Senin, 02 Mei 2016

NU Tidak Boleh Lagi Terjebak Politik Praktis

Konferwil XI NU Sumbar
NU Tidak Boleh Lagi Terjebak Politik Praktis

Pariaman--Menghadapi Konferensi Wilayah (Konferwil) XI Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatra Barat pada 27-29 Juli ini, sejumlah kandidat mulai mengapung, untuk memperebutkan Ketua PWNU Sumbar lima tahun kedepan. Dari wacara yang berkembang, setidaknya sejumlah nama kini mulai diperhitungkan banyak orang, terutama warga nahdliyin di ranah Minang ini. Diantara kandidat tersebut, Ir. H. A. Khusnun Aziz, M.M, H. Zainal, MS, S.H, Drs. Tamrin Ahmad, Drs. Zamhar Baheram, Drs. H. Maswar, M.A, Ustadz Guswandi dan sejumlah nama lainnya, yang tidak kalah santernya saat ini.
    Sekretaris PWNU Sumbar, Firdaus, S.S kepada Singgalang, Jumat kemarin melihat momen Konferwil kali ini cukup punya arti tersendiri dalam menyikapi perkembangan yang terjadi ditengah masyarakat Sumatra Barat, dalam memaknai perkembangan dan pertumbuhan ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah, sebagai aqidah bagi warga NU itu sendiri.
    "Insya Allah, Konferwil XI PWNU Sumbar akan dibuka langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siradj, M.A. Disamping melakukan agenda rutin, seperti pembahasan tatatertib Konferwil, pembahasan program kerja lima tahun kedepan dan pembahasan laporan pertanggungjawaban pengurus lima tahun yang lalu, Konferwil juga sekalian menghadirkan sejumlah nara sumber, yang akan membahas masalah-masalah yang selama ini menjadi garapan NU itu sendiri," ujar Firdaus.
    Menurutnya, nara sumber yang telah diundang, disamping dari Kementerian Pendidikan Sumbar dan Kementerian Agama Wilayah Sumbar, juga ada yang dari Kemeterian Koperasi. "Kini, berbagai langkah persiapan terus dirampungkan bersama, guna melihat kesuksesan hajatan lima tahun sekali tersebut. Konferwil tersebut diadakan selama dua hari di Asrama Haji, Tabing Padang. Peserta Konferwil, disamping empat utusan dari Pengurus Cabang NU dari kabupaten dan kota, juga dari sejumlah pimpinan pondok pesantren, sebagai basis gerakkan NU," ungkap Firdaus.
    Sementara, Sekretaris Angkatan Muda Nahdlatul Ulama (AMNU) Sumatra Barat, AD Tuanku Mudo mengajak semua kadidat yang kini mulai memasang kuda-kuda, untuk bisa melihat kepentingan warga NU secara besar. "Sebagai organisasi yang berbasis agama, sangat tidak elok dan etis, kalau calon ketua banyak yang larut dalam politik praktis. Saatnya NU Sumbar berdiri diatas seluruh kekuatan politik yang ada di ranah Minang ini. Jangan ada kesan, kalau diantara kandidat yang maju itu membawa warna tertentu ditubuh NU kedepannya," harapnya.
    "Kita semua tahu, betapa keberadaan NU di Sumbar ini masih jauh dari harapan. NU masih berkutat dilingkaran politik, dan belum menyentuh garapan yang sebenarnya yang telah digariskan oleh NU itu sendiri, dalam AD/ART-nya. Betapa pondok pesantren salafiyah yang bertebaran di Sumbar ini, sama sekali masih tabu soal NU. Itu artinya, para pengurus NU masih belum menggarap, apa yang menjadi garapannya. Padahal, pesantren adalah roh dan tempat NU dibesarkan. Saatnya, pemberdayaan pesantren kembali ditata dengan rapi oleh NU itu sendiri," tegasnya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar