Padang Pariaman--Dalam segala sesuatunya manusia hanya bisa berkehendak. Apapun keputusan yang akan terjadi, tetap hak proregatifnya ada pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah sekian tahun lamanya H. Sidi Buin Tanjung melawan ganasnya penyakit gula, akhirnya waktu Subuh, Senin (12/3) urang tuo Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Provinsi Sumatera Utara itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Innalillahi wainnailai rajiun. Pagi-pagi sekali, berita meninggalnya pemilik Restoran Padang Raya di Lubuak Pakam dan Kota Medan itu menyebar ke seantero perantau. Tak terkecuali ke kampung halamnya, Padang Bungo, Nagari Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman.
Khusus bagi keluarga besar PKDP Sumut, Buin Tanjung adalah tempat mengadu segala hal. Kapai tampaik batanyo, kapulang tampaik babarito. Tak ada pula kesulitan yang tidak punya jalan keluar, ketika sudah ditangani Buin Tanjung.
Begitu pun kalau ada orang kampung yang datang ke Medan dan Sumatera Utara, wajib hukumnya dia bawa ke tempat dia untuk makan dan minum. "Dia meninggal dunia di Rumah Sakit Permata Bunda, dan akan dimakamkan di Kota Medan," kata Syafril, urang sumando Buin Tanjung yang mengabarkan kepada Singgalang atas kepergian tokoh yang dikenal pemurah dan peduli terhadap kampung halan tersebut.
Buin Tanjung merasa gelisah manakala mendengar adanya urang awak yang terlantar di Medan. Sepanjang dia tahu dan diberi kabar oleh koleganya tentang adanya urang awak yang bertanding olahraga ke Medan, Buin Tanjung langsung mendatangi lokasi pertandingan itu. Dia menanyakan, menginap dimana, makan dan minum cukup apa kurang.
Dan itu hampir tiap tahun ada saja masyarakat Piaman yang mengikuti pertandingan olahraga di Kota Medan dan Sumatera Utara. Bagi Buin Tanjung, bapak yang meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak ini, kehadiran orang kampung ke Medan adalah suatu anugrah, sekaligus tempat berbagi informasi antara kampung dan rantau.
Menurut Syafril, Buin Tanjung cukup lama mengidap penyakit gula. Penyakit itu komplikasi dengan asam lambung, yang pada akhirnya keluarga hanya bisa pasrah pada Yang Kuasa.
Buin Tanjung, bapak berusia sekitar 65 an tahun ini lama hidup dan tinggal di Medan. Sejak beberapa tahun terakhir, dia dijadikan sebagai orang tua di organisasi PKDP Sumut, paguyuban rang Piaman di perantauan.
"Semoga amal ibadahnya diterima Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan iman. Atas nama keluarganya, kami minta maaf kepada handai tolan atas kesalahan dan kekhilafan almarhum, dan mohon doanya," harap Syafril. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar