Kamis, 10 Maret 2016

Pembangunan Asrama Haji dan Islamic Centre Terancam Gagal

Miliaran Tagihan Masyarakat Belum Dibayarkan
Pembangunan Asrama Haji dan Islamic Centre Terancam Gagal

Batang Anai--Pembangunan Asrama Haji dan Islamic Centre di Korong Kabun, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman terancam gagal. Sejak, Kamis (10/3) sore kemarin masyarakat setempat menutup habis jalan masuk lokasi tersebut.
    Jumat kemarin, sejumlah masyarakat melakukan orasi, terkait berbagai persoalan yang berhubungan dengan PT Ratu Karya, selaku perusahaan yang mengerjakan pembangunan demikian, dan Kemenag Sumatera Barat.
    Tidak sekedar menutup pintu masuk. Sejumlah spanduk dan poster juga dibentangkan di depannya. Diantara bunyi spanduk dan poster itu; PT Ratu Karya dan Kemenag tidak bertanggungjawab. Kemenag salah pilih perusahaan, karena dinilai perusahaannya pembohong.
    "Selagi tagihan kami belum dibayarkan, jangan harap pembangunan ini akan berlanjut," kata Harpin Atri dan Marindos, Koordinator masyarakat yang melakukan aksi itu.
    Kalau dijumlahkan, ujarnya lagi, tagihan itu jumlahnya mencapai Rp6 miliar lebih. Mulai dari tagihan masyarakat yang berjualan di sekitar lokasi proyek, ratusan tukang dan kuli yang upahnya belum menerima sejak mulai pengerjaan hingga sekarang, sampai ke bahan material, seperti tanah timbunan, batu, pasir, krikil yang semuanya masyarakat di sini yang melakukannya atas persetujuan PT Ratu Karya.
    Sayangnya, dalam orasi itu pihak terkait dari Kanwil Kemenag Sumatera Barat dan PT Ratu Karya tidak hadir. Hanya Kepala Kemenag Padang Pariaman, Masrican yang hadir, dan tidak pula bisa memberikan jawaban pasti atas tuntutan masyarakat demikian.
    Aksi berlangsung aman, dibawah pengawalan sejumlah aparat Kepolisian dan Pol PP Padang Pariaman. Camat Batang Anai Erman, Walinagari Sungai Buluah Saharuddin tampak juga hadir melihat tuntutan masyarakatnya itu.
    Harpin Atri dan Maridos bersama masyarakat Kabun akan mengkapling tanah bangunan asrama tersebut, jika tagihan atau hutang Kemenag dan PT Ratu Karya tidak juga dibayarkan. "Ibaratnya, galah sudat terantak ke napa. Tak ada lagi jalan lain, selain menutup mati pintu masuk," ujar mereka.
    "Kalau begini jadinya, dari dulu sebaiknya tidak ada saja Asrama Haji di sini. Sebab, hanya menyengsarakan masyarakat Kabun dan Sungai Buluah," tegasnya.
    Kepala Kemenag Padang Pariaman Masrican yang hadir bersama sejumlah personilnya hanya bisa memahami persoalan yang tengah terjadi. "Ya, kita telah mengetahui kondisi yang sesungguhnya. Tentu kita sampaikan ke pihak Kementerian Agama Pusat, lantaran anggaran bangunan ini dari Jakarta," kata dia.
    Walinagari Sungai Buluah Saharuddin melihat aksi masyarakatnya itu sudah sewajarnya terjadi. "Sudah patut pula masyarakat ini menutup jalan masuk asrama, karena banyak sangkut-pautnya yang berhubungan dengan masyarakat yang tak kunjung dibayarkan. Apalagi, upaya untuk minta hutang itu sampai-sampai perwakilan masyarakat datang ke Jakarta, menemui petinggi PT Ratu Karya. Berapa pula biaya yang harus dikeluarkannya, untuk sekedar mintak hutang tersebut," ungkap Saharuddin. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar