Minggu, 04 Maret 2018

Harapan Nagari Kasang Mendatang Jangan Ada Lagi Ayam Mati Kelaparan di Lubung Padi

Batang Anai--Ditetapkannya Nagari Kasang sebagai "Nagari Mandiri" oleh Pemerintah Pusat pada 2017 lalu, tak menjamin habisnya masyarakat miskin di nagari itu. Buktinya, saat ini tercatat 382 kepala keluarga di nagari yang terletak di Kecamatan Batang Anai ini masih menerima beras miskin tiap bulan.
"Yang namanya kemiskinan itu tidak akan pernah habisnya. Berkurang iya. Sebab, pertama kali saya jadi Sekretaris di Pemerintahan Nagari Kasang, jumlah KK miskin itu mencapai 500 an. Kini hanya 300 an," kata Ali Amat, Sekretaris Nagari Kasang.
Penurunan jumlah KK miskin tersebut terus terjadi. "Alhamdulillah, tiap tahun datanya terus berkurang. Tentunya hal itu bagian dari tugas pemerintah terhadap masyarakatnya.
Di Samping itu, kata dia, pembangunan juga terus dilakukan. Di nagari yang penduduknya mencapai 12 ribu jiwa ini, tahun 2017 menerima Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar Rp1 miliar lebih. Peruntukannya, Rp700 juta untuk pembangunan fisik, dan Rp300 juta untuk tambahan modal BumNag. Sedangkan Alokasi Dana Nagari (ADN) yang bersumber dari APBD Padang Pariaman, tahun kemarin itu diterima sebanyak Rp1,78 miliar.
Ali Amat menyebutkan, di antara pembangunan fisik yang dilakukan tahun lalu itu, pembangunan jalan rabat beton di Sungai Pinang dan Kampuang Jambak. Pembuatan batu baronjong di Kampung Sikumbang, pemasangan tembok penahan tebing di Kasai, Dusun Baru dan Kampuang Chaniago.
Selanjutnya, pembangunan drainase di Bintungan. Katanya lagi, dana dari ADN, di samping untuk pembangunan, juga ada buat pemberdayaan, seperti pemberian honor imam, khatib, bilal, garin yang seluruhnya berjumlah 32 orang di nagari ini. Masing-masingnya menerima Rp1,8 juta dalam setahun dalam dua tahap penerimaan. Untuk guru mengaji, kader Posyandu, guru TK/PAUD juga demikian.
Nagari Kasang, sebutnya, terdiri dari 10 korong. Mulai dari Korong Sungai Pinang, Duku, Kasai, Bintungan, Chaniago, Koto, Jambak, Guci, Tanjung dan Korong Sikumbang. "Nagari ini tidak ada pemekaran, seperti yang terjadi pada nagari lain di Padang Pariaman. Makanya, jumlah pemilih di nagari ini mencapai 10 ribu jiwa lebih yang nantinya akan diperebutkan oleh calon walinagari dalam Pilwana serentak April mendatang," ungkapnya.
"Orang lain mungkin senang melihat nagari ini lantaran banyaknya perusahan besar beraktivitas," sebutnya. Namun, kenyataannya, perusahan besar yang cukup banyak itu belum memberikan mafaat terhadap kemajuan nagari ini. Seperti yang ada dalam peraturan, bahwa 1,2 persen CSR perusahaan itu untuk bina lingkungan.
Dia berharap, Walinagari Kasang yang akan dihasilkan oleh Pilwana nanti mampu melakukan terobosan demikian. Di samping CSR yang belum jelas untuk nagari, para pekerja yang asli anak Nagari Kasang hanya kecil pula persentasenya di seluruh perusahaan tersebut.
Ini tentunya PR besar bagi walinagari yang akan memimpin nagari ini enam tahun mendatang. "Jangan lagi ada ayam mati kelaparan di lumbung padi. Hanya orang perorang yang memanfaatkan perusahaan demikian. Untuk kesejahteraan masyarakat, agaknya belum ada dan tak jelas pula," ulas Ali Amat. (Damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar