Minggu, 03 Januari 2016

Merasa tak Ditanggapi, AMMUAK Piaman Laweh Kembali Menggelar Aksinya

Soal Galian C Lubuk Alung
Merasa tak Ditanggapi, AMMUAK Piaman Laweh Kembali Menggelar Aksinya

Lubuk Alung--Hingga saat ini, sudah sepekan lamanya Aliansi Masyarakat Menggugat Perusak Lingkungan (AMMUAK) Piaman Laweh menyuarakan aspirasinya, tentang tuntutan penghentian usaha tambang galian C di Lubuk Alung. Tuntutan yang disampaikan melalui aksi demi dan unjuk rasa secara berjenjang dari bawah dan berakhir di Kantor Bupati Padang Pariaman, di Parit Malintang itu hingga saat ini, belum ada realisasinya.
    Jasman Jay, Koordinator AMMUAK Piaman Laweh kepada Singgalang memastikan, pihaknya Selasa (5/1) ini kembali melakukan aksi yang sama, dan diharapkan jumlah peserta lebih banyak lagi dari demo pekan lalu. "Walinagari dan Ketua KAN Lubuk Alung, Bupati Padang Pariaman kita kasih waktu tiga kali 24 jam untuk menuntaskan persoalan demikian. Namun, sepertinya aksi kita bagaikan angin lalu," ujar dia.
    Menurut Jasman Jay, aksi ini dilakukannya sekaitan semakin parahnya sumber kehidupan masyarakat yang notabene banyak bergantung di lahan pertanian. "Akibat usaha tambang, ratusan masyarakat, khususnya petani telah kehilangan ratusan bahkan ribuan hektare lahan sawah, oleh hempasan Sungai Batang Anai, banjir dan longsor," katanya.
    Kemudian, lanjut Ketua Karang Taruna Nagari Lubuk Alung ini, hampir seluruh infrastruktur jalan rusak parah dan hancur. Bahkan, pusat aliran air untuk Irigasi Anai I sudah mulai ada yang ambruk akibat longsor sebulan yang lalu. "Nah, sudah saatnya aksi usaha galian C dihentikan, demi untuk menyelamatkan masyarakat banyak," ungkapnya.
    Dalam melakukan aksinya itu, ujar Jasman Jay, pihaknya juga melibatkan masyarakat yang merasa dirugikan oleh usaha galian C demikian. Mulai dari masyarakat Balah Hilia, Koto Buruak, Singguliang, Sungai Abang, Salibutan, Pasie Laweh. Semua masyarakat di korong dan nagari tersebut, adalah yang paling parah terkena dampak dari galian C. "Musim hujan, jalan berlumpur di depan rumahnya. Musim panas kabut berterbangan yang sangat membahayakan bagi kesehatan masyarakat, ulah truk pengangkut hasil galian yang tiap sebentar bersileweran," tegas dia.
    "Di samping itu, kita juga melibatkan ormas dan OKP yang ada di Padang Pariaman," katanya. Mulai dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indenesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Piaman Raya (IMAPAR), Gerakan Mahasiswa Kosgoro, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pemuda Muhammadiyah, Sekber PA, Karang Taruna Lubuk Alung, LSM Gerakan Nagari Bangkit, LSM Gerakan Anak Nagari, Lima Citra, dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Empat Nagari.
    Secara tertulis, Asisten I Setdakab Padang Pariaman Anwar berjanji menyampaikan semua unek-unek masyarakat tersebut, yang disampaikan oleh AMMUAK melalui aksi demonya. "Kita akan sampaikan ke Pejabat Bupati untuk mencabut semua  izin usaha galian c, dan menghentikan semua penambang yang menggunakan alat berat," tulisnya.
    Di samping itu, Anwar segera melakukan rapat dan pertemuan tekhnis, terkait persoalan demikian dengan pihak-pihak yang dianggap penting. (501)   
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar