Minggu, 04 Maret 2018

Memilih Karena Uang Dilarang Dalam Agama

Muslim Caleg PPP
Jadikan Jamaah Masjid dan Surau Sebagai Basis

Enam Lingkung--Jelang pesta demokrasi 9 April, berbagai cara dan trik  dilakukan para caleg DPRD Padang Pariaman. Ada yang menggelar  orgen tunggal, membagikan baju kaos, jilbab, dan ada yang membuat acara syukuran di rumahnya.
Berbeda dengan Muslim, calon anggota DPRD Padang Pariaman di Dapil III. Cara yang dilakukanya, adalah sosialisasi dan bertemu konstituen, mengunjungi masjid, surau yang ada di wilayah yang meliputi Kecamatan Ulakan Tapakis, Nan Sabaris, Enam Lingkung, 2x11 Enam Lingkung, dan 2x11 Kayutanam.
Menurutnya, cara seperti ini lebih efektif dan efesien  daripada melakukan sosialisasi yang wah. "Bukan berarti  sosialisasi ke kedai-kedai dan ke rumah-rumah warga tidak dilakukan. Seperti ini perlu dan penting juga dilakukan. Sebab, saat ini masyarakat sudah cerdas dan bisa mengambil pengalaman  dari Pemilu yang sudah-sudah," ucap Muslim, caleg PPP ini.
Setiap shalat Subuh Muslim selalu keluar rumah, melakukan shalat berjamaah bersama warga di surau. "Usai shalat berjamaah  saya bercerita bersama jamaah. Saya perkenalkan diri, ikut-serta jadi caleg. Berharap sekali doa dan dukungan dari jamaah," ujar Muslim. (525)
---------------------------------------

PMII dan Imapar Sosialisasikan Caleg Siti Rodiah
Masih Ada Anggota DPRD Pariaman tak Bisa Ngomong

Pariaman--Aktifis perempuan perlu didorong untuk maju menjadi anggota legislatif agar dapat menyalurkan aspirasi kaum perempuan. Dengan alasan itu, puluhan aktifis mahasiswa sosialisasi caleg perempuan; Siti Rodiah di daerah pemilihan 2 Kota Pariaman, meliputi Kecamatan Pariaman Timur dan Pariaman Selatan yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa.
Koordinator lapangan, Pedriansyah, Kamis (3/4) di Pariaman menyebutkan, aktifis mahasiswa yang turut mensosialisasikan Rodiah tergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (Imapar). "Secara organisasi, kedua organisasi memang tidak ada kaitannya dengan partai politik tertentu yang menjadi peserta Pemilu 2014. Baik PMII maupun Imapar tidak ada kaitannya dengan partai politik," kata Pedriansyah.
Rodiah dinilai bisa mewakili kaum perempuan muda yang merupakan pemilih cukup banyak. Rodiah aktif di berbagai organisasi antara lain, Ketua Forum Silaturrahmi Gerakan Mahasiswa Kota Pariaman (FOSGEMAP), Pembina Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (Imapar) IAIN Imam Bonjol Padang, Sekretaris Lembaga Seni Budaya Muslimin (Lesbumi) Kota Padang, Sekretaris Kopri PMII Kota Padang, Bendahara Umum Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gema Saba) Sumbar, Bendahara Umum Pemuda Islam (PI) Sumatera Barat.
"Dengan pengalaman  berorganisasi tersebut, Rodiah diharapkan mampu menyuarakan aspirasi perempuan. Sebagai aktifis muda, Siti Rodiah tentu punya akses yang sudah terbina dengan baik di tingkat Kota Padang, Sumatera Barat bahkan di tingkat nasional. Beberapa kegiatan berskala nasional sudah pernah diikutinya," kata Pedriansyah salah seorang mantan Ketua Bidang Bakat dan Minat Imapar ini.
Pihaknya prihatin, adanya anggota DPRD Kota Pariaman yang tak pernah bicara sedikitpun, menyampaikan aspirasi rakyat hingga masa jabatannya akan berakhir. Itu terjadi karena anggota DPRD tersebut tak pernah berorganisasi dan aktif kegiatan kemasyarakatan. Jangankan memimpin rapat, bersuara saja tak bisa.
Berangkat dari kondisi tersebut, aktifis mahasiswa PMII dan Imapar mensosialisasi Siti Rodiah. "Kami ingin kader PMII dan Imapar ini menjadi wakil rakyat. Dalam mensosialisasikan caleg Rodiah, kami tidak memberikan uang, sesuatu atau menjanjikan sesuatu. Kami pun punya kewajiban mensosialisasikan dan memenangkan Siti Rodiah yang maju di partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar, Menakertrans RI ini," ujarnya.
Siti Rodiah menyebutkan, niatnya maju menjadi caleg di PKB agar dapat bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Rasa ingin mengabdi menyampaikan aspirasi rakyat merupakan alasan utama menjadi caleg. "Pengalaman berorganisasi selama mahasiswa, mudah-mudahan menjadi bekal untuk berkiprah di legislatif nantinya. Saya memang tak janji apa-apa pada konstituen, yang penting berbuat untuk masyarakat," ujarnya. (525) 
-------------------------------------------

Di Padang Pariaman
Cuaca Ekstrim Pengiriman Logistik Pemilu Agak Terkendala

Padang Pariaman--Suasana ekstrim akhir-akhir ini di Padang Pariaman membuat pengiriman logistik Pemilu 9 April sedikit tertunda untuk sampai ke lapangan. KPU daerah itu memastikan, dua hari kedepan semua logistik demikian sampai di tengah masyarakat.
Zulhijasmar, Devisi Logistik KPU Padang Pariaman, kemarin kepada Singgalang menyebutkan, logistik untuk Dapil I dan II sudah sampai. Hari ini jadwalnya menyelesaikan di Dapil III. "Memang, suasana hari penghujan pengantaran logistik sedikit tertunda," kata Apung, panggilan akrap Zulhijasmar.
Dia mengaku, ada sejumlah titik di Kecamatan IV Koto Aua Malintang yang merasa sulit mengantarkan logistik. Itu karena keterisoliran wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Agam tersebut. Namun, pengantaran kesitu tetap berjalan aman dan terkendali.
"Dalam jadwal yang telah disusun, Sabtu ini logistik diantar ke Dapil IV yang meliputi Kecamatan Lubuk Alung, Sintuak Toboh Gadang, dan Kecamatan Batang Anai. Jumlah surat suara yang diturunkan, adalah dua persen lebihnya dari DPT yang ada di kecamatan terkait," sebut Apung.
Surat panggilan
Hingga ini hari, sebagian besar masyarakat Padang Pariaman belum menerima C-6 atau surat panggilan untuk memilih Rabu besok. Ketua KPU Padang Pariaman Vifner menyebutkan, paling lambat H-3 semua surat panggilan telah sampai ketangan pemilih.
Ketua PPK Kecamatan Lubuk Alung Yardi mengaku, semua C-6 untuk wilayah kerjanya telah diturunkan ke semua KPPS yang ada. Petugas KPPS itulah yang akan membagikan langsung kerumah masyarakat.
Kepada petugas demikian, Ketua KPU Vifner menekankan pentingnya C-6 itu sampai ke tangan pemilih. "Kalau masyarakat sedang lagi tak dirumah, tolong pastikan dan titip sama tetangga dekatnya. Sebab, hal itu akan menimbulkan pro dan kontra di kemudian hari," tegas dia. (525)
----------------------------------

Memilih Karena Uang Dilarang Dalam Agama

Pariaman--Wakil Ketua Komisi I DPRD Padang Pariaman, Masrizal mengajak masyarakat Piaman untuk menolak hal-hal yang berbentuk sogok, memilih karena iming-iming pemberian uang dalam suasana pesta demokrasi saat ini.
Calon anggota DPRD Sumbar dari PPP ini menilai, perbuatan demikian sangat dilarang dalam agama. Baik yang memberi maupun orang yang menerima sogok itu sendiri, sama-sama dibenci Tuhan. Pilih sajalah calon sesuai petunjuk hati sendiri.
"Piaman adalah daerah basisnya agama. Tersebut syarak mandaki, adat manurun. Bila kita memilih karena pemberian materi dari sang calon, itu sama saja kita menyuruh calon itu jika terpilih untuk melakukan perbuatan korupsi," tegas Masrizal, calon dengan nomor urut dua di Dapil II itu.
Masrizal menilai, dalam situasi perpolitikan saat ini hal demikian sangat mudah terjadinya ditengah masyarakat. Banyak efek yang timbul, bila masyarakat memilih hanya karena iming-iming sesaat.
Untuk ini, Masrizal mengajak semua calon anggota dewan terhormat untuk melakukan yang terbaik ditengah masyarakat. Bersaing secara sehat. Soal terpilih atau tidak, sepenuhnya masyarakat pemilih yang punya hak dalam masalah itu. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar