Kamis, 23 Januari 2020

Cegah Difteri 4.566 Anak Harus Diimunisasi Puskesmas Sintuak

Sintuak--Sebanyak 4.566 anak usia 1 hingga 15 tahun di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman menjadi sasaran imunisasi untuk mencegah penyakit difteri. Imunisasi ini terkait ditemukannya kasus difteri pada akhir tahun lalu yang ditangani petugas Puskesmas Sintuak.
Demikian diungkapkan Kepala Puskesmas Sintuak, Fidiah, saat sosialisasi dan lounching Outbreak Respon Immunization (ORI), Kamis (23/1), di aula Puskesmas Sintuak. Menurut Fidiah, sosialisasi dan lounching imunisasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus difteri di wilayah Sintuak. Turut menyampaikan materi dari Pengurus MUI Padang Pariaman Faisal.
“Sasaran imunisasi ORI ini dilakukan pada 16 TK/PAUD, 17 SD, 2 SMP 1 MTsN dan 27 posyandu yang berada di wilayah Puskesmas Sintuak. Pelaksanaannya dilakukan tiga kali putaran, yakni dimulai pada saat sekarang (nol), dilanjutkan pada 1 bulan berikutnya dan 6 bulan kemudian. Dukungan semua pihak sangat penting dalam menyukseskan pelaksanaan imunisasi tersebut,” kata Fidiah.
Menurut Fidiah, dengan menghadirkan kepala sekolah TK/PAUD, SD, SMP, MTsN, PKK Nagari dan pendamping PKH, diharapkan mereka memahami betapa pentingnya pelaksanaan imunisasi ini. Mereka diminta untuk sosialisasi ke masyarakat dan menyukseskan pelaksanaan imunisasi ini.
Camat Sintuak Toboh Gadang Asyari yang melouncing pelaksanaan imunisasi menegaskan pentingnya imunisasi ini. “Saya minta dilakukan imunisasi kepada Puskesmas Sintuak agar anak-anak Sintuk Toboh Gadang kebal terhadap virus difteri tersebut, perlu dilakukan imunisasi. Karena itu, saya akan kawal pelaksanaannya hingga ke sekolah,” tutur Asyari.
Asyari berjanji akan langsung turun ke sekolah-sekolah memantau pelaksanaan imunisasi di sekolah. “Dihimbau kepada kepala TK/PAUD, SD, SMP, MTsN dan Posyandu mengajak orangtua murid agar mau anaknya diimunisasi. Sampaikan imunisasi bertujuan mengantisipasi anak-anak agar tidak terjangkit penyakit tertentu dan berbahaya. Karena jika anak-anak terserang penyakit difteri, akan mengancam nyawa sianak dan biaya pengobatan yang mahal, ” tuturnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Jasneli menambahkan, kasus penyakit difteri ditemukan pada anak yang tidak melakukan imunisasi sebelumnya. Kalau pun diimunisasi, juga tidak lengkap. Sehingga mudah diserang virus. “Pengalaman yang terjadi pada kasus difteri yang ditemukan Puskesmas Sintuak akhir tahun lalu, jangan sampai terulang lagi. Biaya penangganan penderita difteri mencapai puluhan juta rupiah. Bila terlambat penangganannya, pasien tidak bisa diselamatkan nyawa,” kata Jasneli.
Jasneli menambahkan, sasaran dari pemberian imunisasi ini adalah umur 1. Hal ini diperkuat Kasi Surveyline dan Imunisasi Dinas Kesehatan Padang Pariaman Edy. Sejak bertugas di Dinas Kesehatan tahun 1995 hingga kini, pasien penderita difteri dan rabies terbukti tidak pernah diimunisasi. Kalaupun ada kegiatan imunisasi, anak dan orangtuanya menolak untuk diimunisasi. “Dari pengalaman tersebut, maka imunisasi penting mencegah anak-anak terserang virus penyakit yang dapat mematikan,” kata Edy menambahkan. (501)

1 komentar:

  1. Numpang promo ya gan
    kami dari agen judi terpercaya, 100% tanpa robot, dengan bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% segera di coba keberuntungan agan bersama dengan kami
    ditunggu ya di dewapk^^^ ;) ;) :*

    BalasHapus