Selasa, 03 Mei 2016

Banyak Masyarakat yang tak Tahu Soal Pilkada Serentak

Di Padang Pariaman
Banyak Masyarakat yang tak Tahu Soal Pilkada Serentak

Padang Pariaman--Siang itu, Uniang Inap sibuk menjemur kelapa yang habis dicukirnya, untuk dikeringkan, agar bisa terjual mahal. Tak begitu banyak kelapa yang diteroknya, istilah yang masyhur di kampungnya, Batang Piaman Gadang, Nagari Koto Dalam, Kecamatan Padang Sago untuk kelapa jenis kopra tersebut.
    Ibu tua dengan tujuh orang putra-putri ini sepertinya tidak tahu, atau belum dapat kabar kalau di Padang Pariaman akan ada Pilkada alias pemilihan bupati dan wakil bupati yang dilakukan secara serentak 9 Desember mendatang. Namun, setiap kali ada pemilihan, termasuk sekalian pemilihan walikorong, Uniang Inap selalu hadir karena ada undangan atau surat panggilan yang diberikan padanya.
    "Ndak tahu ambo doh, soal pemilihan bupati tu. Apolai orang-orang yang akan dipiliah. Alhamdulillah, setiap ada pemilihan, ambo selalu ikut. Antah kok jadi pemilihan bupati bisuakko kok ndak dapek ambo undangan dari urang korong," kata dia dengan logat kampungnya.
    Lain lagi cerita yang didapatkan dari Nurmiati. Ibu muda berusia sekitar 37 tahun, warga Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging ini mengaku dapat informasi soal Pilkada dari cerita suaminya, yang memang rajin duduk di lapau kopi. Tetapi, kapan Pilkada itu, dan siapa calon yang maju saat ini sama sekali masih kabur bagi dia.
    "Saat Pileg dan Pilpres tahun lalu, saya ikut mencoblos. Untuk Pilkada saat ini belum ada undangannya, dan belum pula ada tanda gambar calon. Dulu, memang agak banyak gambar Bupati Ali Mukhni, Damsuar, Yobana Samial yang terpampang di sejumlah tempat di kampung ini. Namun, sekarang satu persatu mulai hilang dari peredaran," ungkapnya.
    Nurmiati belum bisa memastikan, entah ikut dia mencoblos 9 Desember nanti atau tidak. "Bagi kita orang kampung ini, ndak ada pengaruhnya ikut memilih atau tidaknya. Sebab, yang namanya kegiatan kita tetap itu ke itu saja. Habis mencuci, membereskan rumah, terus ke pasar kalau musim pasar di Sungai Geringging. Ekonomi kayak gitu juga. Sama sekali tak ada perubahannya," ungkapnya.
    Sementara, cerita lainnya lebih menarik lagi. Uniang Munah di Tandikek, sama sekali belum pernah ikut mencoblos sejak Pemilu diadakan 1999. "Waktu Presiden Soeharto dulu, ambo lai sato Pemilu. Tetapi setelah itu tak pernah lagi. Penyebabnya, mungkin sudah tua, dan tak lagi dibutuhkan dalam soal itu," kata dia.
    Uniang Munah yang berusia sekitar 67 tahun itu mengaku tak pernah mengikuti perkembangan yang terjadi. Buktinya, nama gubernur, wakil gubernur, bupati dan wakil bupati sekarang saja dia tak tahu. Sepertinya, ada atau tidaknya seorang bupati, baginya tidak menjadi soal. Tentu hal demikian sangat jauh berbeda dengan para elit politik, yang hampir tiap sebentar 'berkecamuk' membicarakan calon yang jadi jagoannya.
    Anggota KPU Padang Pariaman, Zulhijasmar Apung saat dikontak mengaku hari ini (kemarin) baru akan memasang alat peraga kampanye (APK) calon kepala daerah. "Kepastiannya, sore ini kita kumpulkan semua personil Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) terkait soal APK yang akan dipasang di wilayahnya masing-masing," katanya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar