Kembangkan Pendidikan NU, Pengurus LP Ma’arif Sumbar Butuh SDM Handal

Kembangkan Pendidikan NU, Pengurus LP Ma’arif Sumbar Butuh SDM Handal

Jombang--Lembaga pendidikan yang dinaungi Ma’arif NU di luar pulau Jawa yang masih memprihatinkan perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pimpinan Pusat Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif). Apalagi PW/PC NU yang tidak memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan lembaga pendidikan Ma'arif ini sangat sulit berkembang. LP Ma’arif bukan badan otonom dari NU, tapi hanya lembaga yang banyak tergantung dari perhatian PW/PC NU.
    Wakil Ketua PW LP Ma’arif Sumatera Barat Sudirman Syair Datuak Simulo Nan Balopiah kepada Singgalang, Minggu (2/8) di sela-sela persiapan menghadiri sidang pleno pertama Muktamar ke-33 NU, di alun-alun, Jombang, mengatakan kendala utama dalam pengembangan pendidikan Ma’arif di daerah adalah rendahnya sumber daya manusia yang dipercaya memimpim LP Ma’arif.
    "Mereka yang dipercaya NU memimpin LP Ma’arif di tingkat provinsi/kabupaten/kota seharusnya eksis dengan pendidikan. Memiliki jiwa nahdliyin, ulama dan seorang mubalig. Jika dia berasal dari PNS, juga harus mementingkan mengelola pendidikan Ma’arif. Artinya punya waktu, tidak menggantungkan hidupnya pada NU yang berarti cukup mapan dari sisi ekonomi," kata Sudirman.
    Secara nasional, kata Sudirman, PP LP Ma’arif cukup perhatian terhadap lembaga pendidikan Ma’arif NU di daerah. Hal ini terbukti jika PW LP Ma’arif-nya konsisten melakukan kerjasama dan koordinasi dengan PP LP Ma’arif, maka pendidikan Ma’arif-nya tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, yang tidak konsisten dan terputusnya komunikasi dengan PP LP Ma’arif memang pendidikan Ma’arif tidak berkembang.
    Untuk itu, kata Sudirman, bagaimana ke depan PP LP Ma’arif juga dapat mendorong PW/PC lebih memperhatikan lembaga pendidikan Ma’arif di daerah. Beberapa daerah yang dibina oleh PP LP Ma’arif berkembang pesat. Contoh lembaga pendidikan Ma’arif yang terdapat di Jawa Timur, DKI, Jawa Barat dan daerah lainnya.
    Di Sumatera Barat sendiri diakui Sudirman belum memenuhi syarat untuk mampu mengembangkan lembaga pendidikan Ma’arif yang diharapkan masyarakat. LP Ma’arif Sumbar belum bisa berperan utuh mengelola lembaga pendidikan Ma’arif. Ke depan, PP LP Ma’arif perlu mendorong dan mengembangkan sekolah percontohan di wilayah-wilayah yang minus lembaga pendidikan Ma’arif. Mulai dari tingkat MI/SD, Tsanawiyah/SMP, Madrasah Aliyah/SMA/SMK dan pondok pesantren.
    Melalui muktamar ke-33 NU ini, kata Sudirman, kita berharap ada program peningkatan perhatian terhadap pengembangan lembaga pendidikan Ma’arif di luar pulau Jawa yang masih minus. Jika Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) hadir di jenjang pendidikan tinggi, maka Ma’arif ini mempersiapkan pelajar bernuansa NU dari tingkat MI/SD hingga menengah. (501)