Selasa, 03 Mei 2016

Sampah yang Menggunung Tiap Hari Butuh Pembuangan Representatif

P2KP Kota di Lubuk Alung Inginkan
Sampah yang Menggunung Tiap Hari Butuh Pembuangan Representatif

Lubuk Alung - Kebijakan Pemkab Padang Pariaman untuk mendorong atau memicu masyarakat mau buang air di tempatnya (sanitasi layak), dan memiliki kebiasaan hidup sehat, mencegah penularan bibit penyakit, sangat diperlukan.
    City Changer Provinsi Sumatera Barat Sepris Yonaldi, selain sebagai staf pengajar di Universitas Eka Sakti juga seorang aktivis penggerak lingkungan, dengan focus utama menciptakan kondisi lingkungan perkotaan sebagai kawasan permukiman dan hunian yang nyaman. Dia menyampaiakan, persoalan permukiman saat ini masih adanya masalah di bidang air minum, kawasan kumuh dan sanitasi layak yang tidak dapat dinikmati oleh semua masyarakat.
    Secara umum, City Changer memiliki tujuan yang sama dengan fasilitator dalam pencegahan dan penanganan kumuh. Mereka juga concern dengan pencapaian target 100-0-100, dan memperkuat peran Indonesia di dunia internasional di bidang permukiman.
    Untuk mewujudkan perubahan kualitas pemukiman ke arah yang lebih baik, kata dia diperlukan kerjasama semua pihak. Mulai dari masyarakat, relawan perubahan, Pemda dan kelompok peduli untuk bersama menyatukan diri, potensi, ide-ide kreatif dan inovatif menuju perubahan yang mendukung terciptanya kawasan pemukiman yang layak dan nyaman sebagai hunian.
    Kepala Satker PIP-P2KP Kabupaten Padang Pariaman, Joni Anwar menilai, Dinas Pekerjaan Umum juga ikut berperan dalam pendampingan program pemberdayaan masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam hal program Program Peningkatan Kualitas Pemukiman (P2KP). Dinas PU sendiri telah ada pengurus inti Satker PIP yang selama ini berperan penting dalam terlaksananya program.
    Di antaranya, kata dia, sinergi program yang nantinya bisa saling mendukung, adalah program sanitasi dengan membangun MCK di nagari-nagari, program Sanitasi Masyarakat (Sanimas), dan program Pamsimas yang bergerak di bidang air minum, dan tentunya program yang ada ini diharapkan dapat saling bersinergi untuk percepatan pencapaian target 100-0-100 di Kabupaten Padang Pariaman, khususnya di Kecamatan Lubuk Alung.
    Asnawir Purnama, anggota LKM dan Penggiat Masyarakat melihat pengelolaan sampah di Lubuk Alung belum ada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagai pasar besar dan ramai tiap hari, sampah yang menggunung tiap hari harus ada tempat pembuangan yang representatif, dan sebagai masyarakat yang tergabung dalam kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga mandiri, pihaknya merasa miris dengan sampah yang dibuang sembarangan tempat. "Kami memiliki keterbatasan untuk menjangkau semua masyarakat agar memiliki kesadaran untuk mengelola sampah rumah tangga dengan baik," katanya.
    Asisten Koordinator Kota (Askorkot) P2KP Padang Pariaman, Maryati segera melakukan pembahasan untuk menjadikan masalah air minum, kawasan kumuh dan sanitasi termasuk persampahan sebagai program kegiatan utama di daerah ini. "Saat ini, Dinas Kesehatan  membangun MCK 500 unit, tersebar di semua kecamatan dan 1.000 unit tahun depan," katanya.      "Untuk persampahan memang masih sebatas kampanye, agar memisahkan sampah basah/organic dan sampah kering. Untuk pengelolaan sampah terpadu memang belum ada. Kita harapkan, dengan berkumpulnya semua stakeholder, dalam hal ini SKPD terkait nantinya akan dapat menetapkan kebijakan di bidang pengelolaan sampah, selanjutnya terus di implementasikan sampai ke tingkat mayarakat," harapnya.
    Kata Maryati, dari onggokkan sampah yang menggunung akan berkembangnya bibit penyakit. Hal ini terjadi di banyak tempat, khususnya lokasi yang dekat dengan pasar, seperti Lubuk Alung. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar