Selasa, 27 Maret 2018

Padang Pariaman Agar yang Pintar Tidak Sombong Jadikan Sekolah Tanpa Diskriminasi

Padang Pariaman--Sebagai upaya memajukan sektor pendidikan, Pemkab Padang Pariaman telah melakukan berbagai terobosan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Kondisi demikian merupakan suatu keharusan, apalagi Bupati H. Ali Mukni juga mantan seorang guru. Dengan kata lain, sektor pendidikan harus berkembang sesuai dengan keinginan bersama.
    Untuk mencapai kondisi tersebut tentu butuh dukungan semua pihak, mulai majelis guru yang melakukan proses belajar mengajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tak terkecuali jajaran Disdikbud. Mereka semua wajib memiliki komitmen bersama memajukan dunia pendidikan tanpa ada embel-embel di baliknya.
    Atas dasar itulah, Kepala Disdikbud setempat, Rahmang menyatakan tekadnya menjadikan semua sekolah di Kabupaten Padang Pariaman sebagai sekolah bagi para juara. “Ini adalah program tentang sekolah tanpa diskriminasi, artinya dalam sekolah semua siswa-siswi akan diperlakukan sama dengan prinsip kesetaraan dan keadilan," ujarnya.
    Jadi, lanjut dia, semua guru diharapkan menggali dan mengembangkan potensi masing-masing siswa dan siswi. "Guru wajib memperlakukan sama semua murid SD dan siswa SMP dalam daerah ini. Tidak boleh ada lagi cap atau pengkotak-kotakan: ini anak yang pintar, ini anak yang bodoh. Sebab masing-masing anak adalah istimewa dengan bakat dan keahlian yang dimilikinya," ungkap Ramang.
    Artinya, semua guru yang melakukan proses mendidik dan mengajar di sekolah-sekolah wajib mengetahui kondisi masing-masing siswa atau murid. Guru wajib menerapkan pola tersebut untuk kemajuan bidang pendidikan, sejalan dengan visi Bupati Ali Mukhni.
    Sekolah bagi para juara ini, katanya lagi, akan diwujudkan antara lain melalui upaya menciptakan lingkungan kondusif yang akan berdampak terhadap kenyamanan proses belajar – mengajar. Yaitu lingkungan yang bersih dan hijau (green school), aman dan tertib, di samping mampu mengakomodir rasa ingin tahu peserta didik terhadap berbagai hal yang diminati.
    Dalam lingkungan sekolah bagi para juara ini, para guru harus terus merangsang anak-anak didik untuk berani mengemukakan pendapat atau bertanya tentang sesuatu hal tanpa takut salah, meski tetap dalam jalur etika dan sopan santun terhadap guru.
    Selain itu, perlu peningkatan literasi peserta didik dengan mengoptimalkan fungsi perpustakaan sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku bacaan umum, selain buku pelajaran. Membaca buku minimal 15 menit sehari bisa dilakukan dengan teladan dan motivasi dari para guru di sekolah.
    Hal yang tidak kalah penting, jelas Rahmang, adalah memberikan pelajaran ekstrakurikuler di bidang seni budaya seperti indang maupun silek tradisional. Sebab, melalui seni dan budaya bisa diajarkan perilaku dan budi pekerti yang baik, sopan-santun kepada yang lebih tua secara non-formal.
    Terkait hal itu, Rahmang pun mengingatkan, perlu adanya pelatihan bagi para guru sekolah, yang bisa disesuaikan dengan program, sasaran maupun kebutuhan di sekolah masing-masing. Optimalisasi peran guru Bimbingan Konseling (BK) layak jadi perhatian sehingga dapat mengurangi kenakalan, sifat egois serta sifat peserta didik yang kurang baik.
    Ia juga meminta pihak sekolah melibatkan para alumni yang berprestasi. Hal ini bisa dilihat dari data sekolah. Alumni yang mempunyai kompetensi misalnya bisa diundang ke sekolah tersebut untuk memberikan motivasi bagi anak didik sehingga bisa menjadi sukses seperti mereka. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar