yakni permasalahan angka kematian ibu saat melahirkan yang masih tinggi. Hal itu sangat berhubungan dengan kualitas kesehatan dan tumbuh kembangnya generasi bangsa.
Terkait dengan itu, seluruh peserta yang telah mendapatkan materi secara nasional itu, dituntut untuk mengembangkannya di wilayah masing-masing. "Khusus untuk Sumatra Barat, kita akan melakukan hal yang sama, dengan melibatkan seluruh DPC PPKB se-Sumatra Barat. Karena data itu adanya di nagari dan desa. Disamping juga penataan organisasi sayap PKB demikian dalam menyongsong Pemilu 2014 nanti," kata Pipit Faidal Fanum pada Singgalang, kemarin.
Menurut dia, yang berhubungan dengan Muspim PPKB, ada sejumlah agenda yang diputuskan. Diantaranya, PPKB akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas), yang direncanakan tahun ini juga. Kemudian keterlibatan seluruh perempuan dalam pemenuhan keterwakilan perempuan sebanyak 30 persen, baik dalam struktur pengurus PKB, maupun dalam pencalegkan nantinya. "Kita berkeinginan, bagaimana perjuangan PKB dikancah politik, baik itu ditingkat nasional, maupun di Sumatra Barat bisa dikencangkan lagi. Nah, disini perempuan PKB diseluruh daerah dituntut untuk proaktif, melakukan berbagai terobosan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat akar rumput, seperti capaian program MDGs dimaksud," ujar Pipit Faidal Fanum lagi. (525)
Awak Miskin, Anak Dapat Tumor Ganas Pula
Kayutanam---Robby Yohendra saat ini semestinya sedang berkutat di bangku kuliah. Anak jolong gadang itu kelahiran 1994 ini baru saja menamatkan SMA Negeri 1 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman, empat bulan lalu. Tetapi, Tuhan berkehendak lain. Ia menderita penyakit tumor ganas pada betis kaki kanannya. Kini, Robby terbaring tak berdaya beralaskan kasur usang di rumah orangtuanya, sebuah rumah yang amat sangat sederhana pula.
Tuhan memberikan ujian atau cobaan kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai bentuk. Ada yang diuji dengan kekayaan dan kesenangan, tetapi ada juga yang mendapat ujian berupa kesulitan hidup dan penyakit. Dengan begitu mungkin Tuhan ingin mempertemukan kedua pihak dalam jalinan kepedulian sosial.
Menurut Syahril alias Ain (45), orangtua Robby, gejala tumor yang diderita anaknya sudah mulai dirasakan si anak menjelang mengikuti ujian nasional (SMA). Namun, baru ia bawa berobat ke RSUP M. Djamil Padang sekitar awal Juli, itupun dengan memanfatkan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pinjaman. "Kartu Jamkesda kami sudah mati tahun 2008. Bukannya mengobati, pihak RSUP M. Djamil justru mengambil sampel daging dan tulang pada bagian kaki Robby yang sakit, kemudian memberi obat antibiotik dan penghilang rasa sakit. Kami pun disuruh pulang. Waktu itu betis Robby masih terlihat normal, belum membengkak seperti ini," kata dia.
Ain terlihat menggeleng kesusahan. Beban hidup yang kian terasa berat. Sebab, disamping Roby yang sakit, juga adiknya tiga orang lagi yang mesti dibiayai. "Keinginan kami mengobati untuk kesembuhan Robby sangat besar. Sayangnya terkendala oleh ketiadaan biaya. Robby hanya kami bawa berobat alternatif. Dulu, betisnya ini keras bagaikan batu. Kini sudah lunak seperti bagian tubuh yang lain," ceritanya.
Ain, lelaki kelahiran Padang Sago 1967 ini sehari-hari bekerja serabutan sebagai buruh tani. Isterinya, Nurlela sehari-hari hanya di rumah mengurusi keempat putra mereka. Sejak kondisi kesehatan Robby terus memburuk, praktis kegiatan Ain mencari nafkah jadi berkurang. Hampir setiap hari ia harus mencarikan bahan ramuan pengobatan alternatif tersebut.
Menggalang bantuan
Salah seorang tokoh masyarakat Kayutanam, Endarmy ikut merasakan kesusahan yang dialami keluarga Ain dan Nurlela demikian. Tokoh yang kini berkiprah di DPW Partai NasDem Sumatra Barat ini mulai menggalang bantuan dengan membuatkan proposal yang ditandatangani Syahril serta diketahui Walinagari Kayutanam dan Camat 2x11 Kayutanam. Menurut mantan anggota DPRD Sumbar 2004 – 2009 ini, proposal itu akan ia kirim ke berbagai lembaga kemanusiaan yang ada di Sumbar.
"Mereka bukan hanya butuh biaya untuk pengobatan Robby, tetapi juga biaya hidup sehari-hari lantaran Pak Ain tak lagi bisa mencari nafkah secara rutin. Selain itu, bisa kita lihat, rumah semi permanen yang mereka tempati ini sudah tidak layak huni. Mereka butuh biaya untuk memperbaiki, terutama atapnya yang bocor di sana-sini. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar