Sabtu, 29 Februari 2020

Ditandai Peringatan Israk Mi'raj Buku Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah Moderat dan Disiplin Diluncurkan

Lubuk Pandan--Peluncuran buku Moderat dan Disiplin yang mengisahkan perjalan panjang Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah (1908-1996), dalam menuntut ilmu dan mengembangkannya di Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan, Sabtu (29/2) malam ditandai dengan peringatan Israk Mi'raj yang sekaligus penyerahan buku secara simbolis oleh penulisnya, Ahmad Damanhuri kepada sejumlah pimpinan pesantren dan Walinagari Lubuk Pandan, Budiman di pesantren itu.
Damanhuri yang juga Ketua PWI Pariaman ini menjelaskan, penulisan buku ini adalah tanggungjawab moral karena dia pernah dan lama mondok dulunya di pesantren yang terletak di Korong Kampuang Guci ini. "Tentunya hal ini sekalian memberikan pendidikan bagi santri pesantren untuk bisa melakukan dan membuat karya tulis. Artinya, di samping dakwah secara lisan, kita ingin santri bisa pula dakwah secara tertulis," katanya.
Menurutnya, buku setebal 250 an halaman ini telah lama ditulis. "Kita luncurkan buku ini agar seluruh alumni dan keluarga besar Ponpes Madrasatul 'Ulum bisa memberikan masukan serta kritikan untuk perbaikan di masa mendatang," ujar dia.
Katanya lagi, Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah yang mendirikan pesantren ini sejak 1940 M punya banyak cerita dan dinamika dalam mencetak kader ulama. Hingga saat ini, pesantren yang telah dimakan usia tersebut telah mengalami pasang surut. Dipimpin oleh tiga generasi, yang dimulai oleh Buya Abdullah Aminuddin awalnya.
"Kemudian, semasa Buya hidup ikut juga mengendalikan jalannya pesantren ini, adalah H. Iskandar Tuanku Mudo, seorang ulama asli Lubuk Pandan yang pernah jadi Kepala KUA Kecamatan Nan Sabaris dan anggota DPRD Padang Pariaman dari Golkar. Iskandar meninggal, kepemimpinan pesantren dilanjutkan oleh H. Marzuki Tuanku Nan Basa, ulama yang asli Nagari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar yang pernah jadi santri di era 1970 an," ungkap Damanhuri.
Sementara, Pimpinan Ponpes Madrasatul Lubuk Pandan, Buya Marzuki Tuanku Nan Basa memberikan apresiasi kepada alumni pesantren yang telah menulis buku tersebut. "Semoga buku ini menjadi catatan sejarah bagi pesantren ini dalam arti penting mendokumentasikan dinamika yang terjadi selama ini. Dan tentunya, buku ini tak terlepas dari kekurangan dan kelemahan yang harus di sempurnakan pada masa-masa mendatang," ujar dia.
"Ikhlas dalam mengabdi sebagai ulama di tengah masyarakat, adalah salah satu contoh terbaik yang pernah dikembangkan Buya Abdullah Aminuddin selama mengajar di pesantren ini," katanya.
Kemudian, kata Buya Marzuki, para anak didiknya diasuh untuk kritis dalam pengembangan proses belajar dan mengajar. Dan yang tak kalah penting itu, dia adalah ulama yang shaleh, yang selalu menjaga amal ibadahnya kepada Allah SWT. Sepanjang hayatnya, tak pernah shalat yang lima waktu secara sendirian. Selalu berjemaah. Makanya, kemanapun dia pergi selalu membawa seorang santri untuk nantinya bila waktu shalat masuk bisa shalat berjemaah.
"Dalam rentang usia yang cukup panjang, menghabiskan usianya untuk belajar dan mengajar, Buya Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah dikarunia penglihatan yang sehat. Tak pernah rusak matanya dalam melihat kitab dan buku. Dan karena itu pula beliau tak pernah memakai kacamata," ulas Buya Marzuki. (501)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar