Minggu, 05 Januari 2020

Orang Pesantren Harus Masuk ke Semua Lini Kehidupan

VII Koto--Mengawali tahun baru Masehi 2020, Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak menggelar tablig akbar. Menghadirkan Ketua MUI Kabupaten Padang Pariaman Buya Syofyan M Tuanku Bandaro sebagai penceramahnya, Kamis (2/1/2020) malam, acara berlangsung meriah dan penuh makna.
Di samping dihadiri anggota DPRD Padang Pariaman Tuanku Afredison, tablig akbar demikian juga dihadiri oleh jemaah dari berbagai nagari di daerah itu. Terutama jemaah yang dipimpin oleh alumni Surau Pekuburan, nama lain Ponpes Madrasatul 'Ulum tersebut. Buya Syofyan menekankan pentingnya pendidikan pesantren di masyarakatkan, dan memasyarakatkan pesantren.
"Dulu, orang kurang akrap dengan pesantren. Yang diketahui hanyalah surau," ujar dia. Surau, katanya, berasal dari bahasa Arab yang artinya multi tafsir. Ada yang dimaknai dengan musyawarah, tempat ibadah, dan tempat menempa kemapuan pengetahuan dunia dan akhirat. Sedangkan pesantren bukan berasal dari bahasa Arab.
Buya Syofyan yang lama memimpin pesantren di Pudak, Kabupaten Sijunjung pada zaman Orde Baru itu sedikit bernostalgia tentang suka dukanya mengelola pendidikan surau. Ratusan pula santri yang dia kelola dulunya. Dan saat ini sebagian besar anak didiknya tentu telah banyak yang jadi.
"Orang pandai berdagang, pandai mengaji, tahu dengan gejala alam dan pengetahuan umum lainnya, itu adalah didikan surau dulunya," sebutnya. Dia mengaku, bahwa santri yang dia ajar dulunya, juga banyak yang jadi petani, pegawai, pedagang. Jadi, lulusan pesantren tak mesti melulu hanya tinggal dan mengajar di surau.
Tetapi, katanya, bagaimana mampu mewarnai kehidupan surau itu di tengah masyarakat. "Saya punya pengalaman di Kota Solok saat akan naik bus dari terminal ke Sijunjung. Sang agen mengaku tamatan pesantren di Padang Pariaman. Ambo urang surau buya, kata agen itu mengenalkan dirinya ke Buya Syofyan. Saya terkejut. Kok bisa orang surau jadi agen, kata saya pula," cerita Buya Syofyan.
"Harus bisa buya. Orang surau harus ada di mana-mana. Harus ada orang surau yang jadi sopir, stokar atau knek, agen, jadi pegawai negeri sipil, jadi walinagari, camat, bupati," cerita agen itu seperti diceritakan kembali Buya Syofyan. Setelah cerita itu, Buya Syofyan berpikir sendiri. Dan ternyata apa yang dikatakan agen itu benar. Kalau saja para pemimpin bermentalkan orang surau, maka selamatlah orang yang dipimpinnya. Tidak di dunia saja, tetapi sampai ke akhirat.
Sebelumnya, anggota DPRD Padang Pariaman Tuanku Afredison memberikan motivasi kepada santri dan santriwati, agar terus rajin mengaji dan menuntut ilmu. "Orang pesantren punya modal yang banyak untuk bisa mengisi berbagai lini kehidupan. Sekarang dari 40 orang anggota dewan di daerah kita, hanya seorang saya yang dari pesantren. Ke depan, dituntut harus banyak lulusan pesantren yang jadi anggota dewan," kata dia.
"Padang Pariaman dikenal banyak pesantren. Untuk itu, para lulusannya harus bisa memasuki berbagai sektor kehidupan. Santri harus bisa dan harus ada yang jadi bupati, wakil bupati, dan lembaga lainnya," kata anggota dewan dari PKB tersebut.
Tuanku Damanhuri, pengurus Yayasan Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua menjelaskan, bahwa agenda tablig akbar dilakukan tiga bulan sekali. Tujuannya, di samping menambah ilmu pengetahuan, juga bertujuan mempererat hubungan tali silaturrahim antara jemaah dan ulama. "Organisasi yang ada di lingkungan pesantren ini, seperti Organisasi Santri Intra Pesantren (OSIP), Kader Kesehatan Pesantren (K2P) harus diorganisir dengan baik. Jadikan organisasi sebagai wadah membangun cakrawala berpikir, belajar cara mengelola konflik," kata dia. (501)


1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus