Rabu, 14 Maret 2018

Jauhkan Bencana dengan Membumikan Quran Oleh: Kahsmir--Kepala KUA Kecamatan Enam Lingkung

Ada yang perlu dicermati dari hiruk-pikuknya nuansa Pemilihan Walinagari (Pilwana) serentak di Kabupaten Padang Pariaman, yakni seluruh calon yang ikut harus punya rekomendasi pandai baca tulis Quran. Pesta demokrasi tingkat lokal yang diikuti 74 nagari di daerah ini, sungguh sebuah pertaruhan yang amat luar biasa. Diikuti ratusan calon walinagari.
Baik calon yang dipastikan ikut Pilwana 4 April maupun yang tereliminasi karena sesuatu lain hal, adalah mereka yang telah berhasil mendapatkan rekomendasi mampu membaca kitab suci tersebut dari Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatannya.
Nah, rekomendasi itu tentu tidak sekedar secarik kertas, lalu diberikan dan selanjutnya dijadikan sebagai kelengkapan bahan berkas pencalonan. Tentu tidak. Rekomendasi hanyalah formalitas. Yang intinya, Pemkab Padang Pariaman ingin membuktikan apakah para tokoh yang maju itu pandai membaca kitab yang jadi pegangan hidup sehari-hari tersebut.
Hasil rekomendasinya bermacam-macam. Yang lancar membaca, ada kurang lancar, atau ada yang mantap irama dan tajwid-nya. Yang jelas, semua calon yang mengajukan hal itu dapat rekomendasi.
Walinagari yang memimpin pemerintahan terendah, juga merupakan pemimpin di tengah masyarakat. Segala macam pengaduan nantinya akan diterimanya dari masyarakat. Sejak dari persoalan yang paling kecil, sampai kepada masalah yang dianggap paling menghebohkan yang menimpa diri dan keluarganya.
Kalau saja seorang walinagari tak pandai baca Quran, akan sulit mencarikan solusi dari problema yang dihadapinya. Jadi, rekomendasi itu tidak sekedar kebutuhan mendesak karena Pilwana. Tetapi bagaimana para calon walinagari itu juga bisa membacanya dalam sedikit waktu, dari 24 jam waktu dalam sehari semalam yang diberikan oleh Tuhan kepada kita semua.
Quran, seperti kita ketahui apabila dibaca dapat pahala. Sekiranya orang yang membaca itu paham pula arti dan maknanya, pahala itu bertambah lagi. Bila kita rajin dan rutin membacanya, ada hadiah dari Alla SWT, nantinya, yakni terhindar dari penyakit pikun menjelang ajal.
Quran juga sumber obat dari berbagai penyakit, menjauhkan kita dari bala dan bencana. Jadi, langkah Pemkab Padang Pariaman memberlakukan itu sudah sangat tepat. Implementasinya, bagaiaman kepemimpinan walinagari nantinya bisa pula membumikan Quran di tengah masyarakat.
Artinya, dari Magrib ke Isya sebuah waktu yang pendek bagaimana memanfaatkan untuk membaca Quran di tengah keluarga. Dalam waktu yang sebentar itu, stop dulu siaran tv, hentikan duduk di lapau, tinggalkan segala aktivitas lain, selain dari membaca Quran.
Sekarang, secara perlahan-lahan, Padang Pariaman telah melahirkan hafidz Quran. Di mana-mana hadir lembaga hafidz, sejak tingkat SD hingga umum. Bahkan, seorang H. Arisal Aziz, pengusaha sukses telah mencanangkan V Koto Kampuang Dalam sebagai kampunya Quran, dengan menyebar kitab suci setiap rumah tangga yang ada. Tentunya, dengan membumikan Quran tersebut, Arisal Aziz ingin kampungnya Padang Pariaman terhindar dari berbagai macam bencana yang selama akrap di tengah masyarakat. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar