Senin, 12 Maret 2018

Dinyatakan Lepas dari Daerah Tertinggal Padang Pariaman Semakin Optimis untuk maju

Padang Pariaman--Menteri Pembangunan Daerah Teringgal RI, Helmy Faishal Zaini menyerahkan piagam penghargaan kepada 70 kabupaten yang telah keluar dari daerah tertinggal. Dari 70 daerah tersebut, lima kabupaten dari Sumatera Barat; Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan,  Padang Pariaman, Solok dan Sijunjung. Lewat SK nomor 141 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Yang Terentaskan, penyerahannya berlangsung di Hotel Grand Mercure, Jakarta, Senin (29/9).
Menteri PDT Helmy Faishal mengapresiasi daerah yang telah keluar dari status teringgal. Hal itu bisa tercapai karena adanya kemauan keras kepala daerah dalam peningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik. Ia pun menyadari bahwa ada kekhawatiran beberapa kepala daerah apabila telah ditetapkan sebagai daerah yang telah keluar dari daerah tertinggal mengenai dana pusat yang mengalir ke daerah tentunya akan berkurang. Namun ia berkomitmen akan melakukan pembinaan selama tiga tahun ke depan untuk pendampingan.
"Atas nama pemerintah, kita apresiasi daerah yang telah keluar dari daerah tertinggal sesuai dengan aturan yang berlaku. Dan insya allah, kita akan tetap melakukan pembinaan selama tiga tahun ke depan dengan program-program sesuai dengan potensi daerah" kata Menteri yang juga lolos sebagai Anggota DPR RI periode 2014-2019 dari PKB itu.
Dijelaskannya, pada 2010 terdapat 183 Kabupaten yang masih tergolong daerah tertinggal. Pada akhir masa jabatannya telah berhasil mengentaskan daerah tertinggal sebnyak 70 kabupaten. jadi masih ada 113 kabupaten yang tergolong daerah tertinggal.
Pada kesempatan tersebut, Helmy Faishal mendorong kepala daerah untuk memotivasi masyarakat dalam memanfaatkan lahan tidur. Jadikan lahan tidur menjadi lahan produktif, sehingga menggerakan ekonomi kreatif masyarakat untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Bupati Ali Mukhni berucap syukur atas rahmat-Nya, sehingga Padang Pariaman dinyatakan keluar dari daerah tertinggal. Prestasi ini tentunya diraih dengan susah payah seluruh stakeholders dan masyarakat yang memacu pesatnya pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, keluarnya Padang Pariaman sebagai daerah teringgal telah sesuai dengan visi misi dan prioritas pembangunan 2010-2015. Adapun visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Padang Pariaman 2010 -2015 adalah “menjadi kabupaten unggul dalam mewujudkan masyarakat yang religius, cerdas dan sejahtera”.
"Alhamdulillah, berkat kerja keras dan dukungan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat ranah dan rantau, kita dinyatakan telah keluar dari daerah tertinggal oleh Kementrian PDT. Namun selama tiga tahun kedepan akan tetap ada pembinaan dan bantuan sesuai dengan potensi daerah," kata Ali Mukhni bersama Kabag Humas Hendra Aswara.
Ali Mukhni optimis, ditetapkannya Padang Pariaman sebagai daerah yang keluar dari daerah tertinggal, Padang Pariaman semakin maju. Ia beralasan dengan adanya pembangunan mega proyek skala nasional dan internasional dengan biaya trilyunan rupiah, akan menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Seperti BP2IP, Asrama Haji, MAN Insan Cendikia, normalisasi sungai, jalan lingkar Duku-Sicincin, pelabuhan, jalur kereta api Duku-BIM, Main Stadion dan Kampus Universitas Negeri Padang. (525)
-----------------------------------------------

Diserahkan Gubernur Irwan Prayitno
Bupati Ali Mukhni Dapat Anugrah Wredatama Madya PWRI

Padang Pariaman--Rahmat Allah SWT kembali tercurah kepada Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni. Mengawali bulan Oktober 2014 ini, ia menerima penghargaan dari PWRI Provinsi Sumbar. Penghargaan diserahkan langsung Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, pada peringatan HUT PWRI ke-52 2014 di Auditorium Gubernur, Senin (1/10). Bupati Ali Mukhni menerima Anugerah Wredatama Madya dari PWRI Pusat.
Gubernur Irwan Prayitno menyatakan apresiasi, atas eksistensi PWRI dalam mengawal pemerintahan dan Pembangunan. Ia meminta dukungan untuk membangun daerah dari pamong senior. "Keberadaan PWRI sangat dibutuhkan dalam membangun daerah," kata Irwan Prayitno.
Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni tidak menyangka mendapat tanda penghargaan dari PWRI. Karena selama ini ia bekerja dan menempatkan diri sebagai pelayan masyarakat. Namun ternyata dengan kemajuan Padang Pariaman saat ini mendapatkan perhatian dari pamong senior Sumatera Barat.
"Alhamdulillah, kerja keras Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam peningkatan pembangunan dan pelayanan publik mendapat apresiasi oleh PWRI Sumbar. Penghargaan ini diperoleh atas dukungan seluruh aparatur serta masyarakat ranah dan rantau. Penghargaan dari PWRI ini menjadi motivasi bagi kami dalam bekerja melayani masyarakat dan memajukan daerah," kata Bupati Ali Mukhni.
Ia mengakui, peran PWRI sangat dirasakan kehadiraannya. Hal ini karena PWRI sebagai wadah pamong senior dalam berdiskusi dan sumbang pikiran terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan di Sumbar.
"PWRI adalah guru-guru saya. PWRI sebagai wadah pamong senior dalam menuangkan buah pikiran untuk pembangunan Sumatera Barat. Saya sering menerima masukan dari Bapak Rusdi Lubis, Pak Aristo Munandar dan masih banyak lagi. Kepada Bapak Ibu Pamong Senior jangan bosan memberikan saran dan masukkan kepada kami selaku Kepala Daerah," kata Bupati yang juga Ketua LSM Pekat Indonesia Bersatu Sumbar.
Ketua PWRI Sumbar Rusdi Lubis berharap, keberadaan PWRI dapat dirasakan manfaatnya oleh pemerintah dan masyarakat Sumbar. Adapun tema HUT PWRI ke-52 adalah PWRI mendukung kesinambungan kepemimpinan nasional, guna melanjutkan pembangunan bangsa. Ia juga mengapresiasi Gubernur Irwan Prayitno yang begitu tinggi perhatiannya kepada PWRI. (525)
------------------------------


Padang Pariaman
Pergantian Sejumlah Kepala KUA Masih Menunggu SK Kanwil

Padang Pariaman--Kemenang Padang Pariaman telah mengajukan surat permohonan ke Kanwil Kemenag Sumatera Barat, terkait pergantian dan mutasi sejumlah pejabat dilingkungan Kemenag daerah itu. Namun, SK untuk penggantian yang diajukan sebulan sebelum musim haji itu hingga sekarang belum turun.
Dari informasi yang beredar dijajaran Kemenag, ada sejumlah Kepala KUA di Padang Pariaman yang akan diganti, sebagiannya lagi diroling atau tukar tempat lantaran dinilai tak layak lagi menjabat di suatu kecamatan. Apalagi, sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Agama RI tentang nikah kawin, dimana banyak para Kepala KUA tersandung masalah di lapangan.
Namun, upaya untuk mengganti tersebut masih harus terhalang. Pihak Kanwil belum mengeluarkan SK-nya. Mungkinkah ada permainan, atau semacam bekingan orang-orang Kanwil terhadap pejabat KUA demikian? Entahlah. Yang jelas, untuk jadi pejabat tentu penuh dengan intrik politik, dan segala macamnya.
Kepala Kemenag Padang Pariaman, H. Masrican Tuanku Maharajo Basa saat ditanya mengaku telah lama menaikan SK tersebut. "Sebulan sebelum Pak Kanwil Syahrul Wirda berangkat ke Mekkah, kita telah antarkan surat itu ke Padang," kata dia.
"Sekarang dia masih di Tanah Suci. Tentu kita tunggu dulu dia balik. Dan kita berharap, apa yang kita ajukan itu bisa dipenuhi, sesuai tuntutan daerah itu sendiri. Dan memang, soal mutasi dan rotasi hal yang biasa dilingkungan Kemenag," ungkapnya.
Secara rinci, Masrican tak mau menyebutkan Kepala KUA mana saja yang akan diganti diantara 17 Kepala KUA yang ada di Padang Pariaman itu. "Ya, kita tunggu saja keputusannya. Sebab, kita hanya mengusulkan. Sedangkan keputusan tetap berada di tangan Kanwil Kemenag Sumbar," katanya. (525)
-----------------------------------------------------------------

Di Padang Pariaman
Peserta Qurban Meningkat, Shalat Id Tiga Angkatan

Padang Pariaman--Musim Idul Adha tahun ini, Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung menyembelih 11 ekor sapi qurban. Sesuai tradisi yang berlaku di masjid yang terletak di pinggir jalan utama Padang-Bukittinggi itu, hewan qurban sebanyak itu disembelih, Sabtu usai shalat Id versi Muhamadiyah.
Ketua Pengurus Masjid Mujahidin Azminur kepada Singgalang menyebutkan, bahwa harga untuk satu qurban tahun ini sebanyak Rp1,6 juta. "Semua peserta qurban adalah masyarakat Lubuk Alung, baik yang berada di rantau, maupun yang tinggal di kampung," kata dia.
Azminur yang juga Camat Lubuk Alung itu menyebutkan, bahwa qurban itu akan dibagikan kepada yang berhak menerima di seputaran Lubuk Alung. "Hingga kini kita masih menerima peserta yang akan melakukan ibadah qurban di masjid ini," ungkapnya.
Surau Mansi
Sementara di Surau Mansi Simpang Galagang, Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung meskipun tidak dilakukan shalat Idul Adha disana, yang namanya penyembelihan hewan qurban tetap dilakukan.
Menurut Yusri Rizal, pengurus surau itu, seluruh jamaah Surau Mansi melakukan shalat Id-nya di Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sabtu depan. Dan itu telah lama dilakukan, bahwa untuk shalat tahunan, yakni Idul Fitri dan Idl Adha, jamaah Surau Mansi ikut dengan Masjid Taqwa Muhammadiyah di Pasar Pakandangan.
"Tahun ini, hewan qurban yang telah masuk daftar di Surau Mansi sebanyak enam ekor sapi dan empar ekor kambing. Harga untuk satu qurban senilai Rp1,6 juta. Ini jumlah sementara. Dan kita masih menerima masyarakat yang ingin memberikan qurbannya lewat surau ini," kata dia.
Masjid Muhajirin Koto Buruak
Sedangkan di Masjid Muhajirin Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung hingga saat ini telah masuk enam ekor sapi qurban. Sesuai aturan, satu sapinya untuk tujuh orang peserta. Beda dengan masjid lainnya, di masjid ini harga satu qurban senilai Rp1,7 juta.
Bustami Datuak Rangkayo Mulie, Imam masjid itu kepada Singgalang menyebutkan, bahwa qurban tahun ini lumayan banyak dari tahun lalu. "Tentu ini semakin tingginya kesadaran masyarakat tentang pentingnya berqurban tersebut. Kemungkinan akan bertambah peserta qurban menjelang pelaksanaan shlata Id, Minggu depan, ada nampaknya," kata dia.
Sepertinya di Padang Pariaman pelaksanaan shalat Idul Adha tahun ini berlangsung tiga angkatan. Pertama Muhammadiyah yang telah menetapkan pada Sabtu. Sedangkan yang ikut pemerintah, ya Minggu-nya. Kemudian, yang aliran kampung yang dikenal dengan penganut paham Syatthariyah, Senin baru melakukan shalat Id.
"Insya Allah, kita Senin melakukan shalat Id. Itu sesuai ajaran dan petunjuk yang telah disampaikan kepada semua jamaah Syatthariyah di masjid-masjid yang berbasis ajaran demikian," kata Syafri Tuanku Imam Sutan Sari Alam, Ketua Majelis Zikir Syatthariyah Istiqamah Padang Pariaman. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar