Selasa, 13 Maret 2018

Asrul Maiyulis Ikut Pilawan Pertegas Konsep Bernagari dengan Nilai Adat dan Budaya

VII Koto--Berbekal dorongan dan sokongan dari banyak pihak yang ada di kampung dan di perantauan, Asrul Maiyulis memantapkan langkahnya untuk maju jadi calon Walinagari Lareh Nan Panjang Barat, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak.
"Di samping itu, walinagari merupakan sebuah pengabdian dan tentunya akan menjadi ladang amal ibadah, bila dilakukan dengan tulus dan ikhlas," kata Asrul, pria 56 tahun ini kepada Singgalang.
Nagari Lareh Nan Panjang Barat merupakan pemekaran dari Nagari Lareh Nan Panjang. Hadir bersama 43 nagari pemekaran lainnya di Kabupaten Padang Pariaman. Tak heran, Pilwana serentak 4 April mendatang adalah tonggak sejarah penting terhadap eksistensi nagari ini di masa depan.
Baginya, seluruh potensi nagari yang terdiri dari niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang dan pemuda adalah kekuatan nagari yang harus dirangkul. Untuk ini, dukungan dari semua pihak tersebut menjadi modal dasar baginya dalam memenagkan persaingan nantinya.
"Sebagai nagari baru, budaya silaturrahim penting dikembangkan. Termasuk melakukan komunukasi dengan nagari induk, Lareh Nan Panjang. Dengan memperbanyak silaturrahim itu pembangunan nagari bisa terlaksana dengan baik," ungkapnya.
Asrul yang juga tokoh masyarakat nagari setempat ingin meningkatkan nilai-nilai adat dan budaya yang selama ini berkembang di tengah masyarakat. "Kita harus pertegas konsep kembali ke nagari, agar tidak menimbulkan perdebatan yang panjang. Tentunya, dengan memperkuat falsafah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah akan membuat nagari bari ini bisa setara dengan nagari lainnya di Padang Pariaman," kata calon walinagari nomor urut empat ini.
Bagi Asrul Maiyulis, berkecimpung di tengah masyarakat kampungnya tak diragukan lagi. Pahit manis perjuangan mendirikan Nagari Lareh Nan Panjang Barat ikut dirasakannya. Saat masih bersama nagari induknya; Lareh Nan Panjang, Asrul pernah maju maenjadi calon walinagari. Namun, nasib berkata lain, dia belum terpilih saat itu.
Dia juga sebagai kapalo mudo yang dikenal luas di empat korong yang ada di Lareh Nan Panjang Barat, yakni Korong Apa, Bungin, Badinah dan Korong Toboh Karambia. Sebab, yang namanya kapalo mudo adalah orang yang tiap hari bersentuhan dengan niniak mamak dan alim ulama, punya kedudukan di tengah masyarakat.
Kepada seluruh masyarakat, Asrul Maiyulis minta untuk menjadikan Pilwana ini sebagai ajang meningkatkan pembangunan di nagari. "Gunakan hak pilih dengan mendatangi TPS yang telah ditentukan. Dan kepada seluruh calon yang maju, mari kita bersaing secara sehat dan badunsanak," ungkapnya.
Alhamdulillah, kata Asrul, dalam proses Pilwana dia mendapatkan nomor urut empat. "Pilwana bulan empat, tanggal empat, dan mari kita sukseskan nomor empat pula," sebutnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar