Kamis, 12 Mei 2016

Pembangunan Fisik Harus Berbarengan dengan Mental Spritual

Pembangunan Fisik Harus Berbarengan dengan Mental Spritual

Padang Pariaman--Semaraknya berbagai pembangunan sarana prasaran yang akan menunjang perekonomian masyarakat, terasa sekali karena juga dibarengi dengan pembangunan mental spritual di tengah masyarakat oleh pemerintahnya sendiri. Tak dipungkiri lagi, bahwa pembangunan mental spritual dimaksudkan adalah semakin majunya nilai-nilai agama dan adat istiadat. Sebab, tanpa agama dan adat istiadat akan terasa sekali pembangunan fisik tidak punya dampak apa-apa bagi masyarakat.
    Ketua Bidang Organisasi Bundo Kanduang Kabupaten Padang Pariaman, Hidayatis Azis, menilai pembangunan nilai-nilai adat dan agama yang dilakukan Pemkab lima tahun terakhir ini, cukup menguatkan sendi-sendi pembangunan fisik yang sedang dan telah berjalan. Tentu, pembinaan demikian harus ditingkatkan dimasa mendatang.
    Sebab, pada umumnya kesenian yang berangkat dari adat dan agama di tengah masyarakat banyak yang tumbuh secara mandiri. Seperti pembinaan berbagai sanggar kesenian yang dilakukan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Padang Pariaman bersama Bundo Kanduang dan Urang Apek Jinih mengalami kesulitan untuk berkembang. "Tentu Pemkab punya keterbatasan tersendiri. Namun, dari masa ke masa perhatian pemerintah cukup dirasakan oleh masyarakat yang jadi pelaku sanggar itu sendiri," kata dia.
    Menurut Buk Mega, sapaan akrap Hidayatis Azis, Padang Pariaman terkenal sebagai daerah yang kental dengan nuansa agama dan adat istiadat. Banyak acara dan momen yang terjadi nyaris setiap bulannya, adalah bentuk dari aplikasi adat atau kebiasaan dan tradisi yang ditinggalkan oleh yang tua-tua dulunya. Sebagian besar dari hal itu, Bundo Kanduang yang juga bagian dari elemen masyarakat, punya peran yang amat menentukan atas kesuksesannya.
    "Padang Pariaman dibawah pimpinan Bupati Ali Mukhni dan Wabup Damsuar Datuak Bandaro Putiah, tampak sangat menjujung tinggi nilai-nilai adat itu dalam melakukan berbagai pembangunan saat ini. Dengan budaya kearifan lokal, terlihat tidak satupun pembangunan besar yang punya kendala berarti di tengah masyarakat. Sebagai kepala daerah, mereka tahu betul apa yang jadi kebiasaan dan tradisi dalam sebuah nagari di kabupaten ini. Dan ini pulalah kunci kesuksesan mereka," kata Buk Mega yang juga Kepala Korong Pasar Lubuk Alung ini.
    Sebagai pengurus Bundo Kanduang Padang Pariaman, Buk Mega merasakan sekali peran Pemkab daerahnya dalam memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Sekarang, rasanya tidak adalagi masyarakat miskin yang kurang dapat perhatian. Masyarakat miskin yang susah untuk berobat karena ketiadaan biaya, Pemkab Padang Pariaman punya program yang namanya; Padang Pariaman Sehat (PPS). Keluarga yang bersangkutan hanya tinggal melapor dan memberitahu. Pemerintah bersama lembaga Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencarikan solusinya sampai sembuh. Hendaknya, PPS ini jangan salah artikan pula oleh masyarakat," harapnya.
    "Seperti masyarakat itu punya kemampuan. Atau setidaknya, keluarga dia punya kemampuan buat biaya berobat, tetapi mengadu juga ke pemerintah untuk dapat bantuan. Tentu hal demikian kurang elok, dan harus diluruskan dan diperbaiki. Untuk menyamakan persepsi ini, Pemkab Padang Pariaman harus saling bersinergi dengan pemerintahan nagari yang ada. Kapan perlu sampai ke walikorong, sehingga data masyarakat miskin yang diajukan itu betul-betul ril dan sesuai dengan faktanya," ungkap dia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar