Selasa, 03 Mei 2016

Ketika Mantan Anggota KPU Jadi Pemain dalam Pilkada Padang Pariaman


Ketika Mantan Anggota KPU Jadi Pemain dalam Pilkada Padang Pariaman

Padang Pariaman--Pilkada serentak 9 Desember mendatang, sepertinya KPU Padang Pariaman tidak sekedar penyelenggara. Tetapi benar-benar harus sukses dan menyukseskan. Betapa tidak, secara tidak langsung dua orang mantan anggota dan ketua KPU daerah itu ikut jadi pemain dalam dua pasang bakal calon yang ikut berlaga itu.
    Suhatri Bur, Ketua Baznas Padang Pariaman yang akan jadi wakil Ali Mukhni lima tahun mendatang, kalau menang Pilkada, adalah dua periode jadi anggota dan ketua KPU daerah ini. Bahkan, di tangan dia dimulainya Pilkada langsung tahun 2005 lalu, yang memenangkan pasangan Muslim Kasim - Ali Mukhni.
    Sedangkan Pilkada 2010 yang mengantarkan pasangan Ali Mukhni - Damsuar, Suhatri Bur benar yang jadi ketua KPU. Tentu, Suhatri Bur yang putra Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung ini punya 'modal' yang cukup untuk meraih suara terbanyak nantinya. Dia punya kader penyelenggaran, yang dalam Pilkada saat ini mungkin sebagian besarnya sudah jadi mantan pelaksana, bisa dirangkulnya kembali, untuk bersama-sama memenangkan pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur.
    Ditambah lagi, segudang pengalaman organisasi sosial kemasyarakatan yang disandang Suhatri Bur di tingkat Padang Pariaman. Hanya, modal dipilih secara langsung yang belum dipunyai Suhatri Bur.
    Alfikri Mukhlis, calon bupati yang diusung Partai NasDem dan Hanura ini, adalah anggota KPU pertama, yang belakangan lebih memilih aktif di politik praktis, yakni jadi Ketua DPD Partai yang dipunyai Surya Paloh. Dia pernah dipilih langsung oleh masyarakat, saat Pileg tahun lalu. Meskipun tak berhasil, partai yang dia pimpin berhasil meraup suara terbanyak kedua di Padang Pariaman setelah Partai Golkar, sehingga seorang kadernya; Mothia Azis Datuak Nan Basa jadi salah seorang pimpinan DPRD daerah itu.
    Jadi, siapapun yang terpilih dari hanya dua pasang calon tersebut, KPU Padang Pariaman tetap jadi 'pemenang'. Istilah orang politik, KPU 'bermain' di dua kaki, kanan dan kiri oke. Namun demikian, tentu KPU tidak melihatnya seperti itu. Yang jelas, selaku pelaksana hajatan lima tahun sekali tersebut, lembaga itu punya beban yang berat untuk menyukseskan Pilkada.
    Pemerhati masalah politik di Padang Pariaman Zulmahendra melihat, Pilkada kali ini memang membawa hokki terhadap KPU selaku pihak yang melakukan pesta demokrasi lokal itu. Meskipun secara institusi, KPU tidak memihak, secara emosional punya beban moral yang sangat luar biasa.
    "Kita tetap menginginkan, KPU mampu menempatkan individunya dengan baik diantara dua pasang kandidat demikian. Jangan biarkan asumsi masyarakat menggelinding seperti bola liar yang ditendang kian-kemari," kata dia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar